Part 22

16.4K 1K 121
                                    

" Sammuel Jerremy." Anak itu mengulurkan tangannya padaku. Dan sejak saat itu, kami berteman.

---

" Jangan dekati Renata, atau kau akan menerima akibatnya." Ancam Danur kecil saat itu pada teman Renata, tapi...

" Akibat apa?" Tanya sebuah suara dibelakangnya. Dan... "Bug" sebuah tinjuan keras membuat Danur terhuyung dengan darah dihidungnya. Anak yang tadi diganggu Danur tersenyum mengejek.

" Jangan dekati Renata, atau aku akan membunuhmu." Ancam Syam

Danur benar benar membenci Syam

Dia memegang potret Syam di tangannya malam itu lalu tersenyum dengan mata memerah

" Aku tak akan berhenti Syam, tidak sampai kau mati." Ujarnya penuh penekanan.

Aku tidak tahu siapa sosok itu. Dia terlihat seperti anak yang selalu tersenyum, bersikap baik dan disenangi banyak orang. Aku muak melihatnya, dia menjauhkanku dari Renata.
Bocah sialan itu.
Melindunginya dan dengan segera menjadi pacarnya. Dia tiba tiba men jadi segalanya bagi Renata.
SMP, SMU mereka bersama, tak ada celah bagiku untuk memisahkan mereka.
Si brengsek itu menjadi lebih berkuasa saat dia menjadi seorang Ketua Osis. Dan bagai bunga dengan tangkainya... Renata menjadi wakilnya.
Mereka benar benar pasangan yang menyebalkan.


Tapi sepandai pandainya tupai melompat, suatu saat dia pasti akan terjatuh juga. Jiwa lelakinyalah yang membuat Syam akhirnya terlempar keluar dari hidup Renata. Bahkan sampai saat ini.
Dan seseorang yang menggantikannya justru berada di bawah kendaliku sekarang. Kasihan Syam, dia melakukan segalanya atas nama Renata tapi dia tak pernah terlihat




" Jenny!" Panggil Danur usai meracik sesuatu yang di masukkan ke dalam wadah kapsul didepannya

" Ya dokter." Gadis itu segera memenuhi panggilannya. Danur tersenyum melepas kacamata dari wajahnya, menatap lekat sosok cantik yang hanya berselimut coverbad dari ranjang usai adegan panas mereka barusan. Ia mendekati Jenny lalu kembali memegang dagunya dan mengecup bibirnya mesra sekilas.

" Antarkan ini pada tuanmu dan pastikan dia meminumnya ya." Bisiknya kemudian meraba lengan halus Jenny yang entah kenapa begitu terpesona pada sosok Danur. Dia mengangguk cepat.

" Saya merapikan diri dulu." Ujarnya.

" Cepatlah." Dokter muda itu mengangguk.

Beberapa detik kemudia,

Dia sudah kembali ke hadapan Danur dengan penampilan yang sudah rapi.

" Bagus, jangan sampai Arkent Shawn telat meminumnya." Ujar Danur memalingkan wajahnya hendak kekamar mandi, sebelum..

" Dokter." Jenny meraih jemarinya. Membuat Danur menoleh lalu menatapnya lekat.

" Ada apa?" Tanyanya memegang dagu gadis itu hangat. Wajah Jenny tampak ragu. Ia kemudian mengarahkan tangan Danur ke perut datarnya.
Membuat Danur mengerti apa yang coba dia katakan

" Berapa bulan?" Tanyanya tersenyum

" 2 minggu. Maafkan saya dokter, saya sudah berusaha tapi anda tidak suka dengan kondisi aman kan?" Bibir Jenny berubah pucat, ia menatap Danur yang tersenyum senang didepannya.

" Pergilah, berikan obat itu untuk Arkent, setelah itu barulah kita bicarakan ini semua."

" Dokter."

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang