Part 21

15.7K 1.1K 108
                                    

" K...ea."

Apa ini? Aku shock... aku benar benar shock. Bagai tertampar berkali kali
Bahkan kakiku gemetar
Seakan akan bumi ini berguncang.

Renata yang pucat pasi, menatap ke arah Danur yang tampak mendorongkan kursi Roda Arkent. Arkent
Ya itu benar benar Arkent
Dan dia... masih hidup?
Danur pasti dibalik ini semua, dia pasti yang mengaturnya. Tapi entah kenapa Renata merasa sangat bahagia, ia menyeka air matanya menatap Arkent yang juga menatap ke arahnya.
Anehnya, tak ada kerinduan pada tatapan itu, berbeda dengan tatapan Renata, Arkent justru lebih dingin.

" Apa kabar Renata Audie?" Senyum Danur manis.

" Kea.." Renata ingin berlari bahkan memeluk Arkent, hanya Kea yang ada di otaknya. Ia ingin menangis di depannya dan menunjukkan betapa ia sangat merindukan Arkent.

Tapi, Syam menahan lengannya.

" Semua staf menatap kita, ayo, kita bicara di ruangan CEO saja." Ujarnya membuat Renata menatap ke sekitar. Dan benar saja, seluruh Staf tampak terperanjat dan sebagian menatap kaget atas kembalinya Arkent, dengan kondisi seperti itu.
Pikiran Syam bijak juga.

Namun...

" Aku ingin bicara disini!" Tekan Arkent menatap Syam tajam.

" Ini masalah pribadi. Apa kau sudah gila? Kau ingin segalanya terlihat di depan Staf kita?" Syam menatap Arkent dingin

" Aku CEO di sini! Aku berhak memilih!" Ujar Arkent dengan urat leher menegang.

Syam mengusap rambutnya jengah, rahangnya merapat. Ia kemudian menatap ke arah Danur yang tersenyum mengejeknya

" Dengar, aku tidak mengerti mengapa kau bisa berada disini, aku bahkan tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi aku mohon, rendahkan egomu dan sebaiknya, kita bicara di dalam saja." Syam mencoba melangkah mengulurkan tangannya ke hadapan Arkent yang justru menepisnya

" Tak ada yang perlu di bicarakan, dengan orang sepertimu!" Tekannya

" Arkent, Syam kehilangan ingatannya." Ujar Renata menengahi. Ia meneteskan air matanya menatap Arkent, melangkah pelan diantara mereka. Terlihat jelas, Renata begitu merindukannya.

" Apa kau baik baik saja? Dimana kau selama ini, a..ku. Aku senang kau kembali." Renata menyeka air matanya. Namun...

" Benarkah? Kalau begitu ikut denganku dan tinggalkan dia!" Tunjuk Arkent ke arah Syam yang masih berdiri mematung di sana.

Deg. Langkah Renata tertahan,

" Kea..

" Dia menipumu! Dia tak pernah kehilangan ingatannya, dia hanya berpura pura seperti biasanya. Kau jangan tertipu." Ujar Arkent. Pemuda berwajah pucat itu mengulurkan tangannya ke hadapan Renata. Cloe tersenyum berbinar, saat melihat ayah yang memangkunya mengajak Renata seperti pangeran mengajak putri dalam dongeng. Akhirnya, ia akan memiliki seorang ayah. Tapi...

" Danur yang menipumu sayang, percayalah. Dia tak sebaik itu." Ujar Renata gemetar. Mendengar itu, Arkent mengurungkan uluran tangannya. Dia tersenyum tipis

" Sayang? Kau memanggilku sayang tapi kau membela bajingan itu?" Ujarnya penuh penekanan.

" Kea percayalah, Syam kehilangan memorinya, Danur memukulnya waktu itu dan dia mengalami...

" Atau kau sudah tidur dengannya hmm?" Senyum Kea dingin memotong ucapan Renata. Tuduhannya benar benar membuat Renata menggeleng tak habis pikir, ia melirik semua mata yang tampak mendengarkan masalah mereka.

" Arkent, tolong hentikan!" Pinta Syam saat melihat mata Renata mulai memerah.

" Kau bahkan membelanya juga? Romantis sekali." Arkent tersenyum memalingkan wajah

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang