Jam menunjukan pukul 7 malam. itu artinya sudah 4 jam Habibi menunggu. tetap duduk di meja terdepan yang dekat dengan kasir.
ada yang beda dari Aisyah. dia tau itu. Aisyah entah kenapa tengah marah. marah padanya. oh astaga, ada apa? apa salah gua? otak bodoh, ingatlah. tolong. batin Habibi frustasi.
sejak tadi Habibi berusaha untuk mendekati Aisyah. berusaha berbicara dan minta penjelasan. yang setelah berkali-kali diabaikan akhirnya Aisyah berbicara. berbicara hal yang sangat menambah tekanan di dadanya.
"Ah, if i love somebody except you. This will not be so suffering like now. Sulit Bi". kata Aisyah. dengan wajah yang menunjukkan kelelahan.
Apa?!! apa??? apaaaaa?? Lu ngelakuin apa goblok. maki Habibi pada dirinya sendiri. raut wajah Aisyah membuatnya takut.
"Hati-hati Syah.." seru Udin keras.
membuat Habibi yang sedang menunduk frustasi mendongak dan melihat Aisyah yang sedang berjalan keluar cafe.
hal itu lantas membuat Habibi berdiri dan tergesa-gesa mengejar Aisyah.
"Ca.. Ca. tunggu" serunya keras di saat mereka mencapai tempat parkir cafe yang sedikit lengang.
Aisyah berhenti dan berbalik menatapnya.
"apa lagi?" tanya Aisyah pelan. dan lagi, Aisyah terlihat memejamkan mata sambil mengerutkan kening seperti kesakitan tiap menatapnya.
"Ca. kenapa?" tanya Habibi putus asa. raut frustasi begitu kentara di wajahnya. dan dapat dilihat jelas oleh Aisyah. tentu saja hal itu membuat sisi bucinnya Aisyah keluar. dia menghembuskan napas sambil memejamkan mata, mencoba mengusir bayang-bayang suara Habibi yang...
"Bi, gini. kayanya kita ngejauh dulu aja ya? gak usah kayak gini. lagian takutnya orang-orang salah paham" jelas Aisyah pelan.
Mendengar penjelasan Aisyah Refleks Habibi menggeleng keras. "Gada. ngejauh paan? gamau. apanya yang salah paham?" kata Habibi.
Aisyah kembali memejam "orang mikir kita punya hubungan Bi" jelas Aisyah lagi. wajahnya menunjukan kesedihan. Oh ya Allah, kok jadi kayak drama sih kisah cinta gua. pikir Aisyah sedih.
Habibi lantas membalas " memang kita punya hubungan kan? kamu calon istri aku. ini aku lagi taarufin kamu Ca. lagian bagus kalau orang-orang sadar kalo kamu memang udah aku tandain. biar cowok-cowok gatel gausah deketin kamu lagi. "
Napas Habibi tersengal-sengal. dia gamau. gamau untuk menjauhi Aisyah. dia sengaja menunjukan kedekatannya, menunjukan keseriusannya pada Aisyah, selalu mengikuti Aisyah kemanapun Aisyah pergi agar laki-laki lain tau bahwa Aisyah adalah miliknya. bahwa mereka sudah tidak memiliki kesempatan untuk mendekati Aisyah.
"ta'aruf? gada ta'aruf yang lama kek gini Habibi. udahlah ya, kamu-" kalimat Aisyah tertahan, dia mencoba menahan tangis. "kamu mungkin gak cocok sama-"
"Diam!!" kata Habibi marah. demi tuhan, dia sudah tahu dengan sangat jelas bahwa dia tidak cocok dengan Aisyah. semua orang mengatakan itu. semua orang. kecuali Aisyah. Namun, kenapa sekarang Aisyah yang mengatakan kata terkutuk itu?!
"ada apa ini?" tanya suara berat yang tiba-tiba saja terdengar di antara mereka. membuat Aisyah dan Habibi lantas menoleh.
Rasyid. dosen Aisyah yang memang sedang ingin memulai pendekatannya pada Aisyah ingin berpura-pura tak sengaja lewat dan akan menawarkan tumpangan pada Aisyah. setelah beberapa menit menunggu, dilihatnya Aisyah keluar namun tidak sendiri. dibelakangnya terlihat Habibi, anak pemilik kampus tempat dia bekerja mengikuti Aisyah dan selanjutnya mereka seperti bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi dan Aisyah
Romance"syaah.." "apaansih, jangan megang. Bukan muhrim" "huufftt. Susah ya suka sama cewek alim" "heh, gua gk alim yaa. " "lah, trus apa?" "cuman takut dosa" God, it's the same thing. -_- Verania Aisyah Paraswati, seorang mahasiswi teknik yang bisa dibil...