Part 18

19.1K 1.2K 78
                                    

Waktu demi waktu berlalu. Entah keberapa kalinya matahari berporos kearah senja lalu menghilang. Renata melingkari kalender di meja kecil sebelahnya lalu menarik napas panjang.
Melirik kearah sosok yang masih terbaring di sisinya dengan perban memenuhi kepala, kecuali mata, hidung dan mulutnya yang dibantu dengan selang oksigen

" Sudah 1 bulan Syam, apa kau tak ingin membuka matamu?" Tanyanya kemudian duduk disisi pemuda yang pernah menjadi kekasihnya itu.

" Aku bertanya tanya dalam hatiku, entah apa yang membuatmu menyukaiku hingga kau jadi seperti ini. Percayalah Syam, nyawamu terlalu berharga. Aku tidak mau kau meninggalkanku seperti Arkent." Renata mencium tangan dingin Syam didalam genggamannya lalu melirik kearah putrinya yang tampak baru saja terbangun. Ia masih menguap beberapa kali di sofa tak jauh darinya

" Apa paman Syam sudah bangun mama?" Tanyanya melangkah turun kearah Renata dengan rambut panjant yang terlihat kusut.

Renata menggeleng pelan

" Kenapa paman Syam tidul begitu lama mama? Apa paman Syam malah pada Cloe?"

Renata menggeleng lalu menarik putrinya ke dalam pangkuannya

" Paman Syam hanya lelah saja, karna itu dia tidurnya lama. Cloe jangan berhenti berdoa ya sayang."

Mendengar nasehat mamanya, Cloe mengangguk cepat lalu mengangkat kedua tangan mungilnya lucu

" Tolong sembuhkan paman Syamnya Cloe Ya Tuhan." Ujarnya

Sikap Cloe membuat bola mata Renata berkaca kaca, ia menatap Syam yang terbaring pucat.

Syam dengarlah, anak yang sangat kau benci begitu tulus mendoakanmu
Sejak usia kita 17 tahun, kau melindungi Cloe seperti putrimu sendiri, bahkan mungkin tak ada ayah yang melindungi putrinya sepertimu.

Flashback 13 tahun yang lalu

" Kau murid pindahan ya?" Tanya Renata saat anak itu mengulurkan tangan padanya. Membantunya berdiri setelah menghajar beberapa kakak kelas yang membuly dirinya.

" Namaku Renata Audie." Senyum Renata manis. Senyum yang membuat anak itu mematung sejenak kemudian memalingkan wajah. Ia menarik tangannya dari Renata kemudian beranjak pergi begitu saja.

------

" Kau mau jadi pacarku?" Kenangan itu kembali. Kenangan dimana Syam memberi seikat mawar dihari ulang tahunnya lalu tersenyum bak malaikat yang rupawan

" Selamat ulang tahun." Ucapnya manis. Saat itu, Renata dibuat terharu karna teman temannya ikut hadir disana. Apa yang tidak Renata punya seumur hidupnya, Syam selalu memberikannya

" Aku mau. Aku mau jadi pacarmu." Jawab Renata senang.

Dan sejak saat itu, tak ada yang berani mengganggu Renata.
Gadis itu memiliki banyak teman sejak Syam disisinya

Meraih prestasi disetiap kelas, melalui akselerasi bersama. Sampai peristiwa itu terjadi. Peristiwa dimana Syam mencoba memiliki Raganya.

Segala hal tentang dirinya menjadi rumit dan hubungan yang mereka jalin selama ini hancur berantakan.

Air mata Renata menetes mengingat semua moment itu.
Bagaimana jika Syam tak selamat?

Beberapa menit ia hanya larut dalam kesedihan. Hingga...

" Klek." Terdengar pintu ruangan dibuka. Sosok pria dengan setelan suit hitam melangkah tegap memasuki ruangan. Sosok yang tak Renata kenal. Paras dan senyumnya begitu mirip dengan Arkent, dia memiliki tubuh tegap seperti Syam dan juga warna mata sepertinya, hanya saja... sosok ini terlihat lebih muda.

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang