Part 16

20.1K 1.3K 96
                                    

" Napasnya mulai teratur nona, mungkin dia bisa sadar 4-5 jam lagi." Tutur pria dengan jas dokter di tubuhnya usai memeriksa seonggok tubuh yang tergeletak dengan tangan terikat di sisi kanan kiri.

Senyum tipis menguar dibibir cantiknya

" Keluar!" Perintahnya kemudian. Dokter itupun melangkah keluar, meninggalkan Anne yang tampak menatap Syam lekat. Ia melangkah mendekat, menatap sosok itu lekat lalu duduk disisinya.

" Kau terlihat lucu sekali Syam." Ucapnya berbisik lalu menatap wajah itu dari dekat.
Tampak keningnya mengernyit, mungkin menahan sakit, diagnosa awal, Sammuel menderita gagar otak ringan, gangguan di syaraf pundaknya dan retak 3 tulang rusuk.

" Bahkan sekarang kau tak berhak menolakku kan?" Anne mencengkram Dagu Syam lalu menatap bibir pemuda itu lekat, turun keleher kokohnya, dadanya lalu...

" Men...jauh dariku!" Syam membuka mata birunya.

" Jauhkan aku darimu jika kamu mampu." Senyum gadis itu menaiki dipan tempat Syam terbaring dan mulai melepas kancing kemejanya satu persatu, mempertontonkan keindahan ragawinya. Dia menjatuhkan tubuhnya mencium mesra leher Syam

" Kubilang menjauh dariku!!" Teriak Syam dengan urat leher menegang, keringat dingin membasahi rambutnya saat itu.

" Kau semakin sexi saat marah." Ujar Anne kemudian melumat bibirnya lembut dan meraba dada bidangnya mesra

Syam mencoba berontak. Ikatan ditangannya begitu kuat, darah merembes dari pergelangannya

Aku tidak boleh jadi miliknya
Tidak akan
Tidak

Sementara dilain tempat...

Renata meletakkan bunganya di atas makam Arkent, setetes bulir bening mengalir di wajah cantiknya lalu jatuh di batu nisan bertulisankan Arkent Shawn Andreas itu.

" Tidurlah dengan tenang sayang." Bisiknya mengecup sekilas nisan itu, seolah bayangan Arkentnya berdiri disana.

" Cloee kemarilah naaak!!" Teriak Renata memanggil Cloe yang berada digendongan Danur. Pemuda itu mendekatkan Cloe pada ibunya.

" Ini makam ayahku ma?" Tanyanya manis. Renata mengangguk pelan. Kaki mungil Cloe menyentuh tanah, ia melangkah pelan kearah mamanya lalu menaburi bunga di atas pusara Arkent

Lihatlah Kea, putrimu begitu cerdas

" Cloe akan jadi anak yang baik ayah. Cloe janji." Ucapnya begitu lucu. Cloe memeluk nisan itu seolah memeluk sosok ayah yang selama ini dia rindukan

Seberkas ingatannya mencuat kemasa lalu

" Haiii!!"

" Ya ampun." Renata mengusap dadanya yang kaget saat murid baru itu tiba tiba terjun dari atas pagar sekolah

" Arkent sudah aku bilang.. jika sekali lagi kau melakukan hal ini aku akan melaporkanmu ke..

" Ssshhhh." Arkent meletakkan telunjuknya di bibir Renata yang mengerjab berkali kali
Gadis itu menepis lengan Arkent lalu menatapnya tajam

" Kau tahu, saat kau marah seperti ini.. kau dan aku mirip sebuah keluarga." Ujar pemuda itu mengikuti Renata yang mencoba menjaga jarak darinya

" Jauhkan pikiran menyebalkanmu itu!" Tekan Renata

" Lalu kita akan memiliki seorang anak, kau mau anak laki laki atau perempuan?" Pemuda itu mencegat Renata didepannya

" Keaaa.." Renata memutar bola matanya kesal. Pemuda itu sama sekali tak mendengarkan

" Hmm tak masalah sih laki laki atau perempuan, selama ayahnya aku pasti keren kok. Jangan khawatir, aku kan tampan." Tawanya lepas.

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang