Sehun kalang kabut saat ini, dia sungguh panik saat menyadari jika dirinya bangun terlambat dan tidak mendapati Jungkook di ranjangnya, dia melihat beberapa tetes darah yang dia yakini darah Jungkook saat melepas paksa infus yang terpasang di pergelangan tangannya, sungguh saat ini dia sangat panik, dia berlari kesana kemari bertanya kepada siapapun yang dia lewati dan menghubungi semua orang yang dia kenal, dia tahu itu tidak berguna toh Jungkook tidak mungkin keluar dari rumah sakit ini, tapi dia terlalu takut terjadi sesuatu dengan putranya itu.
Drrt drrt drrt
Sehun yang sudah kacau meraih ponselnya untuk menerima telfon siapa tahu dia mendapat informasi tentang Jungkook, saat ini dia berada di atap rumah sakit, entahlah dia tidak tahu kenapa dia bisa mencari Jungkook disini.
"Yeonseo?"
"..."
"Benarkah? Haahh syukurlah baiklah aku akan kesana" tidak ada yang membuat dia terlihat bahagia beberapa hari ini kecuali saat ini, dia mendapat kabar jika Jungkook sudah ada di ruangannya, dia mesih belum tahu apa yang terjaid dengan putranya sehingga menghilang dan saat ini kembali, yang jelas dia sangat bersyukur.
.
.
.
Cklek
"Kookie" ucap Sehun menghampiri Jungkook yang terbaring di ranjangnya dengan dokter dan beberapa suster tengah memeriksanya.
Sehun langsung memeriksa keadaan Jungkook dengan menggenggam tangannya dan meraba bagian tubuhnya, setelah tahu jika tidak ada lecet Sehun langsung mendekap Jungkook dengan erat, takut jika Jungkook akan menghilang lagi, Seokjin paham betul apa yang dirasakan Sehun saat ini.
"Ahjussi, seseorang telah menyelamatkan Jungkook saat akan tertabrak bed roda pasien, dan Kookie pingsan karena shock, tapi ahjussi tidak perlu khawatir, keadaan Kookie saat ini jauh lebih baik dari yang kemarin, dia hanya tertidur saat ini" ucap Seokjin menjelaskan keadaan Jungkook.
"Syukurkah, ah seseorang? Siapa seseorang yang telah menyelamatkan Kookie? Aku harus berterima kasih kepadanya" sahut Sehun penasaran dengan orang itu.
"Orang itu menggendong Kookie kesini dan mengatakan kepada suster jika Kookie pingsan, dan setelahnya orang itu pergi" sahut Seokjin yang telah diceritakan seorang suster yang bertemu dengan orang itu.
"Sungguh mulia hati orang itu, semoga dia mendapat balasan yang lebih baik" sahut Sehun lega dengan keadaan Jungkook yang sudah baik-baik saja.
.
.
.
Dua jam berlalu, saat ini sudah jam 10 pagi, dalam suatu ruangan di rumah sakit, lebih tepatnya di ruangan pasien bernama Jungkook, telah terbaring lemah Jungkook yang ditemani oleh seseorang yang sangat menyayanginya lebih dari apapun di dunia ini setelah istri tercintaya yang sudah meninggalkannya demi memenuhi panggilan Tuhan.
Sehun terus memandangi wajah damai Jungkook, tidak bosan dia terus seperti itu, dia hanya tidak habis pikir bagaimanan bisa Tuhan begitu tega kepada anak yang seceria Jungkook, Tuhan merenggut kebahagiaan Jungkook hanya dengan sekejap, tidak-dia tidak boleh menyalahkan Tuhan, karena memang Kyungsoo milik Tuhan dan kepada Tuhan dia kembali, tapi tidak adakah waktu yang tepat untuk kembali? Sehun merasa saat itu waktunya belum tepat, masih banyak hal yang harus lakukan Kyungsoo di dunia ini termasuk membesarkan Jungkook hingga tua nanti, dan dia juga harus menemani Sehun hingga akhir hayat nanti.
Sehun tersentak dari acara melamunnya kala merasakan pergerakan di tangan Jungkook yang sedari tadi dia genggam, dia melihat mata Jungkook bergerak tanda dia akan segera menyapa dunia, dengan segera menyingkap voni Jungkook dan mengecup kening Jungkook lama hingga Jungkook benar-benar terbangun, dia hanya ingin menyambut raga Jungkook dengan sesuatu yang disebut dengan kelembutan.
Mata itu terbuka, Sehun kembali duduk "Sayang, sudah bangun? Kookie ingin apa biar Daddy ambilkan" ucap Sehun lembut, dia tahu jika Jungkook tidak akan membalas perkataannya mengingat Jungkook sejak saat itu tidak pernah mengeluarkan suaranya.
Jungkook terlihat menyusuri pandangannya ke seluruh ruangan, dia ingin memastikan jika dia tidak salah, dia ingat betul saat sebelum dia pingsan, dia merasakan pelukan hangat Mommynya.
Jungkook terus mencari namun nihil, tidak ada siapapun di ruangan itu selain Sehun, wajahnya berubah sendu, ternyata dia bermimpi lagi, pelukan itu hanya khayalan lagi, tapi kenapa terasa benar-benar nyata, namun lagi-lagi dia harus menelan kenyataan pahit jika itu mustahil.
"Sayang, ada apa? Katakan kepada Daddy ada apa?" ucap Sehun khawatir karena wajah Jungkook terlihat lebih sendu dari biasanya, namun lagi-lagi Jungkook bungkam.
Grep
Sehun memeluk Jungkook dengan sangat erat "Sayang, jangan seperti ini, katakan sesuatu Daddy mohon, Daddy tahu Daddy salah tapi Daddy mohon jangan hukum Daddy dengan seperti ini, sungguh Daddy tidak sanggup jika Kookie seperti ini hiks" ucap Sehun tidak tahan lagi, dia sudah mati-matian menahan tangisannya tapi dia tidak sanggup.
"Jangan tinggalkan Daddy lagi, Daddy sangat takut terjadi sesuatu dengan Kookie tadi, Daddy mohon jika ada apa-apa Kookie bilang kepada Daddy, Daddy tidak mau Kookie hilang seperti tadi dan kembali dengan pingsan, sungguh Daddy tidak kuat Sayang hiks" ucap Sehun mencurahkan semuanya, namun Jungkook tidak bereaksi apapun, dia tidak membalas pelukan Sehun bahkan untuk membukan suaranya.
Sehun melepas pelukannya, dia sangat kecewa karena Jungkook tidak mempedulikannya, namun dia tidak boleh menyerah, dia harus kuat.
"Sepertinya Kookie masih lelah, Kookie istirahat ne, Daddy temani" ucap Sehun membaringkan tubuh Jungkook dan menyelimuti tubuh Jungkook, Jungkook tidak menolak dia seakan mati seperti boneka, dan itu sungguh membuat Sehun ingin menyerah.
.
.
.
Sore harinya Sehun kembali menjaga Jungkook sendirian, sedari siang tadi keluarga Min dan keluarga Kim menemaninya menemani Jungkook, namun saat ini mereka sudah pulang karena esok Taehyung dan Yoongi harus sekolah, mereka terlihat sangat khawatir saat Sehun menelpon jika Jungkook hilang, tapi mereka sedikit lega karena Jungkook sudah ada meskipun tengah tidur.
Cklek
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang dokter yang biasa memeriksa keadaan Jungkook diikuti oleh beberapa perawat, Sehun menceritakan keluhannya kepada dokter yang bernama Yesung itu, dia menceritakan jika Jungkook masih belum mengeluarkan suaranya, awalnya Sehun sangat benci dengan dokter itu karena sebenarnya dialah yag menyebabkan Jungkook seperti ini, namun Seokjin menjelaskan jika semua demi keselamatan semuanya.
"Setelah ini bisakah anda menemui saya di ruangan saya? Ada hal yang harus saya sampaikan mengenai anak anda" ucap dokter tersebut.
"Baik dok" sahut Sehun kemudian menyuruh seorang perawat untuk menjaga Jungkook selama dia pergi.
.
.
.
"Jadi begini, kondisi fisik anak anda memang terlihat baik, tapi tidak dengan mentalnya, kondisi mentalnya sangat mengkhawatirkan, jika saya boleh saya sarankan anak anda dirawat dibangsal khusus" ucap dokter dengan lancarnya.
Grap
"Apa kamu bilang? Jaga ucapanmu dokter, bangsal khusus? Hah anakku tidak gila, hati-hati kalau bicara dokter, bisa saja aku akan menuntutmu" ucap Sehun menggebu-gebu, sungguh dia tidak habis pikir dengan pikiran dokter ini, setelah mengikat Jungkook hingga menjadi seperti ini dan saat ini dia menyuruh Jungkook dirawat di bangsal khusus, dia pikir Jungkook gila apa, sungguh Sehun ingin sekali mencekik dokter sialan ini.
"Dengarkan saya dulu Tuan, bangsal khusus tidak hanya untuk orang gila, disana juga merawat seseorang yang mengalami stres dan lain-lain yang berhubungan dengan mental" sahut dokter itu meraih tangan Sehun mencengkram kerah bajunya.
"TAPI KOOKIE TIDAK GANGGUAN MENTAL DOKTER"
TBC
silahkan yang mau protes,
ff ini aku percepat soalnya kejar tayang sama ff baru
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Ever Change 'Sequel HBC' [VKook] (END)
General Fiction"Aku mohon, jangan pernah berubah" "..." "Tetaplah seperti dulu, jangan seperti ini" "..." "Baiklah, mungkin kamu butuh waktu, tapi aku mohon lihatlah aku dan orang-orang yang menyayangimu disekitarmu, tidakkan kamu kasihan melihat mereka te...