Part 10

24.4K 1.6K 133
                                    

Kebohongan

Plak. Dia mendengus kesal karna Renata memukul tangannya keras

“ Berhenti memakan itu Kea!” Kali ini Renata benar benar membulatkan matanya. Pemuda disampingnya entah sampai kapan akan melahap semua coklat dari fans dadakannya di sekolah

“ Ayolah ini hanya coklat.” Jawabnya enteng
“ Hanya coklat? Kamu mau pacaran dengan mereka semua hah? Pecicilan banget sih jadi cowo, semuanya diembat. Rakus tau gak!” Kilatan mata Renata memancarkan kecemburuan

“ Dari pada kamu? Kamu sama sekali gak pernah ngasih apapun sama aku kan, yang ada pacaran sama kamu malah bikin laper.” Tawa pemuda itu renyah.
“ Aku gak pernah ngasih apapun?” Renata menarik kerah kemeja Arkent dengan mata memerah penuh emosi

“ O’ow, oke oke aku menyerah.. kali ini kau menakut...”
Saat itu, Renata mengecup sisa coklat di sudut bibir Arkent mesra, menciptakan gelenyar hangat yang membuat Arkent mematung beberapa detik dengan mata terbuka.
“ Katakan? Kau mau cokelat atau...” Renata tersenyum memainkan matanya.
“ Kamu!” Jawab Arkent kemudian melanjutkan adegan tadi menjadi ciuman mesra yang bahkan membekas sampai saat ini. Renata sama sekali tidak bisa melupakannya, bahkan hembusan napas Arkent saat itu seolah selalu mampu membangunkannya di tengah malam.

“ Astaga, aku akan mati over dosis melihat betapa manisnya dirimu sayang.” Godanya memainkan mata, membuat Renata merona menatap paras rupawannya
Dia berpikir saat itu, betapa beruntungnya dia, menjadi kekasih dari pria yang digilai semua temannya, pria yang baik, manis dan seakan mampu melindunginya untuk selamanya,

“ Lihat saja nanti, kalau kau mati, aku akan mengirimkan banyak coklat untukmu.” Tawa Renata
“ Oooh jadi ngasihnya nunggu aku mati dulu nih?”
“ Karna Kea tidak akan mati jika Rena masih bernapas.” Renata menyandarkan kepalanya di pundak Arkent yang membelainya lembut

" Audiku." Bisiknya mengecup pucuk kepala Renata lembut

Karna, semakin indah cinta yang ada...
Semakin sakit juga saat semuanya hanya menjadi kenangan - Quotes

***

Air mata Renata menetes bersama hujan yang membasahi tubuhnya siang itu, bersama seluruh staf karyawan kantor yang mengenakan dress dengan warna senada menunjukkan betapa mereka sangat kehilangan sosok Arkent Shawn. Seolah tak percaya, pria yang telah memberinya seorang putri telah terbaring tanpa nyawa, Renata tak bisa menyembunyikan penyesalan diwajahnya

Ren, aku mohon maafkan aku.”
Bayangan ketulusan Arkent saat itu seolah membekas diingatannya

Aku tidak tahu, apa aku telah melakukan hal benar atau salah
Aku tidak tahu mengapa jika aku benar, aku merasa menyesal
Mengapa jika aku benar, aku menyesal karna tak pernah mengizinkan Cloe memanggilmu ayah..
Mengapa jika aku benar, aku merasa kehilangan dirimu? Kea..

Renata tertahan menatap potret Arkent yang terpajang rapi dibatu nisan. Senyum yang manis, wajah menawan dan mata yang memikat seperti biasanya. Tepat setelah semua karyawan meletakkan bunga duka mereka, Renata melangkah pelan mendekat.

“ Aku tidak tahu kenapa Kea, bolehkan aku memanggilmu dengan nama itu? Aku tidak tahu mengapa, tapi aku...” Renata tak meneruskan kata katanya. Ia terisak seorang diri dengan sesuatu ditangannya, sesuatu yang kemudian ia letakkan didepan foto itu.

Sebuah Coklat

“ Aku memaafkanmu.” Ucapnya dengan bibir gemetar.

" Bisa kau dengar itu Kea? Aku memaafkanmu." Tangisannya pun pecah

My Sexi Enemis ( Buckwheat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang