"Berpura-puralah kalau kita tidak kenal dan kita tidak berteman. Jangan sapa aku saat disekolah. Ini adalah yang terakhir kalinya." Ucapnya dan Jihoon pun berlari ke pinggir jalan untuk menaiki taksi.
Saat di dalam taksi, Jihoon tak henti-hentinya meneteskan air mata. Dia menangis tersedu-sedu karena hanya untuk melihat laki-laki yang telah bersama nya tadi saja hatinya langsung sakit bagaimana menghabiskan hari-hari esok bersamanya, dia tidak akan kuat.
Sedangkan Jinyoung hanya termenung sepanjang perjalanan pulang. Dia terus bertanya-tanya mengapa Jihoon selalu menghindarinya dan dia tidak menyangka dia ditolak bahkan sebelum Jinyoung benar-benar mengerti dengan perasaannya sendiri. Karena ada rasa bahagia, saat Jinyoung melihat senyum manis Jihoon. Ada rasa sedih, saat senyum manis Jihoon bukan untuk Jinyoung. Dan ada rasa ingin memiliki, saat Jinyoung berada di dekat Jihoon.
--
Hari-hari berlalu semenjak kejadian malam itu, Jinyoung dengan sekuat hati mencoba untuk menjaga jarak dengan Jihoon karena dia tidak ingin membuat Jihoon merasa tak nyaman. Begitupun dengan Jihoon, dia selalu menghindar saat dia melihat atau akan berpapasan dengan Jinyoung. Dia bahkan selalu membuat alasan untuk tidak menemani Guanlin latihan basket.
"Hyung, kau akhir-akhir ini tidak bersemangat. Ada masalah apa?" Tanya Seonho.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya kangen orang tuaku." Jawab Jihoon.
"Susul ke New York saja hyung, sekalian liburan." Ucap Guanlin.
"Mereka saja tidak rindu dan tidak ada niatan menjengukku, untuk apa aku kesana." Jawab Jihoon.
"Hyung jangan kesana sendiri, ajak kita-kita juga jadi nanti hyung tidak akan kesepian, haha." Ucap Seonho sambil mengunyah makanannya.
Mereka sedang berada di cafetaria sekolah, karena Jihoon tidak membawa bekal dan dia tidak ingin mati kelaparan. Jihoon sebenarnya tidak peduli dengan kedua orang tuanya yang bekerja di New York, karena mereka tidak mengijinkan Jihoon untuk bersekolah disana. Dia tinggal berdua bersama kakak laki-lakinya dengan sesekali kakek neneknya menjenguknya.
Kedua orang tua Jihoon memiliki alasan yang tepat, karena mereka tidak ingin Jihoon memiliki pergaulan bebas di Amerika, dan mereka percaya jika sistem pendidikan di Korea tidak kalah bagusnya dengan di Amerika. Setelah memiliki perdebatan dan perselisihan yang panjang, orang tua Jihoon pun mengijinkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di New York.
Berbeda dengan kakaknya yang telah memiliki jalannya sendiri, kakaknya adalah seorang trainee dari salah satu agensi besar di Korea. Dia mendengar dari kakaknya kalau kakaknya akan segera debut dan itu membuat Jihoon bahagia. Dia mendukung apapun yang kakaknya pilih untuk hidupnya.
"Guys!" teriak Euiwoong dan membuat Jihoon membuyarkan lamunannya.
"Band kami, akan tampil di lomba band tahunan yang diadakan oleh Victory High School, datang dan dukung kami ya." Ucap Hyeonseob dan menyerahkan selembar poster untuk dilihat oleh ketiga laki-laki itu.
"Hari sabtu ya, biasanya Saussage Pink latihan hari sabtu." Kata Seonho.
"Tenang, Woojin bilang latihan dialihkan ke Victory jadi kalian harus menonton kami sebagai gantinya." Kali ini Daehwi yang menjawab.
"Pokoknya, kalian sudah resmi menjadi bagian dari Eclipse." Kata Samuel percaya diri.
"Eclipse?" tanya Jihoon.
"Eclipse adalah nama fans untuk band kami, Shooting Star." Jawab Euiwoong.
"Sip! Aku nomer satu anggota Eclipse!" teriak Seonho yang membuat mereka tertawa.
"Sudah dulu ya kami harus membagikan ini ke yang lain." Ucap Daehwi dan mereka kemudian pergi untuk membagikan informasi.
--
Bel pulang telah berbunyi, Jihoon menghela nafas lega dan bersiap-siap ingin pulang, namun si ketua kelas Hyeonseob meminta bantuan Jihoon untuk membantunya membawa buku tugas para siswa karena di perintah oleh guru sastra mereka. Sesampainya di ruang guru, Mr. Ong mengucapkan terima kasih karena telah membantu mereka. Mereka kemudian keluar dari ruang guru.
Dari sisi seberang, tampak Jinyoung sedang berhadapan dengan guru musiknya Mr. Jaehwan. Dia terus menganggukkan kepalanya saat Mr. Jaehwan berbicara. Dari manik matanya, dia melihat Jihoon keluar dari ruang guru. Jinyoung segera berlari sesaat setelah menyelesaikan urusannya dengan Mr. Jaehwan.
Jinyoung memegang jemari Jihoon yang menggantung bebas di udara dan menariknya, membuat Jihoon memutar badannya dan berhadapan dengan Jinyoung.
"Ayo kita ke atap." Ucap Jinyoung, tanpa persetujuan Jihoon dan membuat Jihoon memberontak ingin melepas genggamannya.
"Aku harus pulang." Ucap Jihoon beralasan.
"Kita bisa pulang bersama." Jawabnya singkat.
Saat sampai di atap, Jinyoung memegang kedua bahu Jihoon dengan kedua tangannya. Meminimalisir pergerakan Jihoon karena cengkramannnya sangat kuat. Kedua mata mereka bertemu, untuk sesaat mereka larut dalam pandangan masing-masing.
"Hyung, I have a huge crush on you. What should I do?"
•••
Siapa sih yg ga bisa jatuh cinta sama Jihoon😔😔
Hehehe kira-kira gimana ya reaksinya Jihoon? Di tolak lagi? Atau malah diterima?
Temukan jawabannya di chapter selanjutnya😂😂😂
Terimakasih buat kalian yg udah baca😁😁Alt er love
💙💚💙💚💙💚
-
--
BTW SENENG GA SIH URI WANNA ONE MAU KESINI??? SAPANEH YANG MAU DATENG??? SEMOGA KITA SEMUA BISA DATENG DAN BISA BERBAHAGIA NONTON KESAYANGAN KITA KITA YAAA✌💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of The Past // Winkdeep
Fanfiction[Completed] When you're in love with someone, do you still care about his past? ... .. . Warn: bxb, bl, yaoi, winkdeep ... .. . © Bumblebaenim 2018