Grace tetap mengikuti kelas setelah pelajaran ramuan dan sorenya, dia pergi ke gubuk Hagrid.
"Ah, Grace!" sahut Hagrid ceria, "Masuk masuk, Harry dan Ron sudah ada di dalam!"
Disana duduk Harry dan Ron yang menyambut Grace dengan hangat. Ada Fang juga, anjing hitam besar milik Hagrid. Terlihat besar dan menakutkan, tapi yang ada di dalam dirinya hanya seekor anjing manja dan hangat, terus menerus menuntut perhatian.
"Hai," sapa Grace ketika masuk. "Apa aku ketinggalan sesuatu?"
"Oh, tidak, Grace," balas Harry ramah dan Ron mengangguk. "Kami baru saja memulai pembicaraan kami—"
"Tentang Snape, kalau kau mau tahu," sela Ron. "Omong-omong, bagaimana dengan tanganmu?"
Harry mengangguk, khawatir akan keadaan tangannya.
"Ah, Madam Pomfrey bilang kalau ini akan sembuh kira-kira dua hari lagi," balas Grace menatap Hagrid sekarang yang terlihat heran.
"Apa yang terjadi denganmu, Grace?" tanya Hagrid sambil memberi Grace segelas teh hangat.
"Ramuan," desis Harry. Jelas kalau dia tak menyukai Snape. Semuanya masuk akal. Lagipula, Snape selalu menghubungkan apapun yang dilakukan Harry sebagai alasan untuk menghinanya.
"Aku tak sengaja menjatuhkan sedikit ramuan ke tanganku, Hagrid. Semuanya baik-baik saja," senyum Grace meyakinkan.
"Snape," ucap Harry lagi sambil mengernyitkan dahinya. "Bukankah dia membenciku?"
Sekarang semua mata tertuju ke arah Harry. Tak ada yang bisa menyangkalnya kalau kau melihat bagaimana cara Snape memperlakukannya.
Grace juga merenung. Satu hal yang mereka berdua miliki—Potter. Potter di dalam namanya. Kalau begini, bukankah ini menguatkan teorinya? Kalau Snape membenci Potter? Lebih dari siapapun?
Tapi siapa? James Potter? Ayahnya?
"Omong kosong, Harry!" Hagrid, walaupun begitu, tak menatap matanya ketika menjawab pertanyaan Harry. "Ah ya, Ron, kakakmu, Charles, bagaimana dengannya?"
Hagrid jelas-jelas sedang mengalihkan pembicaraannya. Ron lalu menceritakan segalanya tentang Charles dan pekerjaan kakaknya itu, yang berhubungan dengan naga. Mereka bertiga selain Harry sibuk mendengarkan cerita Ron, sedangkan Harry membaca Daily Prophet yang tergeletak di meja Hagrid begitu saja.
Disana tertulis:
'Pencurian Bank di Gringotts, Ruang Nomor 713'
Saat itu juga, mata Harry berkilauan. Dia tahu, dia telah menemukan sesuatu.
...
Harry dan Ron sudah pergi untuk makan malam. Sekarang, hanya tinggal mereka berdua di gubuk kecil yang hangat itu.
"Jadi ada apa?" kali ini Hagrid kembali menuangkan teh ke cangkirnya yang kosong itu. "Kau dengan Severus?"
Ya, benar. Selama inilah Hagrid yang menjadi tempat Grace untuk menumpahkan segala permasalahannya dengan Snape.
Tebakkan Hagrid benar. Grace menceritakan segala yang terjadi antara Snape dengannya, mulai dari hadiah yang diberikannya sampai Snape yang menganggap dirinya sebagai pengganggu. Dia, walaupun begitu, memutuskan untuk tak menceritakan hal yang terjadi hari ini.
"Oh, tidak, Grace," Hagrid meyakinkan Grace, kali ini matanya tak melirik ke arah lain. "Severus tak mungkin membencimu, lagipulalah, dia yang membelikan—"
"Membelikan?"
Hagrid langsung tertegun karena perkataannya sendiri. "Grace, kau akan telat untuk makan malam kalau kau tak pergi berangkat sekarang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Always.
FanfictionMungkin, bagi Severus Snape, kepergian Lily dari dunia ini sama rasanya dengan kepergian nyawanya sendiri. Kosong. Hampa. Yang tertinggal dari dirinya sekarang hanya tipikal profesor yang dibenci oleh semua orang, kecuali satu, Grace Potter. Ya, tak...