Part 8

32K 1.8K 269
                                    

---- Hari terakhir

Renata terhenyak saat ia keluar dari ruangan Cloe dan mendapati Arkent masih terduduk disana. Bahkan hampir tertidur masih dengan stelan jas kerjanya.

Apa dia tidak di kantor?

" Rena tunggu!" Ujarnya berdiri saat Renata akan berlalu begitu saja.
" Ada apa lagi?" Renata menarik napas panjang, sulit untuk berpaling dari sosok Arkent tapi dia sudah terbiasa tegar.
" Jangan percaya dengan Syam, dia memiliki niat yang tidak baik." Ujarnya membuat alis Renata bertaut

" Syam yang menemaniku saat suka dan duka lalu sekarang kamu mau memfitnahnya? Kalau dia tidak baik bagaimana denganmu?" Senyum Renata dingin
" Setidaknya aku ayah kandungnya!" Tekan Arkent

" Justru itu yang membuatmu terlihat lebih jahat!" Balas Renata dengan tatapan tajam. Ia segera menundukkan wajahnya saat melihat mata Arkent berkaca kaca.

" Jadi kamu lebih percaya pada Syam dari pada aku?" Suara Arkent gemetar
" Ya, tentu saja. Dia ribuan kali lebih baik dari pada dirimu dan aku minta tuan Arkent yang terhormat. Jauhi Cloe!" Tunjuk Renata meradang.

Danur yang juga tampak keluar dari ruangan Cloe hanya bisa berdiam diantara mereka tanpa membuka suara.

" Rena, kau masih mencintaiku kan?" Pertanyaan Arkent membuat hati Renata tergetar. Tapi, wanita itu mengambil napas berat, lalu menatap Arkent tegas.

" Tidak lagi!" Ujar Renata kemudian melangkah pergi meninggalkan Arkent yang terduduk pucat mendengarnya

Danur memperhatikannya lekat. Sosok itu tak jauh berbeda dari Syam, dia terlihat seperti pemuda dari kalangan atas, tampan, kaya. Tapi..
Apa mungkin, dialah lelaki yang Renata ceritakan? Ayah kandung Cloe? Si Kea?

" Kea?" Sapa Danur pelan. Dokter muda itu mendekat dengan kaki gemetar, ia masih trauma dengan Syam. Jangan jangan sosok ini sama jahatnya dengan Syam. Perlahan, Arkent mengangkat wajahnya. Menatapnya dengan bola mata berair

" Dokter yang menangani Cloe?" Tanyanya
" I..iya." Danur gemetar.
Arkent berdiri dari duduknya, menatap Danur lekat " Bisa kita bicara sebentar?" Tanyanya dengan ekspresi datar

Deg. Kenapa cara bicara mirip dengan Syam waktu itu?
Jangan jangan dia juga mau ngancem?

" Ma..af saya sibuk." Danur hendak beranjak menjauh. Tapi...

" Sebentar saja!" Arkent meraih pundaknya. Dan terpaksa, Danur mengangguk pucat.

Sementara Renata...
Dia terduduk lemas disana, menangis menahan sesak didadanya
" Kenapa Arkent? Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak dulu kamu seperti ini? Sekarang aku sudah tidak tau batas antara kebenaran dan kebusukan dirimu. Aku merasa tidak mengenalmu lagi." Ucapnya sesak sebelum...

" Rena." Seseorang memegang pundaknya hangat lalu menyodorkan sapu tangan kehadapannya.

" Syam?" Renata memeluk sahabatnya itu dan menangis di dadanya.

" Aku tahu pasti Arkent melukaimu lagi. Aku minta jadilah Rena yang kuat seperti biasanya. Aku akan selalu disisimu Ren, tak peduli apapun aku selalu ingin melindungimu dan Cloe." Ujarnya mengusap punggung Renata hangat

Memang...
Hanya dia yang selalu ada disisiku
Bahkan disaat masa masa tersulit

" Aku lelah terus menerus menangis lagi Syam, aku ingin berhenti dan bahagia, kau benar benar akan menyelamatkan Cloe kan?" Tanya Renata penuh harap. Syam menangkup wajah Renata kedalam telapak tangannya, ia tersenyum lalu mengangguk pelan

" Tentu saja, akan aku lakukan apapun untuk Cloe, karna aku mencintai kalian berdua. Aku bahkan meminta jadwal pada dokter untuk memulai operasinya." Jawabnya membuat Renata menangis haru lalu kembali memeluknya

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang