The Black Shadow

12.9K 758 169
                                    

" Renata... renata come on... where are you." Sekali lagi Arkent mencoba menelfon Renata. Tapi suara bib sekali lagi membuat rasa bersalahnya semakin menjadi jadi. Hingga...

" Shiittt!!!!"

" Prank." Arkent melempar ponselnya hingga hancur berkeping keping. Sekali lagi dia melihat sekelilingnya, kue, masakan yang sudah basi, tulisan dan ornament permintaan maaf, ceceran darah di lantai dan bekas sepatu putrinya yang tampak masih berada dilantai membuat hatinya perih.

" Arkent bagaimana kau bisa begitu bodoooohh, dia mencintaimu dan kau mencintainya. Bagaimana bisa kau berpikiran begitu sempit. Sekarang kau kehilangan Renata. Aaarrrkkhh." Teriak Arkent lalu terduduk sedih. Dia menangis menatap tart itu

" Maafkan aku sayang." Tangisnya.

Beberapa saat dia kemudian berdiri, melangkah gontai kearah meja, menatap semua hidangan yang disiapkan Renata. Air matanya meleleh

" Tuan, akan saya bereskan semuanya. Maaf saya datang terlambat pagi ini." Ujar seorang pelayan yang biasa membantu disana. Tapi...

Arkent malah duduk dimeja makan lalu meraih semua masakan Renata kepiringnya

" Kau bahkan masih ingat apa yang aku sukai ren." Ujarnya sedih menatap masakan itu dengan air mata meleleh kehidung mancungnya lalu menetes ke pecah di meja

" Tuan tapi makanan ini sudah basi."

" Tinggalkan aku sendirian. Aku ingin menikmati masakan ini!" Perintah Arkent lalu mulai menyuap masakan itu kemulutnya sambil sesekali terisak

Ini kelemahanku...
Ini selalu menjadi kelemahanku
Saat aku berpikir aku sudah melakukan hal yang benar
Pada akhirnya aku menjadi yang paling bersalah

Bahkan belum seminggu
Aku menggenggam tangannya
Dia sudah pergi dariku
Tak bisakah aku menjadi seperti Syam?

Ah tidak tidak... walaupun aku dan hatiku tak sekuat dia
Tapi aku tak ingin kehilangan akal waras dan cinta tulusku untuk melindunginya dengan benar
Si brengsek itu telah menjadi lubang diantara aku dan Renata

Gara gara Syam, semuanya selalu karna dia
Dia monster yang menggerogoti cinta kami
Monster yang seharusnya tetap menjadi masa lalu

Beberapa detik kemudian Arkent memejamkan mata. Merasakan bulir air mata terakhir yang mengalir dikelopak matanya

" Aku sangat mencintaimu Renata, sangat mencintaimu. Karna itu aku selalu ketakutan... kau seolah menghilang dari pandangan mataku, aku takut kau pergi." Gumamnya memegang dadanya yang terasa sakit.

Sementara Renata...

Dia masih mematung di sisi jendela dengan wajah pucat dan mata membengkak. Semalam, dia tak bisa memejamkan mata terbayang akan foto foto penyiksaan Syam yang dikirimkan si peneror

Apakah kamu masih hidup Syam?

--------

" 7 tahun Renata!! 7 tahun kita bersama. Tidak hanya 1 kali tapi berkali kali aku memegang tanganmu dan aku hanya berbuat... oke aku salah aku mencoba tidur denganmu. Tapi itu karna aku sangat mencintaimu kalau kau tidak mau aku melakukannya, aku tak akan melakukannya lagi. Aku bersumpah atas nyawaku. Tapi tolong maafkan aku!" Teriak Syam waktu itu. Dia benar benar memerah dengan perban di kepalanya, berteriak lewat telfon padanya. Karna Renata tak akan sanggup bertemu langsung dengannya. Dengan pria yang sebelumnya sangat dicintai lalu tiba tiba berubah menjadi kebencian. Seperti yang kita tahu, Renata sulit memaafkan

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang