The Giver

9.6K 691 240
                                    

" Brak." Dia terburu buru keluar dari mobilnya. Berlari cepat kearah lift dan memencetnya berkali kali. Keringat bercucuran dikeningnya saat mengingat ekspresi wajah Renata ketika meninggalkan kantor tadi, dia benar benar menyesal.

" Come on." Keluhnya saat berada didalam lift. Berkali kali dia mengusap keringatnya.

" Semoga Renata masih mau melihat wajahku." Cemasnya. Menunggu pintu lift yang membawanya untuk terbuka.

Dan setibanya di lantai dimana apartement Renata berada, Arkent berlari kearah apartement Renata yang terletak di sisi tangga.

Pintu tampak terbuka lebar.

Dengar keringat dan napas tersenggal, Arkent berlari masuk. Tapi...

Bola matanya langsung membundar melihat siapa yang tampak duduk dengan senyum lebar dan kaki tertumpu diatas meja disana.

" Lama tidak bertemu Arkent Shawn." Ujarnya dengan tatapan tajam yang membuat wajah tampan Arkent seketika berubah pucat.

" S...Syam?" Ucapnya hampir tak bersuara. Syam menurunkan kakinya lalu melangkah santai kearah adik sepupunya itu seolah tak terjadi apapun. Senyum terbesit sempurna dibibir manisnya menatap Arkent

Sebaliknya, Renata tampak setengah berlari keluar dari dapur dengan celemek yang masih melekat ditubuhnya setelah mendengar suara Arkent. Terlihat tergesa gesa, tapi masih dengan raut wajah kecewa. Kakinya seolah ingin berlari kearah Arkent, tapi ego menahannya. Perbuatan Arkent tadi benar benar menyakiti hatinya.

Syam tersenyum kearah Arkent lalu berbisik ditelinganya

" Dia hanya punya satu cinta dihatinya Kea dan sayangnya itu hanya untukmu. Peluk dia dan lindungi anakmu atau aku akan merebut hati itu dan melemparmu beserta anakmu untuk pergi menjauh dari Renata, aku tidak pernah menyukai kalian berdua." Ancamnya dengan senyum dingin membuat Arkent meliriknya tajam, tangannya mengepal. Tapi kemudian... dia tersenyum kearah Renata

" Maafkan aku Rena, aku memang egois dan aku selalu begitu. Tapi... a..ku, aku benar benar sangat mencintaimu bahkan tadi aku meninggalkan kolegaku, hampir terjatuh ditangga berusaha mengejar bayanganmu. Aku tahu aku selalu saja egois tapi aku tak ingin kehilanganmu. Apalagi membiarkan orang lain menempati hatimu." Tutur Arkent akhirnya. ( Terpancing ucapan Syam )

" Kau berjanji tidak akan mempermalukanku lagi?" Tanya Renata memerah
Arkent mengangguk lalu merentangkan tangannya. Dan Renatapun langsung berlari memeluknya. Memeluknya sangat erat, dia tersenyum kearah Syam yang memainkan mata dibelakang punggungnya.

" Thank you." Ucap Renata dengan bahasa bibir. Ia menidurkan kepalanya di dada Arkent. Rasanya begitu nyaman
Sementara Syam, pemuda itu memalingkan wajahnya yang memerah lalu mengangkat dagunya tegas berusaha menahan perasaannya.

Tapi tetap saja

Melihat orang yang kita cintai dipelukan orang lain adalah hal yang paling menyakitkan. Apalagi saat orang yang dipeluknya adalah orang yang menyakiti kita
Ragaku mungkin kuat terluka berkali kali
Tapi tak ada yang tahu...
Hatiku
Benar benar rapuh

Syam menyeka air matanya lalu melangkah kearah dapur. Melihat Cloe yang tersenyum mengayunkan kakinya diatas kursi sambil menghias kue tart di meja.

" Pamaaan." Senyumnya senang. Dia benar benar bahagia bisa melihat Syam lagi.

" Untuk paman Syam."

Syam tersenyum menatap tulisan si kecil yang masih berantakan

" Kau menyayangiku?" Tanyanya

" Sangat." Jawab Cloe menatap Syam yang tampak menuang air pada gelas dari dispenser lalu mulai menegaknya

" Dan nanti aku akan menikah denganmu kalau sudah besal." Imbuh sikecil

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang