Ch 24

737 105 0
                                    

A/n: flashback part will be type it like this.
--

"Jadi, bagaimana kabarmu?" tanya Mark.

Mereka sekarang berada di Coffee Bay yang berada di samping tempat les mereka. Jihoon awalnya kaget namun juga senang melihat teman masa kecilnya itu.

"Baik, bagaimana denganmu?"

"Seperti yang kau lihat." Jawab Mark sambil menyeruput minumannya.

"Sejak kapan pindah ke Seoul?" tanya Jihoon.

"Sejak kelas sebelas. Tau tidak, aku selalu berharap bisa bertemu lagi denganmu dihari pertama aku menginjakkan kaki di Seoul."

"Kenapa begitu?"

"Karena aku menyimpan banyak cerita."

--

Jinyoung dan Guanlin sekarang berada di bioskop setelah makan di restaurant ayam. Karena Guanlin kalah suit tadi, dia membeli dua tiket The Death Cure dengan dua cup soda dan satu ember besar popcorn.

"Woah, I'm so ready~" ucap Jinyoung riang.

"I'm ready for Thomas!" seru Guanlin.

Perhatian mereka terfokus pada layar lebar dengan tangan mereka yang tak henti-hentinya mengambil popcorn yang berada di pangkuan Jinyoung.

-skip karena tida ingin spoiler film hehe-

--

Sepanjang perjalanan pulang tadi Jihoon terus memikirkan cerita Mark. Bagaimana Dongbin yang sekarang berakhir menyedihkan. Dia salah satu orang yang tidak beruntung. Keluarganya yang broken home memaksanya untuk tinggal bersama ibunya. Setelahnya, masalah tak juga kunjung berhenti, dia kekurangan uang dan mengakibatkan dia harus putus sekolah. Pergaulannya yang salah juga membuat dia kehilangan masa depannya. Dia kini mengabdi menjadi bawahan preman jalanan.
Jadi semenjak SMP, Justin dan Mark selalu berdua karena mereka tidak bersama Dongbin lagi. Mereka menyadari apa yang dilakukan Dongbin itu salah, jadi mereka meninggalkan Dongbin sendiri bersama teman-temannya yang nakal.

Mark harus berpisah dengan sahabatnya ini saat SMA karena Justin harus melanjutkan sekolah di China. Dituntut ayahnya untuk mengikuti segala aturannya, Justin di didik sedemikian rupa agar dia bisa melanjutkan kuliah di London, seperti kakaknya.

Sedangkan Mark sendiri dia pindah di Seoul saat kelas 11 dan mulai hidup sendiri karena ingin melupakan masa lalunya dan memulai hidup baru sebagai Mark yang orang lain tidak tau. Meskipun dia selalu berharap agar bisa bertemu Jihoon untuk berbagi beban yang selama ini dia pendam.

Jihoon yang mengingat itu menjadi merasa sesak. Perlahan, dia rindu akan masa kecilnya yang riang. Walaupun tidak berjalan mulus, namun Jihoon merasakan kebahagiaan bersama mereka. Jihoon memang tidak suka cara Dongbin yang suka membully orang lain, namun dia tetap menganggap Dongbin itu teman yang baik.
Saat Jihoon diejek gendut, Dongbin, Justin dan Mark langsung membelanya. Mereka memang memanggil Jihoon dengan sebutan Gendut atau Gembul, tapi yang boleh memanggil dengan sebutan itu hanya mereka saja.

Sekarang Jihoon terdiam di meja belajarnya. Buku yang berserakan dia abaikan dan memilih untuk tenggelam dalam lamunannya. Dia sama sekali tidak menyalahkan Dongbin atau teman-temannya yang dulu nakal dan menjadi pembully, lebih-lebih mereka selalu mengganggu Jinyoung dulu. Dia menyalahkan kebodohannya sendiri, toh juga tidak ada yang memaksanya untuk berteman dengan mereka.

Karena kebodohannya sendiri, dia membahayakan Dongbin dan mengakibatkan Jinyoung dikeluarkan dari sekolah. Saat itu, Jihoon kelewat sebal dengan kelakuan Dongbin yang keterlaluan. Dia mencoba membuat Dongbin jera. Alih-alih berhasil membuatnya kapok untuk tidak mengganggu Jinyoung, Jihoon malah membuat Jinyoung dalam posisi berbahaya.

Shadow Of The Past // WinkdeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang