--04--

1.4K 184 7
                                    

Kai ingat, waktu SMA, ia dan Kinan pernah jalan berdampingan di koridor menuju kelas. Tapi, tiba-tiba gadis itu memintanya untuk berjalan selangkah lebih belakang. Kai berkali-kali menolak karena ia lebih nyaman berjalan di sampingnya, terlebih saat tangan laki-laki itu merangkul bahu sahabatnya. Tapi, tiba-tiba Kinan bilang, "Gue takut anjir. Semalem gue mimpi hantu. Makanya kalau lo ada di belakang kan tenang."

Sekarang, Kai sedang berjalan menyusuri lorong kelas menuju parkiran. Tapi, di tengah jalan ia menyadari di depannya sedang berjalan seorang gadis yang sejak tadi merusak mood-nya. Sungguh, rasanya ingin saat itu juga Kai berjalan cepat sambil menubruk bahunya agar membuat gadis itu meringis. Tapi entah kenapa, Kai malah melambatkan langkahnya. Berjalan beberapa langkah di belakangan Rara sambil memperhatikan gerak-geriknya kalau saja tiba-tiba ia memutuskan untuk berbalik dan menemukan Kai.

Rara terus berjalan tanpa menoleh ke kanan atau pun ke kiri. Kepalanya menunduk, sepertinya sedang memainkan handphone. Tapi Kai tidak peduli. Satu-satunya yang membuat matanya fokus hanya punggung Rara.

I wish it was your shoulder, Nan. I wish I could give you a back hug.

Rara memasuki pintu perpustakaan. Sementara Kai menghentikan langkahnya sejenak. Setelah Rara masuk, Kai terdiam sebentar di depan pintu. Matanya memperhatikan gadis kecil itu yang kini sudah berjalan ke arah loker, menaruh map dan mengambil buku dalam tasnya. Lalu, setelah ia merapikan tasnya, ia berjalan menghampiri meja resepsionis. Mengetikkan sesuatu dalam komputer yang sepertinya mengisi daftar hadir.

Setelah Rara hilang dalam deretan rak-rak buku yang tinggi, Kai masih terdiam di depan pintu.

"Masuk? Enggak? Masuk? Enggak? Masuk?" kata terakhir berhenti tepat di ujung kancing kemejanya yang dimasukkan hanya bagian depan, sementara bagian belakang ia biarkan keluar dari jeans hitamnya. Lalu langkahnya pun ikut masuk ke dalam perpustakaan.

Kai menemukan Rara sedang mengamati satu per satu buku dalam deretan alphabet M. tapi, laki-laki itu memperhatikan Rara dari balik rak di blok yang berbeda, tentu saja. Pikirannya berkecamuk sekarang, mengingat ucapannya dengan Lay sejam yang lalu. Haruskah ia benar-benar mempermainkan Rara? Tapi, bagaimana kalau ternyata ia kena karma dan balik mencintai gadis itu dengan tulus?

Ah, Kai cepat-cepat menggeleng.
Hampir 4 tahun sejak kepergian Kinan. Sudah puluhan perempuan yang Kai pacari dan selalu berujung putus. Ia bukan berniat main-main, sih. Hanya saja, ia sedang berusaha untuk mencintai orang baru. Karena kebanyakan orang bilang, jalan move on terbaik itu adalah jatuh cinta lagi.

Sayangnya, puluhan kali Kai mencoba, ia tidak benar-benar bisa. Belum ada seorang pun yang membuatnya jatuh cinta dengan tulus.

Sepertinya pun dengan Rara.

"Aw." Suara ringisan seseorang di balik rak membuyarkan lamunan Kai. laki-laki itu mengintip dari celah buku dan menemukan Rara sedang mengelus kepalanya. Beberapa jeda, gadis itu kembali berjinjit untuk mengambil buku paling atas.

Kai menahan tawanya. "Kenapa sih dia nggak pernah nyadar diri? Udah tau pendek, sok-sok berusaha ngambil sendiri. Kenapa nggak minta tolong aja coba?" gumamnya pelan sambil masih terus memperhatikan Rara yang sesekali meloncat.

Rara merasakan seseorang berdiri menghalanginya di belakang. Sebuah tangan kekar terjulur, seperti dalam gerak lambat, tangan itu meraih buku incarannya yang sudah berusaha ia dapatkan sejak 5 menit lalu, bahkan sampai menjatuhkan buku lain yang menimpa kepalanya tadi.

Lalu gadis itu mematung seketika, saat aroma wangi mint menguar di sekitarnya. Badannya mendadak terasa semakin mungil dihimpit antara rak buku dan tubuh tinggi di belakangnya, yang ia yakini pasti laki-laki.

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang