--37--

849 128 33
                                    

Play song on the media above:)




"Sebentar aja kayak gini, Ra. Gue pengin ngelihat lo sedekat ini. Gue... kangen sama lo, Aira Nanda."  









"Makasih ya Kak udah anter gue." Gue turun dari motor sambil berjalan ke depan gerbang rumah. Kak Kai masih menatap sayu dari motornya, lalu dia senyum lebar.


Hari ini terlalu banyak hal yang sulit gue cerna. Dari mulai Kak Kai yang tiba-tiba dateng ke rumah, ngajak gue ke rumahnya, terus kita main di taman bermain, ngobrolin banyak hal dari ini sampai itu, ngetawain cerita-cerita receh yang kalo diinget-inget lagi, gue nggak mungkin ketawa kalo lagi sendirian. Hari ini gue ngerasa sesuatu yang hilang udah kembali. Meskipun gue belum tau alasan Kak Kai kenapa tiba-tiba datang lagi. Kenapa dia mau ngulang lagi semuanya. Karena gue takut, jawaban dia nanti malah nyakitin gue. Jadi, kadang lebih enak jadi orang bodoh yang nggak tau apa-apa ya, selama gue bisa bahagia?



Gue sekarang sadar kalo bahagia juga butuh keegoisan.



"Gue nggak ditawarin masuk dulu nih?"

"Eh, mau masuk?"

Kak Kai menggeleng sambil senyum lagi. "Nggak perlu, Ra. Lo pasti capek ya?"

"Capek kenapa?"

"Capek nenangin degup jantung karena deket-deket sama gue terus seharian. Iya nggak?"

"Hahaha, Kak Kai apaan siiih?!" gue mukul-mukul dia dengan kuat, sama sekali bukan pukul-pukul manja loh ya. Gini-gini tenaga gue besar dan kuat tau. Tapi toh dia ketawa juga, malah kayaknya gak keliatan sakit sama sekali gitu mukanya.


"Ya udah gue masuk ya Kak?"


"Bentar Ra..."


"Kenapa?"

"Lo nggak penasaran kenapa gue tiba-tiba dateng?" tanyanya kali ini agak serius. Matanya natap gue serius, dan gue mendadak ngerasa kaku. Eh, bukan, gue ngerasa jadi gugup gitu apalagi tatapan Kak Kai dalam kayak gitu.


"Hmm, kenapa emang Kak?"


Alih-alih menjawab, Kak Kai malah senyum tipis terus ngusak rambut gue lembut. Kita diem beberapa detik, membiarkan suasana tetap hening. "Ra, boleh jalan bentar nggak?"

"Hah? Jalan ke mana lagi Kak?"

"Jalan di sekitaran sini aja, muterin komplek lo. Mau nggak?"


Gue nggak tau harus ngedeskripsikan perasaan gue sekarang gimana. Gue seneng karena setelah gue nangis-nangis gak jelas dua bulanan ini karena cowok ini, sekarang, tanpa gue duga, dia malah datang beneran dan bertingkah seolah gak pernah terjadi sesuatu sama kita berdua. Tapi gue bingung karena perasaan gue belum bisa nerima dia sepenuhnya lagi. Gue masih takut kalau kejadian yang lalu terulang. Perasaan seseorang, siapa yang tau, kan? Gimana kalau ternyata Kak Kai masih belum bisa lepas dari Kak Kinan atau--"

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang