--35--

831 142 41
                                    

Without you, I feel broke
Like I'm half of a whole
Without you, I've got no hand to hold
Without you, I feel torn
Like a sail in a storm
Without you, I'm just a sad song
I'm just a sad song  




Rara


Jakarta terik banget hari ini. Ketika gue bangun tidur tadi, udara panas langsung menyesaki kamar. Setelah gue sadar, ternyata Mama udah bukain jendela dan mematikan AC kamar entah kapan. Padahal udah hampir mau dua bulan gue di Jakarta selama liburan semester, tapi masih juga belum terbiasa sama udara panasnya setiap pagi, apalagi di siang hari. Belum terbiasa sama suasana komplek sepi di perumahan lagi, dan belum terbiasa sama handphone gue yang sunyi.

Lah, itu apaan sih yang terakhir?


Gue menggeliat sambil menguap kenyang. Lalu dengan kondisi mata yang masih sepet, gue memaksakan badan ini bergeser ke tembok di dekat jendela untuk mengambil remot AC. Lalu tiba-tiba aja waktu gue ngeliat remot, perasaan gue langsung teringat cowok yang udah hampir dua bulan ini nggak ngehubungi gue lagi. Cowok yang pernah berantem hebat sama gue gara-gara rebutan remot TV di kosan gue. cowok yang mungkin sekarang udah bahagia sama sahabatnya itu.

Sebisa mungkin gue cepat-cepat mengalihkan ingatan dari dia, gimana pun caranya. Meskipun sebenernya, makin lama gue makin terbiasa untuk nggak lagi menerima sapaan-sapaan gak pentingnya dia tiap pagi dan malam, but, there will come a time when suddenly I remembered him as fuck. Pretended to forget the way he hurt me, just because I want to reminisce him well.


Ah, Ra, come on. You should be happier without him, okay?

Gue memejamkan mata dan memberi sugesti pada diri sendiri, as I usually do in every morning during these few weeks.


Baru aja ketika gue hendak pergi ke kamar mandi, ponsel gue berdering lebih dulu, tanda ada chat dari seseorang yang masuk.


Putrinia: Ra

Putrinia: Kado buat Amel udah lo bawa, kan?

Putrinia: 3 hari lagi awas lupa.


Oh, gue pikir chat siapa. Sedikit agak kecewa, sih. Tapi ya udahlah, gak usah berharap juga Ra. Lalu dengan kecepatan mengetik hampir secepat cahaya, gue membalas pesan Putri, teman SMA gue.


Aira Nanda: udah Put, selo.

Aira Nanda: kadonya udah aman sama gue.


Setelah menaruh HP ke atas kasur, gue kembali bergegas menuju kamar mandi. Mengabaikan balasan Putri yang ternyata ngetiknya lebih cepet dari gue.


💔💔💔 



Gue menuruni anak tangga malas-malasan, padahal gue udah mandi tapi kok rasanya gerah lagi, ya? Gini deh. Udah kebiasaan tinggal enak di Bandung lama, giliran balik ke Jakarta ngeluh-ngeluh mulu. Padahal, satu-satunya hal yang harus kita persiapkan soal hidup itu adalah perubahan, kan? Karena gue yakin banget, setiap detail apa pun, entah orang, entah cuaca, entah perasaan, akan ada saatnya itu untuk berubah. Nah, berubahnya ke arah yang lebih baik atau yang lebih buruk, itu tergantung.

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang