A/n: flashback part will be type it like this.
Perempuan itu semakin mendekat, "Long time no see," ucapnya.
Jihoon dapat mendengar apa yang dia ucapkan, dia tidak peduli dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Sejujurnya, dia takut. Sedangkan Jinyoung, dia hanya diam dan tidak menjawab sapaan perempuan itu. Jinyoung membiarkan perempuan itu berjalan mendekatinya, di dalam lubuk hati Jinyoung, dia merindukan gadis itu. Cinta pertamanya.
"Jiejie.." bisiknya.
Saat Jiejie sampai di depan Jinyoung, dia mengambil selangkah lebih dekat dan berjinjit, menempelkan bibirnya ke bibir Jinyoung. Menciumnya. Ciuman itu seperti menggambarkan kerinduan dari mereka berdua. Slow and passionate.
Untuk beberapa saat Jinyoung terlena dengan ciuman itu, dia pun lupa kalau dia sudah memiliki kekasih. Saat lutut Jiejie mulai lemas karena kegiatan mereka dan pertahanan Jiejie mulai ambruk, Jinyoung menangkapnya. Satu tangannya menekan punggung Jiejie agar mengikis jarak diantara mereka dan tangan kanannya berada pada leher jenjang gadis cantik itu. Dapat dirasakan kalau Jiejie tersenyum diantara ciuman mereka.
Jihoon yang berjalan sendiri merasa sangat tidak enak hati. Dia terus gelisah untuk mengetahui apa sebenarnya hubungan gadis itu dengan Jinyoung. dia juga takut untuk bertanya.
Sesuatu membuyarkan lamunannya saat mobil melintas disampingnya dan berhenti tepat disampingnya. Seseorang keluar dari mobil itu dan memblokade Jihoon tepat di hadapannya.
"Guanlin?" ucapnya tidak percaya.
Tanpa mengucapkan apapun, Guanlin tiba-tiba memeluk Jihoon. memeluknya dengan sangat erat, sampai Jihoon susah berapas.
"Guanlin-ah, ada apa?" tanyanya bingung dan berusaha untuk melepas pelukannya.
"Sebentar saja, hyung." Balasnya. Guanlin dapat melihat kegiatan dua orang yang berada diseberang mereka. Walaupun agak jauh, dia dapat mengenali mereka. Iya, dia dapat melihat Jinyoung dan Jiejie sedang berciuman.
Sekarang kegiatan mereka telah berakhir. Guanlin dapat melihat Jiejie yang memeluk Jinyoung dengan erat. Dia menyadarkan kepalanya pada bahu Jinyoung, dan dapat terlihat Jinyoung yang mengusap punggung gadis itu pelan.
Jiejie yang melihat Guanlin sedang berpelukan dengan Jihoon, hanya tersenyum. Saat pandangan mereka saling bertemu, Jiejie menampakkan senyum kemenangan dan kebahagiaan. Sedangkan Guanlin yang melihat senyuman Jiejie itu hanya terdiam, tidak menampilkan ekspresi apapun. Dia malah semakin mempererat pelukannya di tubuh Jihoon.
"Hyung, aku kedinginan." Ucapnya. Dia melepas pelukannya, menempelkan kedua tangannya pada masing-masing bahu Jihoon dan menatapnya lekat. Jihoon yang merasa risih hanya mengalihkan pandangannya dan menatap ke tanah.
"Kenapa tiba-tiba kesini?" tanyanya, dia kemudian menggosokkan kedua tangannya agar menciptakan suhu yang hangat, kemudian meraih kedua tangan Guanlin dan menggenggamnya.
"Better?" tanya Jihoon. Guanlin hanya mengangguk, dan dia menyuruh Jihoon untuk berjalan pulang kerumahnya. Saat Jihoon akan berbalik karena dia berkata kalau Jinyoung sedang bersama seseorang, Guanlin langsung menahannya dan menyeretnya agar segera berbelok untuk memasuki blok yang menuju rumahnya.
"Katanya aku mau dikasih oleh-oleh. Mana?" tanya Guanlin, sebenarnya dia hanya mencari bahan obrolan.
"Iya nanti sampai rumah tunggu sebentar ya, nanti aku ambilkan." Jawab Jihoon.
"Aku juga mau mengembalikan jaketmu." Jawab Guanlin, menunjuk mobilnya yang menandakan jaket Jihoon berada di dalam sana.
Saat mereka sampai di depan rumah, Jihoon menekan password dan membukanya. Rumah itu terlihat sepi, seperti biasanya. Guanlin duduk dibangku depan tv dan mulai menyalakan tv. Jihoon langsung berjalan menuju kamarnya untuk mengambil oleh-oleh pesanan Guanlin.
"Ternyata udah lama juga ya, ga main disini." Ucap Guanlin yang merindukan rumah Jihoon.
"haha, iya. kapan sih terakhir main?" jawab Jihoon, dia kemudian memberikan oleh-olehnya ke Guanlin.
Guanlin menengok isi didalam tas karton itu, dia mendapati figure pesanannya didalam sana.
"Woah, kau memang terbaik hyung!" ucapnya girang dan memeluk Jihoon erat. Jihoon yang tidak bisa bernapas pun memukul punggung Guanlin agar dia melepas pelukannya.
"Bisa tidak pelukannya engga brutal?" ucapnnya. "Makasih juga udah bawain jaket aku. Jauh-jauh dari rumah kesini Cuma buat nganter jaket. Padahal kan besok disekolah kita ketemu." Sambungnya panjang lebar.
Guanlin hanya tertawa tanpa menjawab ucapan Jihoon dan hanya mengusak rambut Jihoon pelan sebagai jawabanya. Jihoon yang kesal karena rambutnya berantakan mencoba untuk membalas Guanlin, namun sayang Guanlin terus berjinjit membuat Jihoon kesulitan untuk mengacak rambutnya.
"Sudah ya, aku harus pamit. Tadi ijin ke ayah cuma sebentar. Driver aku juga udah nungguin. Bye hyung, see ya tomorrow." Ucap Guanlin dan berpamitan pergi.
Disepanjang perjalanan, Guanlin terdiam dan hanya menatap ke kaca jendela. Dia kemudian memainkan ponselnya, dan membuka pesan di Kakaotalk dari seseorang tadi.
"I can't wait to meet him."
Isi dari pesan itu, diikuti selca dari perempuan yang terlihat sedang duduk disalah satu bangku di Sevel yang tidak asing baginya.
Dia ingat saat dia langsung menyambar apapun dan berlari untuk pergi ke tempat yang sudah dia datangi ini, dan untungnya, dia melihat jaket tebal yang dia hafal pemiliknya. Langsung saja dia meminta ijin ayahnya untuk pergi, beralasan ingin mengembalikan jaket.
Hatinya mendidih saat mobilnya berjalan melewati dua orang yang sedang berciuman, yang dia tahu siapa mereka. Hatinya hancur saat dia melihat seseorang berjalan sendiri, meninggalkan dua orang yang tengah bercumbu di pinggir jalan.
Langsung saja dia keluar dan memeluk laki-laki itu. Merengkuhnya dalam dekapan dan saat laki-laki itu bertanya, dia menyadari jika laki-laki itu tidak tahu apa-apa.
--
sorry for the long wait, apakah ada yang nungguin cerita ini? engga ya? :(
as always, jangan lupa vomments yaaa
Oya, maw promosi bentar, siapa tau lagi ada yg nyari hehe
all the love
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of The Past // Winkdeep
Fanfiction[Completed] When you're in love with someone, do you still care about his past? ... .. . Warn: bxb, bl, yaoi, winkdeep ... .. . © Bumblebaenim 2018