Ch 28

655 114 7
                                    

Jihoon langsung menubrukkan badannya ke pelukan Woojin, menangis sesenggukan di badannya dan membuat seragamnya basah karenanya.

"It's okay, menangislah sepuasmu." Ucap Woojin sembari mengelus punggung Jihoon lembut.

Mereka duduk di tepi tempat tidur dengan posisi saling berhadapan dan bersila.

"Kalian putus ya?" tanya Woojin.

Jihoon menjawabnya dengan anggukan, "What should I do?" tanyanya.

"Pertama-tama, kau harus menceritakan semuanya kepada ku. Secara detail." Ucap Woojin.

--

Seseorang sedang menikmati angin sore diatap gedung sekolah. Dengan kedua lengan yang memegang besi pembatas, dia memanjat satu tingkat di pagar itu, membuatnya terlihat lebih tinggi. Kepalanya ia dongakkan ke atas dengan mata yang terus terpejam, benar-benar menikmati angin sore yang sejuk.

Ia telah melakukan kegiatan ini selama 20 menit, benar-benar ampuh untuk meredam stress yang dia alami akhir-akhir ini. Dia terlihat seperti sedang meditasi, sampai-sampai dia tidak menyadari ada orang lain yang ikut bergabung dengannya.

"Ahhh ternyata enak juga ya, Young." Ucap orang itu meniru posisi Jinyoung.

"Ah! Kau mengagetkanku!" seru pria itu, Jinyoung. "Gak pulang?" tanyanya.

"Supir gak jemput. Tau deh sekarang pulangnya gimana." Keluh Guanlin.

"Bareng aku aja lin,"

"Serius nih?"

"Ya masa bercanda. Haha."

Mereka kemudian menjauh dari pagar dan duduk di kursi dekat pintu.

"Young.. maafin aku ya," ucap Guanlin hati-hati.

"Buat?"

"Karena udah bikin kamu sama Jihoon hyung musuhan kayak gini. Serius deh, aku gak enak banget sama kalian."

"Gak perlu minta maaf kali, kan kamu gak salah Lin. Kalau kamu ga bilang, mungkin selamanya aku gak akan tau, dan selama itu aku bakal nyesel." Jawab Jinyoung, sebenarnya dadanya sakit saat dia mengucapkan ini, karena pikirannya langsung menuju ke satu orang itu. "Udah ah, balik aja yuk dari pada ntar ditutup gerbangnya." Sambung Jinyoung yang langsung berdiri dan pergi. Guanlin menyusul dibelakangnya.

--

"Jadi gitu Jin ceritanya." Ucap Jihoon sambil masih menangis.

"Jadi, kamu yang bikin dia dikeluarin dari sekolah?"

"Iya."

"Dulu kamu udah nyoba hindarin dia tapi dia juga terus-terusan ngejar kamu kan?"

"Iya."

"Udah, tenang aja semua pasti baik-baik aja. Mau aku bantu buat nyelesaiin masalah ini?" tawar Woojin.

"Gausah, makasih ya Jin, tapi biar aku aja yang nyelesaiin ini."

"Saran aja sih, minta maaf lagi pas habis UN dan sekarang kamu fokus aja sama UN. Jangan bikin masalah ini bikin kamu kacau."

"Iya Jin, thanks ya." Ucap Jihoon dan dia memeluk Woojin erat, "Lagian kenapa ga pernah lewat pintu depan sih?" tanya Jihoon.

"Hah? Emm, enak lewat jendela sih. Males lewat pintu soalnya pasti lama dibukanya. Di Seobie juga gitu, selalu pernah lewat jendela hehe."

"Berbakat banget ya.."

"Bakat apa?"

"Bakat buat jadi maling hehe."

"Heh sembarangan!" Woojin yang tidak terima langsung mencubit pipi gembil Jihoon, yang dicubit mengaduh kesakitan. "Btw, laper ga?"

Jihoon hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Makan yuk, delivery ya?" tawar Woojin, dan Jihoon lagi-lagi mengangguk sebagai jawaban.

"Ayam pedas?" usul Jihoon.

"Sure~"

--

Jihoon benar-benar mendengar usulan Woojin untuk fokus ke sekolahnya saja. Dia menahan diri untuk tidak memikirkan Jinyoung. lagipula selama ujian akhir siswa kelas 10 dan 11 libur harus belajar dirumah jadi mereka tidak bertemu.

Setelah ujian nasional, biasanya siswa kelas 12 secara random masuk sekolah padahal sudah tidak ada kewajiban masuk karena kbm sudah berakhir. Mereka secara tidak jelas berkeliaran di sekolah, hanya untuk sekedar bertemu teman atau mengisi waktu luang karena berdiam diri di rumah pasti sangat membosankan.

Seperti saat ini, gerombolan Jihoon berada di cafetaria sekolah, mereka terus mengobrol ini itu tentang rencana masa depan mereka. Tidak terasa ternyata sudah istirahat, para siswa mulai memasuki cafetaria dan mengantri untuk mendapatkan jatah makanan mereka.

Woojin yang melihat sesuatu dari arah pintu langsung menyenggol sikut Jihoon yang berada di depannya. Jihoon menoleh dan menampilkan pandangan bertanya. Woojin mendongakkan dagunya memberi tanda jika Jihoon harus melihat ke belakang.

Dan benar saja, Jihoon melihat Jinyoung sedang antri makanan dengan teman-temannya. Jinyoung terlihat sangat bahagia, dia tertawa lepas dengan Haknyeon dan Seonho. Saat Jihoon ingin berdiri, Woojin mencegahnya dan berkata, "Nanti aja." Dan dibalas dengan anggukan oleh Jihoon.

Sial. Pikir Jihoon, karena Jinyoung duduk jauh dan membelakanginya. Jadi Jihoon tidak bisa melihatnya. Tapi Jihoon tidak tau, kalau Jinyoung terus memandanginya –atau memandangi punggungnya. Disaat teman-temannya bercanda dan bercengkrama, Jinyoung hanya diam dan memakan makanannya dengan pandangan yang terus mengunci di punggung seseorang.

Saat Jinyoung dan yang lainnya selesai, mereka segera pergi dari cafetaria. Jinyoung pamit karena dia ingin ke toilet dulu jadi dia berpisah dengan Seonho dan Haknyeon. Jangan tanya Guanlin ada dimana, karena dia sedang mengerjakan tugas yang mengharuskannya menunda waktu makan.

Saat sampai di depan toilet, seseorang memegang tangan Jinyoung, membuatnya menoleh. Pandangannya langsung menjadi dingin, namun dia tidak berusaha melepas genggaman Jihoon.

"Kita.. bisa bicara ga?"

"Mau bicara apalagi?"

"Aku.. mau jelas—"

"Semuanya udah jelas. Dan aku sibuk, ga ada waktu." Ucapnya dan dengan perlahan melepas tautan mereka, kemudian masuk ke toilet.

Seseorang yang melihat mereka berdua masih seperti itu langsung geram.

"Bie, Jihoon ajak pergi deh kasian tuh jongkok di depan toilet kaya gitu." Ucap Woojin. Mereka bersembunyi dibalik tembok dan tadi, mereka mengintip Jihoon dan Jinyoung.

"Kok ga kamu aja sih yang?"

"Aku mau urus sesuatu dulu Bie, cepet sana ajak pergi ke perpus atau kemana gitu." Ucap Woojin dan mendorong Seobie untuk mendekat ke Jihoon.

Setelahnya Jihoon terlihat berdiri dan pergi dari toilet itu. Woojin segera masuk kedalam dan melihat Jinyoung yang sedang membasuh mukanya.

"Temui aku abis pulang sekolah di Subway yang ada di depan sekolah."

"Kalau tentang Jihoon aku ga—"

"Ga ada penolakan atau kamu bakal nyesel. Selamanya." Ucapnya final dan langsung meninggalkan Jinyoung termangu sendiri.

•••

Tebak dong Jinyoung mau dengerin Woojin ga ya?

Jangan lupa vomments nya yahh
Dan jan lupa cek works winkdeepku yg lain😘

See ya on the next chapter!

Alt er love
💙💙💙

Shadow Of The Past // WinkdeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang