"Eh, syah.." panggil Elsya Namira sahabat aisyah, membuat Aisyah yang sedang memasang sepatu setelah menunaikan sholat dhuhur mendongak."hmm" gumam Aisyah seraya beranjak.
"udah seles kan? Temenin gua makan dong. Udah lapar bat nii.." kata Namira dan merangkul Aisyah.
"geez.. Lo baru makan 3 donat gua deh perasaan. Udah lapar aja. Itu perut ato karung gandum?"ujar Aisyah. Pasrah dirangkul oleh sahabatnya yang suka seenaknya itu.
"duuh, itu gak mengenyangkan" jawab Namira.
Mereka saling berangkulan di koridor kampus.
"Sya..." panggil seseorang. Membuat mereka berdua serempak berbalik dan menjawab.
"ya!"
"eh, sayang. Kelas kamu udah selesai?" tanya Namira begitu sadar itu adalah Evan Giovani ranendra. Pacarnya.
"udah ni yang.." jawab Evan sambil tersenyum menawan.
"Geez... Bisa gak sih lo manggil pacar lo ira ato namira. Jadi, gua gak usah repot-repot balik." timpal Aisya kesal. Pasalnya, karna nama aisyah dan elsya yang hampir sama mereka jadi sering bingung kalo ada orang yang manggil mereka pakai 3 huruf terakhir dari nama mereka itu.
"yee.. Lagi PMS ya buk. Gitu aja sewot" ejek Evan.
"ha-ha-ha" tawa Aisyah garing. "untung gua lagi gak, van. Soalnya, pas PMS gua nampar orang kalo kesel" lanjutnya.
"hiiss.. Galak banget. Sukur lo make jilbab ya Syah. Jadi keliatan lembut. Coba kalo gak, keliatan deh taringnya" ejek Evan lagi.
"apa lo bilang?!!" ucap Aisya marah.
"hei, udah dong. Gua lapar banget nii" Kata Namira dan menarik Evan dan Aisyah berjalan.
"pacar lo tuuh" kata Aisyah
"sobat kamu tuh yang" kata Evan.
"duuh, lo bedua. Gua sabungin niih. " balas Namira.
"Ayam kali ra, disabungin" kata Aisyah.
---
"pelan-pelan kali Syah makannya. Gak akan kita rebut kok" ujar Namira.
"iyadeh. Perasaan yg merengek lapar. Elsya-ku. Tapi, elo yang nge-gas" timpal evan.
"bodo amat. Mulut gua ini." balas Aisyah tak peduli.
Huaah.. Kayaknya memang benar apa kata evan tadi. Untung Aisyah pakai jilbab jadi keliatan anggunnya. Kalo gak, ckckck(geleng-geleng).
"assalamualaikum Sya.." sapa seorang cowok yang tiba-tiba saja sudah duduk disamping aisyah.
"wa-. Uhuk" jawaban salam aisyah terpotong oleh batuknya karena tersedak.
"eh Sya.. " cowok itu berinsiatif untuk mengelus punggungnya. Tapi diinterupsi tangan Aisyah yang diangkat ke atas. Sebagai tanda 'jangan sentuh'. Dan diikuti oleh cowok itu.
"mangkanya. Pelan-pelan kalo makan. Udah kaya kereta express aja lo." kata Namira sambil memberikan segelas air.
"hehe.." cengirnya. "waalaikumsalam dit" lanjut aisyah menjawab salam dari dito.
"emm.. Maaf ya syah. Karena mau jawab salam dari aku kamu ampe keselek gitu." kata Dito gak enak.
"oh. Santai aja elah. Gua jawab imbasnya ke gua juga kok. Kan dosa kalo gak jawab salam"cengir Aisyah paksa.
Dito sempat menghela napas sebentar, dan itu disadari oleh Evan dan Namira. Sebenarnya Aisyah juga menyadarinya, tapi dia pura-pura gak tau. Dito menghela napas karena Aisyah berbicara dengannya masih pake lo-gue. Sedangkan dia sudah pake aku-kamu. Jadi, berasa gak dimakan umpannya. Pikir Dito masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi dan Aisyah
Romance"syaah.." "apaansih, jangan megang. Bukan muhrim" "huufftt. Susah ya suka sama cewek alim" "heh, gua gk alim yaa. " "lah, trus apa?" "cuman takut dosa" God, it's the same thing. -_- Verania Aisyah Paraswati, seorang mahasiswi teknik yang bisa dibil...