Part 25

18.2K 982 50
                                    

Aku melihat setiap hal yang jatuh menghilang dari hidupku, mengingat detik demi detik rasa sakit yang membuatku sejenak penat akan cinta.
Berkali kali, bahkan mungkin ratusan kali aku mencoba menahan tangis.
Mencoba berlari, tapi malah semakin dekat
Tau kenapa?
Karna dia seperti Buckwheat yang diciptakan khusus untukku.
Sejauh apapun aku mencoba pergi, aku hanya akan menemukannya di semua pintu.

Pernahkah kalian merasakan menjadi diriku?
Aku hanya gadis biasa yang mencoba berlindung pada orang yang di anggap pacar selama 7 tahun, lalu dalam sekejab sosok itu menjadi orang yang paling ingin aku jauhi. Butuh waktu yang lama, untuk menghentikan tangisanku sepanjang malam karna memikirkannya.
Tak mudah melupakan orang yang menjadi cinta pertamamu selama 7 tahun bukan?
Lalu seakan akan, tuhan mengirimkan malaikat yang begitu baik padaku. Kea, yang seolah perlahan lahan menghapus Syam dari pikiran kecilku yang naif ini. Dan lagi lagi, dia menjadi orang yang merusakku, melecehkan lalu meninggalkanku. Aku menangis selama bertahun tahun.
Ingin berteriak dan berkeluh kesah, tapi pada siapa?

Aku hanya gadis naif yang diusir ayahnya karna hamil diluar nikah saat itu. Dan sejak itu aku selalu bertanya, apa ayah baik baik saja? Apakah dia makan dengan baik. Entah berapa kali aku ingin sekali bertemu dengannya lalu berujung pada tangis ketika melihatnya dari jauh semakin menua. Betapa besar keinginanku untuk memeluknya.

Aku hanya butuh seseorang untuk melindungiku, dan Syam selalu hadir, dia kembali walau aku tak bisa mencintainya lagi. Meskipun berpura pura dan hanya menyebabkan luka yang lainnya. Aku masih berharap dia disisiku. Aku percaya padanya, pada kebohongannya, pada kesalahannya, pada sifat keras dan munafiqnya... aku mempercayai dusta dan kekecewaannya, karna setidaknya, dia tak ingin aku menangis.

Lalu sekarang...

Haruskah aku menangis lagi?

Renata menghentikan coretan tinta bolpoin di buku diarynya, lagi lagi... bola matanya memerah dan setetes bulir bening sukses menetesi tulisannya dilembar terakhir buku yang selalu dia bawa kemanapun itu. Ia menghela napas sesak, seakan ada duri yang menancap di dadanya. Sudah 3 bulan, tapi rasa sakit itu tidak kunjung mereda. Apalagi saat ia menatap potret Syam yang tersenyum lebar di bingkai kecil di atas meja

" I miss you." Ucapnya sedih. Renata kembali terisak menidurkan kepalanya di meja.

" Syaaam." Tangisnya sedih

Flashback

" Paman Syaaaammm!!" Teriak Cloe berlari menerobos orang orang yang sudah mengelilingi lokasi. Polisi dan pemadam kebakaran berusaha keras mengevakuasi tempat itu.

" Tetaplah disini, aku akan mengejar Cloe." Pinta Arkent mengusap wajah Renata lembut. Renata hanya mengangguk pucat.

Arkentpun berlari mengejar putri kecilnya.

" Cloee??" Teriaknya kuat melihat ke segala penjuru, mencoba mencari si kecil yang memang sangat menyayangi Syam itu

Langkahnya terhenti saat petugas evakuasi mengeluarkan jenazah dari dalam gedung yang berhasil dipadamkan apinya. Cloe terlihat menangis mengikuti jenazah itu.

" Cloee." Arkent mendekati putrinya
Tapi Cloe? Dia hanya menangis lalu menatapmya sedih

" Apa paman Syam tidak akan kembali lagi ayah?" Bola matanya terlihat berkaca kaca. Dan jujur hati Arkent seakan tertusuk melihat kesedihannya.

" Apa paman Syam meninggalkan Cloe untuk selamanya karna Cloe nakal? Ayah bilang pada paman Syam, Cloe tidak akan nakal lagi. Tapi paman Syam jangan pelgi." Gadis kecil itu kemudian menangis di pelukan ayahnya yang juga tak bisa menahan air matanya

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang