--11--

1K 167 45
                                    

Your smile is still so warm. It's stay the same.

So I'm so thankful





Rara membaringkan tubuhnya menghadap kanan, sambil menyelipkan kedua tangannya antara pipi dengan bantal. Dua puluh menit lalu, Rara dan Kai memutuskan untuk tidur. Rara berjalan ke tempat tidur dan Kai berjalan ke sofa dua dudukan yang terletak di samping tempat tidurnya. Beruntung sofa itu ada di sebelah kiri Rara, jadi ia tidak perlu repot-repot menatap Kai yang sedang tertidur.

"Ra—" suara berat-serak itu mengusik keheningan kamar.

Jantung Rara berdegup tiba-tiba. Tapi, ia masih belum berniat menjawab.

"Lo udah tidur ya?"

"Belum." Setelah perdebatan panjang antara hati dan logikanya, Rara akhirnya memutuskan menjawab tanpa berbalik. Hatinya kini sedikit tidak karuan antara deg-degan dan cemas.

"Gue pikir lo udah tidur."

Hening kembali beberapa saat.

"Gue nggak bisa tidur, Ra." Kai memutuskan bangkit dari tidurnya dan memilih duduk. Ia mengucek mata dan bersandar ke punggung sofa.

Dengan hati-hati, Rara memutar tubuhnya hingga ia bisa melihat Kai yang sedang duduk bersandar ke punggung sofa dengan hanya mengenakan kaos abu-abu polos dan boxer hitam. Matanya membulat, kaget. Tapi tidak butuh satu menit untuk segera menyadarkan diri.

"Kenapa? Lo keganggu ya sama kehadiran gue?"

"Nggak, sih... tapi kalo gue tidur di situ juga boleh? Gue batasi deh pakai guling."

Rara meregangkan kedua tangannya lalu bangun perlahan. "Ya udah, lo tidur di sini biar gue yang di sofa."

"Eeeeh, nggak nggak. Udah tidur lagi aja Ra. Gue cuma mau iseng ganggu lo doang sih sebenarnya." Laki-laki itu memaksakan tertawa. Kai jadi semakin gemas melihat tingkah laku Rara yang kelewat polos. Mukanya sih memang menyeramkan. Tapi... polos banget.

Setelah Rara kembali berbaring dan memunggunginya, Kai ikut menjatuhkan kembali tubuhnya untuk dibaringkan di sofa. Matanya tidak terlepas dari tubuh Rara yang terbungkus selimut, tapi rambutnya menjuntai indah. Senyum laki-laki itu tiba-tiba terlukis tipis, membuat perasaannya bahagia.

"Lo kenapa galak banget sih Ra?" tanya Kai lebih kepada gumaman sendiri.

Hening cukup lama sampai akhirnya Kai mendengar Rara menjawab.

"Gue nggak galak."

"Eh, lo masih bangun?"

"Kenapa lo nge-judge gue galak?"

Kai diam, membiarkan hening memeluk mereka berdua. Lalu, beberapa detik kemudian, laki-laki itu kembali membuka mulut.

"Many people thoughts that you're scary. But it's not for me. For me, you're just such a cute girl."

"Cute dari mana? Gue nggak ada lucu-lucunya sama sekali."

Mereka saling balas-balasan bicara tanpa saling berpandangan. Ah, tidak. Hanya Kai yang berusaha memandangi punggung Rara dari jarak beberapa meter di belakangnya. Laki-laki itu terlalu menikmati hingga ia tidak sadar Rara memanggil-manggil namanya.

"Kak Kai. Are you still awake?"

"Hm, iya. Kenapa?"

"Lo masih nggak bisa tidur?"

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang