Ch 05

1.3K 214 7
                                    

Shooting Star pulang dengan membawa thropy karena mereka berhasil mendapatkan juara 1. Semua teman-teman dan pendukung Shooting Star memberi ucapan selamat untuk mereka. Saat ini festival telah berakhir dan mereka bersiap akan pulang.

Sepanjang perjalanan pulang, Jinyoung tak henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian tadi, saat Seonho melihat Jihoon bergandengan mesra dengannya. Jihoon terus menerus mengelak dan beralasan kalau dia kira Jinyoung itu Seonho. Jinyoung tak merasa sakit hati ataupun sedih karena dia merasa kalau Jihoon melakukannya dengan sengaja, dan dia hanya berpura-pura salah orang.

Jinyoung kini sedang menerima panggilan dari ayahnya, yang mengatakan akan menjemputnya pulang. Saat dia berjalan, dia melihat seorang laki-laki imut sedang berdiri gelisah. Jinyoung yang mengenalinya pun langsung menghampirinya. "Hyung menunggu siapa?" tanyanya. Laki-laki itu, Jihoon, kaget saat Jinyoung sudah berada di sebelahnya.

Jihoon lupa karena bus terakhir itu satu jam yang lalu dan ini terlalu larut, dia mencoba menghubungi kakaknya namun panggilan terus terputus, dia juga tidak mendapati taksi berlalu lalang disini. Teman-temannya pun sudah pulang duluan. Jihoon terus diam dan gelisah karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

"Hyung pulang bersamaku saja," kata Jinyoung tulus, dia bisa membaca gerak-gerik Jihoon yang kebingungan. 

"Ah tidak, aku akan menunggu kakakku." Tolaknya. 

"Menunggu sampai kapan? Apa dia benar-benar akan menjemputmu?" tanyanya. Jihoon hanya menglea napas dan menggelengkan kepalanya. 

"Sudahlah tidak apa-apa." Bersamaan dengan itu, ayah Jinyoung datang. 

Jinyoung langsung menggandeng tangan Jihoon dan membawanya ke kursi penumpang di belakang, Jinyoung kemudian duduk di kursi penumpang depan disamping ayahnya.

"Appa, bolehkan kita mengantar teman Bae dulu ke rumahnya?" tanya Jinyoung. 

Jihoon menyembunyikan senyumnya saat dia mendengar Jinyoung memanggil dirinya dengan nama Bae, sangat imut dan lucu pikirnya. 

"Tentu saja, umm.." pria itu menggantungkan ucapannya, menunggu Jihoon memperkenalkan dirinya.

Merasa paham, Jihoon kemudian membungkukkan badannya dan memperkenalkan dirinya. "Park Jihoon." ucapnya.

"Ah Jihoon. Dimana rumahmu?" tanyanya. 

"Apa tidak merepotkan?" tanyanya ragu. 

"Tentu saja tidak, aku sangat senang anakku mempunyai teman yang sopan sepertimu." Jawabnya.

Sepanjang perjalanan, Jinyoung dan ayahnya tak henti-hentinya bercanda dan saling melepas rindu bersama, karena ayahnya baru pulang dari luar kota. Ini membuat iri Jihoon yang sedari tadi terdiam melihat mereka berdua. Jinyoung yang memperhatikan Jihoon dari kaca dashboard pun mencoba membuat Jihoon tertawa dan akhirnya mereka bertiga bonding dengan Jihoon yang bercerita tentang hal-hal yang dia sukai.

"Ternyata rumahmu tidak terlalu jauh ya, Jinyoung besok berangkatlah bersama Jihoon." kata ayahnya yang membuat mata Jinyoung berbinar. 

"ah tidak usah, terima kasih. Saya biasa berangkat sendiri." Tolaknya halus. 

"Tidak usah sungkan, aku akan sangat senang kalau besok kalian berangkat bersama. Bae, bilang ke appa ya kalau Jihoon besok tidak mau berangkat bersama." Candanya, dan Jinyoung sangat bersemangat, sedangkan Jihoon sangat malu atas perlakuan keluarga Jinyoung.

--

Benar, pagi-pagi sekali Jinyoung sudah berada di depan rumah Jihoon bersama supirnya. Ya, Jinyoung masih belum cukup umur untuk mendapat surat ijin mengemudi walaupun dia sebenarnya sudah mahir menyetir. Dia beberapa kali membunyikan bel, dan yang membuka pintu adalah pembantunya, dan dia mempersilakan Jinyoung masuk.

Shadow Of The Past // WinkdeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang