Aku kembali lagi, aku usahaian update cepet, tapi tidak tiap hari kayak dulu, karena SMA sama SMP itu BEDA, sekali lagi BEDA, hiks rindu SMP lagi aku, huhuhu
.
.
.
"Dadhhhdy jahaathh kookiehh benhhci Daddyhhh" ucapan lirih itu mampu membuat dunia Sehun berhenti saat itu juga, dan mata itu tertutup dengan sempurna.
"Kookie, Kookie bertahanlah sayang Daddy mohon, Daddy mohon sayang, maafkan Daddy sayang, maafkan Daddy" ucap Sehun kalang kabut, dia sungguh ingin berteriak saat ini, dokter juga tidak juga datang padahal Jungkook sudah seperti ini.
Tak lama dokter dan para suster datang, dengan segera mereka menangani Jungkook, Sehun masih mematung di sana. Dia masih tidak pernah menyangka jika dia bisa membentak Jungkook di saat Jungkook sangat membutuhkan seseorang yang bisa mengerti dirinya, tapi apa yang dia perbuat? Dia dengan kejamnya membentak Jungkook yang jelas-jelas sangat sensitif dengan bentakan.
.
.
.
Saat ini Jungkook tengah duduk di ranjangnya, dia menatap lurus dengan tatapan kosong seakan tidak ada kehidupan dari dirinya saat ini, dia hanya bisa memeluk lututnya dengan erat.
Dia tidak ingin bertemu dengan siapapun saat ini, bahkan Sehunpun dia usir, dia masih takut bertemu dengan Sehun, terlihat jelas saat dia sadar dan melihat Sehun wajahnya menegang dan rautnya menjadi sangat ketakutan, nafasnya memburu dengan keringat yang bercucuran, dokterpun menyarankan Sehun untuk menunggu di luar saja, ditakutkan jika Sehun memaksa untuk menemani Jungkook, kondisi Jungkook akan bertambah parah.
"Mommy"
"Iya sayang, ini Mommy, Mommy disini bersama Kookie"
"Jangan tinggalin Kookie Mommy hiks"
"Tidak akan sayang, Mommy akan selalu bersama Kookie"
Kenangan itu, semua itu saat ini hanya jadi kenangan bagi Jungkook, kenangan yang sangat manis tapi sangat pahit saat dikenang, sungguh saat ini dia benar-benar tidak percaya jika semua itu hanya tinggal kenangan.
"Mom"
"Sayang, iya ini Mommy sayang, Mommy disini bersama Kookie"
"Mommy menangis?"
"Maaf Mom, Kookie ingkar janji, Kookie tidak bisa menahan sakit Kookie, Kookie sudah berjanji akan selalu sehat, dan sekarang Kookie membuat Mommy menangis, maafkan Kookie Mom"
"Tidak sayang, jangan menangis ne, Mommy akan sangat sedih kalau Kookie menangis"
"Mom, Kookie sedih Mom, Kookie menangis, hapus airmata Kookie Mom, Kookie butuh Mommy, Kookie mohon" kenangan itu terus berputar, Jungkook saat ini tengah mengeluarkan airmatanya, dia terlalu lelah saat ini.
"Oh ya Mommy membawakan banyak oleh-oleh untuk Kookie dari Amerika"
"Benarkah?"
"Iya sayang, ini salah satunya"
"Kelinci dan Singa?"
"Iya sayang, itu Mommy sendiri yang merancang khusus, yang kelinci ini untuk Kookie, yang singa untuk Hyungie, ini sebagai tanda terima kasih karena telah menjaga Kookie saat Mommy pergi ke Amerika, tapi .. ah lupakan, ini terserah Kookie kapan Kookie siap untuk memberikan kalung ini untuk Hyungie"
"Ah, ne Mom"
"Di rumah masih banyak lagi, tapi Kookie harus sembuh dulu untuk mendapatkan oleh-oleh itu"
"Benarkah? Kookie sudah sembuh Mom, besok Kookie boleh pulang ya"
"Iya sayang, jika Seokjin Hyung mengijinkan Kookie besok boleh pulang, makanya Kookie harus sembuh ne"
"Siap Mommy, Mommy memang terbaik"
"Mom, Kookie sakit Mom, Kookie sakit, Kookie butuh Mommy, kembalilah Mom, Kookie mohon, hikz" Jungkook tidak kuat lagi menahan tangisnya ketika semua memori yang berputar di otaknya.
"Mom"
"Iya sayang, ini Mommy, Mommy disini bersama Kookie"
"Mom hiks"
"Uljima sayang shht, Kookie tahu kan Mommy sangat sedih melihat Kookie menangis, Mommy mohon jangan menangis sayang, ada Mommy disini"
"Mom hiks"
"Hiks, Mommy dimana? Kookie butuh Mommy, Kookie menangis Mom, Mommy dimana?" monolog Jungkook entah kepada siapa, yang jelas semua itu tertuju kepada Mommy tercintanya yang sangat dia butuhkan saat ini. Jungkook menenggelamkan kepalanya pada lipatan lututnya, dia menangis terisak disana.
"Mom"
"Iya sayang, ini Mommy, Mommy disini bersama Kookie"
"Mom hiks"
"Sshht, uljima sayang, Mommy disini"
"Kookie takut Mom hiks"
"Jangan takut sayang, Mommy disini bersama Kookie, maafkan Mommy, seharusnya Mommy ada bersama Kookie saat Kookie membutuhkan Mommy, maafkan Moomy ne, Mommy janji tidak akan membiarkan Kookie sendiri lagi, tidak akan membiarkan Kookie kesakitan sendirian lagi, Mommy janji tidak akan pernah meninggalkan Kookie, Mommy akan selalu bersama Kookie"
"Bohong!! Mommy bohong" sudah cukup, Jungkook tidak kuat lagi, dia berdiri dari duduknya dan membuang semua yang ada di atas laci kamar itu, dia cabut selang infusnya, dia mengamuk disana.
"Mommy janji tidak akan pernah meninggalkan Kookie, sekarang apa? Mommy meninggalkan Kookie tanpa pamit, Mommy bohong" Jungkook semakin menjadi, semua sepray dan bantal dia buang.
"Mommy bohong, dasar pembohong, pembohong" dia terduduk diantara pecahan gelas dan piring buah yang dia lempar tadi, dia terisak disana, dia sangat kacau saat ini.
"Pembohong hiks" Jungkook terisak dan memeluk lututnya lagi tanpa memperdulikan kakinya yang berdarah karena terkena pantulan gelas dan piring buah yang dia lempar.
"Kookie! Apa yang terjadi?" ucap Sehun masuk ke ruangan Jungkook yang sudah kacau, pecahan beling dimana-mana, selimut yang berantakan di lantai juga tiang infus yang sudah tergeletak di lantai, dan jangan lupakan bercak darah yang ada diruangan itu yang mengalir dari tubuh Jungkook.
"Jangan mendekat, atau aku akan menggores tanganku dengan pisau ini".
TBC
Mengecewakan ya? Emang iya, tapi gak papa, emang stok ideku saat ini Cuma begini mau gimana lagi. Sampai ketemu next chap.
Baca juga ff aku yang lain
"Let Me Save You [Vkook / TaeKook] ((END))""It's Better [Vkook / TaeKook] ((END))"
"Just It 'Sequel It's Better' [Vkook / TaeKook] ((END))"
"Mianhae Kookie [Vkook / TaeKook] ((END))"
"Hate But Care [VKook / TaeKook] ((END))"
"Together Forefer [JiKook / MinKook] ((TBC))"
"EDITAN BTS"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Ever Change 'Sequel HBC' [VKook] (END)
Ficção Geral"Aku mohon, jangan pernah berubah" "..." "Tetaplah seperti dulu, jangan seperti ini" "..." "Baiklah, mungkin kamu butuh waktu, tapi aku mohon lihatlah aku dan orang-orang yang menyayangimu disekitarmu, tidakkan kamu kasihan melihat mereka te...