--24--

916 153 51
                                    

"The way you kiss my forehead." -Rara




"Eh bentar Ra."

Langkah kami berhenti dengan tangan Kak Kai yang masih menggenggam tangan gue. Laki-laki itu menunjukkan layar ponselnya yang terpampang nama Kak Kinan di sana dengan foto kontaknya selca mereka berdua. Jantung gue rasanya copot saat itu juga dan lutut gue mendadak terasa lemas. Ya kalau udah gini, gue nggak bisa apa-apa. Gue cuma pasrah aja pasti Kak Kai mau menghindar untuk bisa bicara berdua sama Kak Kinan. Bahkan, gue masih belum diizinkan untuk bisa ikut gabung dalam pembicaraan mereka.

"Ya udah, gue ke mobil duluan." Ujar gue pasrah sambil melepaskan tangan Kak Kai dengan bantuan tangan kiri yang sedang bebas. Tapi, setelah kedua tangan gue menggenggam tangannya, Kak Kai malah enggan melepaskan genggamannya. Dia malah semakin menarik gue hingga jarak kami sangat dekat. Lalu satu tangannya yang tadi memegang ponsel langsung mengangkat panggilan itu. Dengan tangan kirinya yang nggak terlepas dari tangan gue.

Catat ya, tangan kirinya masih menggamit tangan gue.

"Halo Nan, long time no talk ya?" sapa Kak Kai santai.

Gue sendiri nggak tau harus melakukan apa untuk saat ini. Jadi, gue hanya memperhatikan Kak Kai diam-diam dari samping sambil menenangkan degup jantung yang rasanya ingin loncat keluar karena terlalu bahagia. Gimana enggak, ini untuk pertama kalinya Kak Kai nggak menghindari gue saat Kak Kinan telepon. Dia bahkan meminta gue tetap ada di sampingnya dan terus menggenggam tangan gue seperti ini. Apa mungkin, ini waktunya gue untuk buka hati juga?

"Iya gue lagi jalan-jalan sama Rara. Nih, dia ada di samping gue sekarang."

"Hahaha, ya balik lah buruan lu sidang."

"Lah 3 minggu lagi? Bentar lagi dong?"

"Iya good luck ya buat sidangnya, mudah-mudahan lancar deh. Nanti kalau lulus, terus lu balik ke sini, gue kasih hadiah deh. Lu mau hadiah apaan?"

"Yah, gimana ya? gua nggak yakin sih Nan, kan gua juga lagi hampir merampungkan skripsi. Kecuali kalau lu mau ongkosin gua ke sana, ya oke."

"Hahaha sialan lu."

"Iya kita lagi di Lembang ini, datengin satu satu tempat wisata di sini. Bagus banget Nan, Bandung tuh banyak banget tempat bagus untuk dieksplor."

"Siap lah nanti gua kenalin dia ke elu. Cantik lagi, lebih dari lu deh pokoknya."

"Nah itu tau hahaha. Gua takut ada yang marah sih kalau muji lu cantik." Kak Kai melirik sepintas ke arah gue yang sedang tertangkap basah sedang menatapnya. Dia menyunggingkan senyum tipis tapi gue malah cepat-cepat membuang pandangan ke arah lain. Malu kali, ke-gap lagi merhatiin dia.

"Terus sama Pak Chanyeol udah ketemu?"

"Gua juga nggak tau Nan, sorry. Soalnya di socmed juga dia nggak aktif lagi. Gua udah hilang kontak sama sekali, Nan. Maaf ya."

"Hmm, tapi gua yakin sih pak Chanyeol nggak akan ke mana-mana. Dia pasti masih di sana. Maybe he's watching you. Hahahahaha."

"Ya lagian dia sok misterius banget sih ngilang-ngilang. Sampai abang lu sendiri aja nggak tau, kan?"

"Hmm hmm iyain deh. Susah emang sama orang sombong kayak lu tuh ya."

"Oke deh Nan, gua mau lanjut jalan lagi nih ya, bye!"

Akhirnya... pembicaraan mereka selesai juga. Gue kembali mengarahkan pandangan ke wajah Kak Kai yang langsung disambut sama senyumnya. "Maaf ya bikin nunggu."

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang