Jihoon berbalik dan ternyata Jinyoung sudah berdiri berkacak pinggang dan berkata, "Seriously Jihoon?"
"Aku bisa jelaskan.." ucap Jihoon takut, dia melihat tatapan Jinyoung yang menurutnya sangat menakutkan.
Jinyoung berjalan mendekati Jihoon yang masih berdiri bersandar di pintu. Saat sudah dekat, Jinyoung menundukan badannya, membuat wajahnya sejajar dengan Jihoon.
"Apalagi sekarang? Romeo and Juliet, uh?" ejeknya.
Jihoon hanya menggigit bibirnya, gugup. Ini memang salahnya yang tidak jujur dari awal. Dan dia hanya bisa berkata maaf di dalam hatinya.
"Aku manjat pohon, jadi penyusup, ga dibolehin lewat pintu depan karena ada mama kamu? Malu punya pacar kaya aku? Atau bahkan mereka ga tau kalau kamu punya pacar?" tanya Jinyoung bertubi-tubi. Saat akan membuka mulutnya, Jinyoung berjalan menjauh dan duduk di tepi tempat tidur, mengacak rambutnya kasar.
"Sebenarnya apa artinya aku buat kamu? Apa gak ada artinya sampai-sampai kamu malu ngenalin aku ke orang tuamu? Apa selama ini kamu pikir aku gak serius? Aku tersinggung dengan sikap kamu yang kaya gini. Kamu udah tau mama papa ku, bahkan dengan Tae hyung. And you still push me away from your family?" Jinyoung terus meluapkan kekecewaannya, dia tidak habis pikir Jihoon ternyata masih menyimpan rahasia padanya.
Dipandangnya Jihoon yang masih berdiri ditempatnya, mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Perlahan Jihoon berjalan mendekat, dia melihat Jinyoung yang menundukkan kepalanya, dengan kedua tangannya yang terkepal di seprai.
Jinyoung melihat kedua kaki Jihoon yang berada di depannya. Dia tetap tidak mau mengubah pandangannya yang masih terkunci di lantai itu.
"Waktu christmas kemarin, mama papa bilang kalau aku ga boleh pacaran dulu." Ucapnya mengawali penjelasannya. "Aku udah tanya kenapa, dan mereka bilang aku harus fokus sekolah dan masuk universitas dulu. Dan kalau aku ketahuan pacaran, aku- eh bukan, kita, akan kena masalah."
Jihoon membawa tangan kanannya untuk menyentuh pipi tirus Jinyoung, dan mengangkatnya agar pandangan mereka bertemu. "Jadi daripada kita kena masalah, kita harus putus atau apapun itu, lebih baik kita aja yang tau. Tak apa kan kamu nunggu sampai aku masuk kuliah dulu? Aku janji aku akan ngenalin kamu ke orang tuaku."
Jinyoung melihat ketulusan dan kejujuran di mata Jihoon. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban iya. Jihoon pun tersenyum bahagia. Dia dengan berani, duduk di pangkuan Jinyoung dan memeluknya, membuat Jinyoung tertawa dengan tingkah imut kekasihnya itu.
Jinyoung dapat merasakan kecupan yang dilayangkan di lehernya. Jinyoung langsung memegang kedua bahunya, menarik Jihoon menjauh. "Ya! Berani-beraninya!" ucapnya pura-pura marah. Dengan sekali gerakan, Jinyoung membawa Jihoon untuk berada di bawahnya dan menghujaninya dengan ciuman-ciuman ringan yang tersebar di wajah Jihoon.
--
Suasana restoran yang berada di tengah kota Seoul malam ini cukup ramai. Terlihat pengunjung dari berbagai kalangan sedang menikmati makanan di depannya sembari membakar daging.
Begitu juga Jihoon yang berada di pojok restoran, dia sedang membolak balik daging sapi di depannya agar matang sempurna. Di depannya laki-laki bergigi gingsul itu terlihat tidak sabar untuk segera menyantap dagingnya. Di tangannya sudah ada selada yang siap-siap untuk dia makan.
"Jihoon cepat sedikit aku sudah lapar." Keluhnya.
"Ya! Ini kan belum matang sempurna. Lagian kamu kan sudah makan 2 suap tadi." Balas Jihoon.
Woojin hanya cemberut mendengar jawaban Jihoon tadi. Dia kemudian meminum minumannya dan berkata, "et, jangan protes."
"Iya iya." Jawab Jihoon. Tangannya dengan lincah memotong daging yang sudah matang itu menjadi bagian-bagian kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of The Past // Winkdeep
Fanfic[Completed] When you're in love with someone, do you still care about his past? ... .. . Warn: bxb, bl, yaoi, winkdeep ... .. . © Bumblebaenim 2018