--26-- Special Part Kai's Birthday

992 145 59
                                    

"Thanks for this special birthday gift, Ra." -Kai

"Happy birthday, Kak." -Rara

"Play song on media above, please." -Author


💔💔💔


Suara musik berdentum dengan kelap-kelip lampu disko yang membuat suasana di area lapangan luas itu semakin pecah. Gue berjalan menyisi, memperhatikan band yang sedang tampil dengan selalu memperhatikan percakapan dari walkie talkie dan headphone yang terpasang. Gue sebagai wakil ketua acara tentu harus bekerja ekstra ketika acara sedang berlangsung. Terlebih memastikan bintang tamu aman di atas sana dan mengontrol kondisi yang lain agar tetap baik-baik saja.

Tinggal menunggu bintang tamu ini sampai acara penutupan nanti. Gue berdiri di samping stage sambil melipat tangan di depan dada. Sampai tiba-tiba ada suara Kak Lay yang memanggil melalui walkie talkie.

"Rara di sini, ada apa Kak?"

"Untuk pelepasan balon dilepas di lagu ke berapa Ra?"

"Nanti terakhir aja Kak, bukannya tim udah gue kasih tau ya?"

"Iya soalnya tadi Juan sama Nanda ribut soal itu. I just want to make sure."

"Di lagu terakhir." Gue menekankan kata-kata gue dengan tegas tapi sedikit berbisik karena tentu gue nggak mau mengganggu keasikan penonton yang datang untuk menikmati acara ini.

"Ra, bukannya pas lagu—" ini suara Kak Juan menyela.

"Terakhir, Kak. Bukannya kita udah sepakat untuk melepas balonnya terakhir?" kali ini gue memutuskan untuk berpindah tempat ke yang sedikit lebih sepi dari hingar bingar sound system. "Lo sendiri bukan yang udah menyetujui ini?" tanya gue dengan nada suara meninggi. Gue paling benci kalau udah ada perdebatan di tengah acara, padahal udah jelas-jelas sebelum acara itu kita semua menyetujuinya. Emang nih ketua satu ini selalu labil dan berpindah-pindah keputusan.

"Gue cuma ngerasa kalau saatnya lebih tepat dilepas—"

"TERAKHIR!" seru gue sembari kembali menyela ucapan Kak Juan. "Nggak ada debat lagi. Udah pokoknya terakhir, saat reff ketiga. Nggak ada penyanggahan lagi karena kita semua udah setuju. Now, back to control the situation." Ucap gue final membuat Kak Lay dan Kak Juan diam dan akhirnya sibuk kembali pada kegiatan mereka masing-masing.

Selepas acara perdebatan singkat di walkie talkie itu gue mengembuskan napas panjang sambil mengerut dahi perlahan. Kali ini lagu yang sedang dimainkan adalah lagu mellow sehingga gue tidak terlalu jengah juga mendengarnya. Saat gue hendak kembali ke depan stage, gue merasa seseorang menahan perut gue sambil tiba-tiba melingkarkan perutnya di sana. Gue kaget, tentu saja. Tapi aroma itu, wanginya yang gue hapal jelas berputar-putar di sekitar hidung hingga rasanya pusing.

"Lo capek ya?" tanya Kak Kai yang entah sejak kapan sudah menjatuhkan dagunya di bahu sebelah kiri.

"Kak? Lo kenapa bisa ada di sini?"

"Gue dari tadi merhatiin lo tau Ra." Jawabnya masih enggan untuk melepaskan pelukannya.

"Kak please, ini tempat umum. Jangan gini ih."

Kak Kai tiba-tiba melepaskan pelukannya dan memutarbalikkan tubuh gue hingga kini kami berhadapan dengan jarak yang super dekat. Gue bisa merasakan hangat napasnya saking terlalu dekatnya jarak kami berdua.

"Jadi kalau di tempat yang nggak umum, boleh ya?"

"Kak apaan ih." Gue memukul lengan atasnya sekuat tenaga. Tapi akhirnya gue senyum juga. Siapa yang bisa nggak senyum sih kalau digodain cowok kayak Kak Kai gini? Emang lo bisa?

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang