Twilight

10.5K 695 114
                                    

" Hai." Sebuah suara membuatnya terbangun. Mata biru yang menatapnya indah, tersenyum manis memegang tangannya.

" Hai." Senyum Renata manis menyatukan hidung dengannya, menghirup aroma napasnya yang selalu membuat sosok itu ingin memeluknya erat.

" Ah nyamannya." Renata memejamkan mata

" Dasar penyender."

" Kamu sanderable sih." Tawa Renata lepas. Sosok itu memegang tangannya hangat,

" Bagaimana jika suatu hari aku melepasmu Renata?" Tanyanya membuat senyum diwajah Renata tiba tiba surut.

" Apa maksudmu?" Renata tiba tiba mencium aroma amis darah, semakin kuat dan semakin kuat. Hingga...

" Bagaimana jika aku tak bisa melindungimu lagi?"

Renata menoleh. Dan...



" Syam!!!" Teriaknya lepas terbangun dari tidurnya. Wajahnya panik dan pucat mengingat wajah Syam dimimpinya yang berlumuran darah dengan kabel kabel yang seolah menempel di kepalanya.

Dan lagi lagi disana...

Jauh ditempat lain,

Syam terbangun, mengusap keringat dirambutnya lalu menarik napas panjang.
Dia melirik Bianca yang tampak tidur tanpa busana disisinya. Entah kenapa, pemuda itu menatapnya dalam waktu yang sangat lama. Bahkan sampai gadis itu terbangun dan tersenyum menatapnya

" Kamu kenapa sayang?" Tanya Bianca meraba punggungnya. Lalu duduk disisinya, mengecup pundaknya pelan

" Tidak apa apa." Jawab Syam dingin, kembali menatap kedalam matanya seolah mencari kebenaran disana.

Ya, dia kenapa?

" Syaaaaammm!!!" Teriakan yang seakan membangunkannya tadi seolah terus mengulang di dalam pikirannya.

Flashback

Syam seakan tersesat dialam bawah sadarnya, berjalan di tempat yang tidak dia kenal, anehnya, dia tidak bisa melangkah mundur ditempat itu dan hanya bisa terus berjalan.

Beberapa orang disana tampak tersenyum padanya, orang orang yang tidak dia kenal. Yang sangat asing, sangat dekat tapi terasa jauh. Seakan mereka memanggilnya tapi suara mereka tidak bisa didengar.

Hingga...

" Paman?" Seorang gadis kecil memanggilnya dari belakang. Seorang gadis kecil yang cantik dengan bibir mungil dan bola matanya yang berbinar tampak berdiri dengan boneka beruang dipelukannya.
Syam mencoba melangkah kearahnya, tapi... seakan ada dinding yang menghalangi dia untuk melangkah kebelakang/ mundur

" Kenapa, aku tidak bisa melangkah?" Tanyanya

" Kenapa aku ingin sekali memeluk anak itu?" Bola mata Syam memerah

Lalu tiba tiba..

" Karna mereka masa lalumu Syam." Ujar sebuah suara tiba tiba membuatnya berbalik.

" Maaf?" Tanyanya mengernyit. Dia benar benar tak mengenal siapa orang yang saat ini berdiri didepannya. Sosok pria berusia sekitar 17 tahun, dengan mata sama sepertinya, rambut gelap dan kulit yang putih pucat.

" Gadis kecil itu adalah salah satu dari siapa yang paling kau sayangi saat kau melepas kehidupanmu. Syam."

" Namaku Leon." Tekan Syam

Pemuda itu tersenyum mendekatinya dengan tangan didalam saku

" Kau sangat kuat Syam, kau lebih tau siapa dirimu dari pada orang lain. Jika kau mau, kau akan mengenali musuhmu, temanmu dan juga dirimu sendiri. Namamu adalah Syam. Dan kau tahu itu benar." Senyum orang itu memegang pundaknya

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang