--07--

1K 157 29
                                    

Recommend to play this song above^^





Kai dan Rara tiba di parkiran motor, tepatnya di samping motor Rara yang terparkir aman di bawah naungan pohon. Mereka saling bertatapan cukup lama sebelum memulai pembicaraan.

"Oke, udah sampai. Sini." Rara berniat merebut kembali bukunya tapi Kai dengan sigap malah menjauhkannya.

"Ehey. Siapa bilang gue mau ngantar sampai sini? Gue antar lo ke kosan."

"Hah? Nggak!"

"Ra, nerima tawaran orang itu jangan setengah-setengah."

"Pokoknya nggak!"

"Ya udah, bukunya gue yang bawa, gue ikutin lo dari belakang. Gimana?"

"Gue nggak tau ya maksud lo apa. Tapi, serius. Gue bisa sendiri."

"Oke kalo lo nggak mau gue bantu. Berarti nanti malam bisa ya ngopi bareng?" Kai tersenyum licik sambil menaikkan sebelah alisnya. Tiba-tiba ia merasakan sensasi tersendiri saat menunggu Rara memberinya sebuah jawaban. Padahal, Kai jelas-jelas sedang tidak menembaknya.

Rara menahan amarah sambil terus menatap Kai dengan tatapan menghunus. Seujujurnya, ia tidak suka ada laki-laki yang mengganggunya. Selama ia hidup 21 tahun ini, tidak pernah ada laki-laki yang seniat Kai mengganggunya. Tapi, Rara yakin, orang semacam Kai bukan partner yang baik untuk diajak beradu mulut.

"Ya udah, lo yang bawa bukunya." Jawabnya menyerah sambil berdecak kesal dan mulai memakai helm.

Kai menyuggingkan senyum kemenangan.

Lucu juga nih cewek. Gumamnya dalam hati sambil berjalan menuju motornya. Sebelumnya, ia sudah memasukkan buku-buku milik Rara ke dalam goodie bag yang selalu ia simpan di bagasi motor, dan menaruh buku yang sudah dalam goodie bag itu di dalam bagasi motor pula.

💔💔💔

Baru semalam Kai mengikuti gadis yang sedang membawa motor matic beberapa meter di depannya hingga selamat sampai ke kosannya. Sekarang, ia sudah terang-terangan meminta izin untuk mengikuti Rara. Ada sensasi lain yang Kai rasakan saat mengikuti seorang perempuan dengan motor di belakangnya. Ia seperti sedang melindungi dan menjaga. Tapi tetap, sih, rasanya lebih bahagia kalau bisa berada dalam satu motor yang sama.

Rara memberikan lampu sein kanan dan motornya memasuki jalan yang lebih sempit, hanya cukup untuk satu mobil saja. Tidak jauh dari situ, motor Rara berhenti. Tepat di depan rumah tiga lantai berwarna cokelat susu dengan pagar tinggi.

Setelah menurunkan standar motornya, Rara turun dan menghampiri Kai yang ada di belakangnya.

"Ini kosan khusus cewek. Lo nggak boleh masuk."

Kai menautkan kedua alisnya menatap Rara, lalu pandangannya dialihkan ke sebelah kanan. Dia memperhatikan kosan minimalis yang Rara tempati dari mulai pagar, taman kecil di depan teras, bahkan hingga lantai tertatas.

Tapi, tidak lama kemudian, seorang perempuan keluar dari pintu kosan yang berukuran besar, diikuti laki-laki di belakangnya.

Kai cepat-cepat menoleh ke arah Rara yang langsung membuang muka. Tidak butuh waktu lama, tawa laki-laki itu meledak.

"Gak ada yang lucu!" sungut Rara sensi sambil menahan diri untuk tidak membuat dirinya semakin malu.

"Loh, Ra, cowok lo?"

Rara tidak menjawab. Ia hanya memberikan kedikan bahu dan mengabaikan tatapan penuh selidik teman kosannya itu.

"Coming soon maybe. Gue Kai, temannya Rara." Laki-laki itu menjulurkan tangan ke hadapan teman kosan Rara.

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang