Part 12

23.8K 1.4K 120
                                    

Sebelumnya maaf ya kalau kadang telat up. Itu tandanya sakit saya kambuh :) maklum pasien getah bening memang suka kambuh dadakan 😂😂
Votmentnya ya sekalipun gak dibalas ( karna kondisi fisik ) q tetap baca comment kalian sesekali.

------------

Harapan

" Shit!!" Syam menggenggam ponselnya kuat, sorot matanya menajam dan napasnya berhembus berat. Dia benar benar marah kali ini

" Maaf tuan, anak itu diselamatkan oleh Dokter Muda yang merawatnya. Dan sampai saat ini, kami tidak bisa menemukan mereka." Penuturan suruhannya tadi benar benar membuat Syam naik darah.

" Temukan mereka dimanapun berada! Biar aku sendiri yang menyingkirkannya!" Tekannya

" Kamu benar benar mau main main denganku Danur, aku menyesal kenapa dulu tidak membunuhmu saja." Ujarnya emosi. Beberapa saat, pemuda itu hanya diam merasakan semilir angin malam yang seolah menilang nilang rambut brownnya, memejamkan mata dan membiarkan tetes pertama air hujan menyentuh kulit putihnya. Hingga.. beberapa saat kemudian,
Tatapannya terarah pada jendela kamar dimana ia mengurung Renata. Tepat di lantai 3, senyum tersungging di bibirnya ketika melihat Renata tampak mengikat seutas sprey yang disambung dengan tirai pada sisi jendela, tentu saja Renata tidak tahu kalau Syam mengetahui niatnya.

Wanita itu berusaha kuat untuk pergi dari sana, kerinduannya pada Cloe membuat Renata nekat melawan rasa takut dan menuruni celah jendela itu dengan sambungan kain yang ia buat.

" Renataaaa... Renata... sayangnya kau kurang mengenalku. Tak akan aku biarkan anak sialanmu itu mengganggu hubungan kita. Hanya aku yang boleh kau cemaskan. Ya, hanya aku" - Batin Syam kemudian beranjak

Sementara Renata..

" Cloe tunggulah nak, mama akan pulang." Ujarnya senang saat kakinya hampir menapaki tanah. Ia pikir rencananya berhasil, sebelum...

Renata tercekat saat tiba tiba seseorang mengulurkan tangan dari belakang
" Butuh bantuan Nona?" Ujarnya membuat Renata menoleh pucat. Syam tampak mengulas senyum manisnya yang justru terlihat menakutkan

" Syam, aku mohon, biarkan aku pergi dari sini, kasihan Cloe dia pasti mencariku kesana kemari, Syam kamu masih temanku kan?" Renata melipat tangannya.

Tapi yang terjadi justru...

" Ikut aku!!" Pemuda itu mencengkram lengan Renata kasar lalu menyeretnya kembali kedalam.
" Brug."
" Klek."
Renata memucat saat Syam mengunci pintu ruangan, kini hanya tinggal mereka berdua disana.

" Aku berusaha baik padamu Rena, tapi rupanya kau bukan type wanita yang suka bermain halus." Pemuda itu tersenyum tipis mendekati Renata yang melangkah mundur. Wajahnya tegang saat Syam melepas beberapa kancing kemejanya, memperlihatkan otot otot sexi di leher dan dadanya lalu kembali mengulas senyum yang membuatnya terlihat bagai malaikat

" Syam.. aa..ku." Renata gemetar saat Syam menyentuh dagunya. Lalu..

" Lepaskan pakaianmu!" Perintah Syam sarkatis.
" Syam, tidak... aku tidak akan..
" Shhh, aku tidak memintamu bicara, aku memintamu melepaskan pakaianmu atau.. putrimu yang disana akan benar benar berakhir ditanganku." Ancamnya dengan wajah tanpa dosa. Renata menggeleng menetesklan air mata
" Jangan sakiti Cloe, aku mohon jangan lakukan apapun padanya."
Syam menarik pinggang Renata kedalam pelukannya kemudian menatap irisnya lekat

" Tenanglah! Renata aku bahkan selalu melindungi kalian kan? Aku mendonorkan sumsumku untuk Cloe, bukankah sangat tidak tahu balas budi jika kamu menolak permintaan kecilku kan?"

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang