Move; Good Bye [KJI]

Prologue

Play song on media please^^

The meaning of this song really fits Kai's situation right now~

💔💔💔

Kai ingat, saat itu kalimat yang dia ucapkan pada Kinan adalah bahwa Cindi adalah orang yang overprotective, tetapi hanya pada gadis itu saja. Namun, pada kenyataannya, Kai berusaha membalikkan fakta. Kenyataannya adalah bahwa Kai, sudah berusaha berbulan-bulan bersama Cindi, tapi, ia tetap tidak bisa. Sampai akhirnya hari itu tiba. Hari perpisahannya dengan Kinan sebelum sahabatnya memutuskan untuk pergi ke London.

Entah Kai harus senang atau sedih. Perasaannya terlalu berkecamuk dan tidak terkendali.

"Nan, ada satu hal yang pengin gua omongin ke elu sebelum pergi."

"Ah, nggak nggak. Klasik banget, alay." Kai bermonolog sendiri sambil menatap cermin. Lalu laki-laki itu mencoba bermonolog lagi sambil merapikan kaosnya.

"Lu jahat banget anjir ninggalin gua. Gua kan sayang banget sama lu. Lagian kenapa gak di sini aja sih? Toh, ada gua ini."

Lagi, Kai menggeleng cepat. Perasannya kini semakin tidak menentu. Jantungnya terlalu berdegup kencang untuk mengingat apa yang akan terjadi nanti kalau ia benar-benar sanggup mengutarakan perasaannya pada Kinan.

"Nan, ini terakhir kalinya gue ngeyakinin elu kalau gua sayang banget sama elu. Lu masih tetap mau pergi?"

💔💔💔

"Lu nggak ada mau ngomong apa gitu sama gue?" pertanyaan Kinan tiba-tiba membuat degup jantung Kai semakin tidak karuan.

Ini bukan kali pertama mereka bicara serius. Ini bukan kali pertama juga Kai berniat mengungkapkan perasaannya. Tapi... entah kenapa jantungnya bekerja terlalu keras saat ini.

"Ngomong apa?"

"Ya apa kek."

Kai memilih diam sejenak, sambil menimang-nimang harus bicara apa. Semua kalimat yang sudah ia susun mendadak berantakan. Daya ingatnya jadi melemah begitu saja.

"Nan."

Kinan menoleh ke arah Kai, menatap laki-laki itu dengan innocent, membuat Kai jadi salah tingkah.

"Kalau gua bilang, jangan pergi, apa lu nggak akan pergi? Kalau gua bilang, gua akan selalu stay di sini sesering apa pun Sehun menyakiti elu, apa lu akan bertahan? Kalau gua bilang, gua sayang banget sama elu melebihi Sehun merjuangin elu dari kecil, apa lu akan percaya?"

"Jaga diri lu baik-baik di sana. Jangan pernah tolak telepon gua, harus sering-sering telepon gua, tapi jangan pernah minta gua untuk pergi ke sana. Juga, jangan pernah bohongi gua kalo lu sakit hati. Biar gimana pun, gua pasti tau. Dan yang paling penting, lupain Sehun. Karena ini alasan terbesar lu pergi. Buat lupain Sehun dan memulai semuanya dari nol lagi."

Dan, akhirnya hanya kalimat itu yang bisa Kai ungkapkan untuk Kinan. Sambil tersenyum, Kai diam-diam menahan perih di hatinya sendiri.

Sampai Sehun selesai menelepon Kinan, gadis itu kembali menangis lagi. Jadi, Kai memutuskan untuk kembali mengubur semua susunan kalimat yang sudah rapi akan ia ucapkan satu per satu pada gadis di sebelahnya sekarang.

Kai tidak ingin egois untuk membahagiakan hatinya sendiri, sementara orang yang sungguh ia cintai sedang terluka dan menangisi orang lain.

Biarlah, meskipun pada akhirnya Kai harus merelakan Kinan pergi, tapi, demi kebahagiaan gadis itu, Kai sungguh akan melakukan apa pun. Sekali pun ia harus menyakiti hatinya sendiri.

Bahkan, sampai detik ini, ia masih saja mengingkari janjinya untuk berhenti menjadikan Kinan prioritasnya. Ia harus menyakiti Cindi berulang kali karena lagi-lagi ia gagal dalam menepati janjinya.

"Semuanya benar-benar selesai kan, Kai?" pertanyaan Kinan mengusik lamunan Kai.

Kai mengelus kepala Kinan berkali-kali, menularkan perasaan sayangnya yang semoga bisa dipahami Kinan meski hanya lewat sentuhan. Lalu laki-laki itu mengangguk, membuat perasaan Kinan tenang.

"Iya Nan. Semuanya sudah selesai. Begitu pun dengan perjuangan gua. Semuanya selesai sampai di sini. Baik-baik di sana, Nan. Gua sayang sama elu."

💔💔💔

Don't go today, just don't go today

Today stand next to me,

so I can't forget you

Don't go today, please don't leave

Today, try to be next to me.