"We need to talk. Let me explain it to you...
Please.." ucapnya memelas dengan nada yang mulai bergetar.
Jinyoung yang tidak tega segera mengalihkan pandangannya ke samping dan berkata, "You have 10 minutes."
"Tapi itu terlalu—"
"10 mins or not at all." Ucapnya penuh penekanan. Dia kemudian menghentakkan lengannya yang masih bertautan dengan Jihoon untuk melepasnya. Saat sudah terlepas dia kemudian berjalan mendahului Jihoon. merasa paham, Jihoon kemudian mengikuti Jinyoung.
Jinyoung memilih green house untuk tempat mereka berdua. Sekarang Jinyoung membiarkan Jihoon untuk menjelaskannya, namun dia memberi jarak.
"I miss you and I'm sorry." Ucapnya mengawali. "Aku tau kamu terluka dan aku minta maaf. Aku ga bermaksud buat nutupin ini dari kamu. Aku juga sebenarnya mau jujur tentang ini—"
"Kapan? Kapan hyung mau bilang ini ke aku?" ucapnya memotong pembicaraan Jihoon.
"Saat waktunya tepat."
"Dan kapan saat waktunya tepat itu?"
Jihoon terus terdiam, jujur dia juga tidak tau waktunya.
"Kalau bukan karena Guanlin, mungkin selamanya hyung ga akan pernah jujur ke aku."
Jihoon yang semula menunduk langsung menatap Jinyoung.
"Gu-guanlin?" tanyanya terbata-bata.
"Yes! But that's not the point. Now, fuck off!" celanya dan kemudian pergi meninggalkan Jihoon sendiri.
Jihoon yang kalut dengan pikirannya sendiri sampai tidak habis pikir, mengapa Guanlin dengan seenaknya membocorkan kartu as nya. Saat ia melangkahkan kakinya ke kelas Guanlin, bel tanda masuk berbunyi.
"Shit!" ujarnya dan berbalik untuk menuju ke kelasnya.
--
"Guanlin! WHAT THE FUCK?" teriak Jihoon dan mendorong badan Guanlin keras membuat dia terdorong ke belakang. Di raihnya kedua tangan Jihoon yang berada di dadanya itu. Digenggamnya erat dan disentaknya ke belakang, membuat tubuh Jihoon terdorong ke depan dan menubruk tubuh Guanlin. jihoon sempat memberontak, namun tenaganya kalah dengan Guanlin.
"What?" ujarnya santai dan menundukkan badannya agar mendekatkan wajahnya tepat di wajah Jihoon.
Mereka saat ini berada di halaman belakang sekolah, Jihoon yang meminta untuk menemuinya disini. Dia ingin meminta penjelasan mengenai dirinya.
"Why you did that?!" seru Jihoon yang menatap Guanlin tajam. guanlin yang paham arah pembicaraan mereka hanya mengangguk dan melepaskan tangannya dari bahu Jihoon.
"Why? Apa hyung ga ngerasa?" Guanlin memperhatikan Jihoon yang pandangannya sedikit melunak karena bingung. "Apa hyung ga tau perasaanku gimana?"
Jihoon yang merasa mengerti langsung membulatkan bibirnya dan menutupinya dengan tangannya. "Do you – do you love me?"
Ada jeda sebentar sampai Guanlin menjawab, "Ya."
"Oh god.."
"Kau tidak tau?"
"No.."
"Jadi selama ini kau tidak pernah menganggapku?"
"Guanlin I'm sorry but.." saat Jihoon luluh dengan kata-kata Guanlin, Jihoon teringat apa maksud awalnya kesini. "..but it still not right for you to spill the tea about me. Kenapa? Kenapa tidak membiarkan aku sendiri yang menyelesaikannya?"
"Membiarkanmu? Sampai kapan? Aku sakit hati setiap kali melihatmu berdua dengan dia. bukankah lebih seru jika aku yang bilang? Karena aku yakin kalau kau sendiri yang bilang ke dia, Jinyoung akan lebih mudah memaafkanmu." Guanlin juga larut dalam emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of The Past // Winkdeep
Fanfiction[Completed] When you're in love with someone, do you still care about his past? ... .. . Warn: bxb, bl, yaoi, winkdeep ... .. . © Bumblebaenim 2018