Part 7

32.1K 1.9K 150
                                    

----- Penyesalan

" Klek"

" Astaga!!" Dr. Andrew tersentak kaget saat melihat keponakannya tampak duduk bersila dilantai dengan wajah pucat dan rambut yang kusut sementara kacamatanya terlihat patah. Tubuhnya gemetaran.

" Danur, Are you okay?" Tanyanya panik. Danur masih tak menjawab, sepertinya dia benar benar shock atas kejadian sebelumnya. Pemuda berpenampilan sederhana itu mencoba berdiri dengan langkah terhuyung huyung.

Ya Tuhan, aku masih belum percaya bahwa aku hidup..
Syam masih mengerikan seperti dulu
Entah kenapa aku bisa mengucapkan kata kata itu untuk melawannya, syukurlah
Aku sendiri ngeri kalau ingat apa yang aku katakan tadi.
Entah dari mana pikiran tentang jurnal itu ada. Untungnya dia percaya.
Bagaimana ini.. aku benar benar ketakutan tadi..

" Danur?"

" Paman, tolong buatkan aku jurnal khusus." Ujar Danur tiba tiba. Dr. Andrew mengernyit

" Jurnal?"

" Y Jurnal pribadi. Dan aku ingin menyimpannya di tempat yang aman. Suatu saat jika aku menghilang tolong buka jurnal itu." Ujar Danur pucat

" Danur, kau baik baik saja kan?"

Sepertinya aku benar benar harus membuat jurnal itu sekarang.
Entah apalagi yang akan Syam perbuat kedepannya. Tapi ini semakin berbahaya.

***


PT. Andreas

" Tuan, ada surat dari rumah sakit untuk anda."
Arkent menghentikan jarinya yang tengah menulis diatas kertas, ia melepas kacamatanya lalu menatap OB itu dengan antusias

" Kemarikan!" Pintanya.
OB itupun menyerahkannya ketangan Arkent
" Kau boleh pergi!" Ujar Arkent tanpa menatap.

Ia menarik napas panjang melihat amplop berlogo merah itu. Entah kenapa jantungnya serasa berdetak lebih cepat. Semua pertanyaan yang ada dihatinya akan terjawab dengan isi amplop itu
Entah selama ini dia benar atau salah
Dia jahat atau baik
Dia korban atau tersangka.

Dengan jari gemetar, Arkent merobek kepala amplop lalu mengeluarkan isinya. Secarik kertas. Dia mulai membacanya, itu adalah hasil tes DNA yang dia minta kemarin sore.

Dan...

Tes DNA atas nama Arkent Shawn Andreas dengan Cloena, akurat sebanyak 99%.

Kertas itu seketika jatuh dimeja, Arkent memijit pelipisnya, wajahnya berubah pucat.
Semua perbuatannya pada Renata seolah kembali tergambar jelas

" Dia... putriku?" Arkent memerah

" Di..a benar benar putriku?" Gumamnya. Dan air matanyapun menetes

" Arkent hentikan." Renata meneteskan air mata saat itu, tangannya meremas pundak Arkent, mencakarnya. Memohon agar Arkent menyudahinya.

" Tenanglah sayang, kau akan terbiasa." Senyum Arkent saat itu tak peduli, yang ada dipikirannya hanya kepuasan saja.

" Arkent tolong hentikan. Ini menyakitkan." Renata mencoba mendorong  Arkent agar melepaskannya

" Rena, kau mencintaiku kan? Dengar, aku sangat mencintaimu. Dan aku berjanji setelah ini.. kita akan bersama selamanya. Kau mengerti kan?" Bisik Arkent kemudian kembali mengecup lehernya mesra.

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang