--14--

990 153 20
                                    

Slowly, without knowing, my heart is going to you. -Rara




Kai's PoV

Setelah Kinan berpamitan, gue langsung menyimpan ponsel kembali ke dalam saku jeans. Ada sedikit perasaan sedih ketika harus berhenti mengobrol dengan Kinan. Tapi, lagi-lagi gue meyakinkan diri bahwa ini sudah saatnya. Gue berbalik lebih dulu sebelum melangkah. Dan gue menemukan Rara sedang menopang dagu dengan tangan kirinya. Sedang tangan kanannya mungkin sedang memainkan ponsel. Gue nggak begitu yakin karena gue hanya bisa melihat punggungnya yang kecil.

Nan, rasanya aneh karena punggung yang gue sering lihat sekarang bukan punggung lo lagi.

Gue menarik napas panjang dan akhirnya berjalan santai menghampiri Rara yang saat dilihat dari belakang sih... dia benar-benar serius dan bahkan saat gue udah berdiri tepat di belakangnya, dia masih belum menyadari. Lalu kaki gue melangkah ke kursi yang ada di depannya dan gue duduk tanpa belum melihat Rara.

Tapi, gue langsung membulatkan mata saat menyadari bahwa mata Rara terpejam. Tangan kirinya memang menopang dagu, tangan kanannya membeku di atas layar ponsel dan matanya terpejam sempurna.

She looks so innocent, really. And what is this? What's wrong with my heartbeat?

Gue ikut menopang dagu dengan kedua tangan sambil menatapnya lekat-lekat. Cukup lama gue bertahan di posisi ini sambil melamunkan banyak hal. Melihat Rara tidur begini, gue jadi bisa melihat sisi manisnya sekaligus sisi lembutnya. Gue nggak menyangka bahwa di balik sifat galaknya, matanya yang sering melotot, wajahnya yang selalu terlihat jutek, ternyata dia memiliki sisi manis dan lembut seperti ini. Rasanya pengin banget gue menjatuhkan telapak tangan ini untuk mengelus pipinya atau setidaknya, membiarkan kepalanya itu terjatuh ke bahu gue.

Tapi, bahkan gue nggak rela melihat dia terbangun apalagi karena terkejut. Jadi, meski sudah 3 menit berlalu, gue masih membiarkan Rara memejamkan matanya tenang. Karena hanya dengan cara ini gue bisa melihat sisi lembut seorang Aira Nanda.

Sayangnya, belum sampai 5 menit berjalan, Rara sudah lebih dulu membuka mata dan mata almond itu lekas membulat saat ia menyadari gue tengah menatapnya lembut.

"Ah, ng... lo udah selesai teleponnya?"

Gue tertawa pelan. Lalu menyunggingkan senyum lebar dan menatapnya dalam. "Memang, gue selama itu ya teleponnya sampai lo ketiduran?"

Mata Rara kembali membulat sambil menggelengkan kepalanya cepat, membuat rambut sebahu yang kecokelatan itu bergoyang sempurna. "Gue nggak tidur, Kak. Tadi cuma istirahat sebentar." Lanjutnya sedikit panik.

"Lo tidur, Ra. Orang nyenyak gitu kok."

"Enggak, Kak. Gue sama sekali nggak tidur."

"Tidur, Ra."

"Enggak!"

"Orang tidur tuh nggak nyadar kalau dia tidur, tau."

"Ih enggaaakkk!" gadis itu sedikit berteriak sambil merengek. Dan, dalam hitungan beberapa detik selanjutnya, Rara refleks menutup mulut dengan kedua tangannya dan menangkat kedua alis sambil membelalakkan tatapannya ke arah gue.

Gue langsung menderai tawa keras, menertawakan tingkah lucu gadis itu secara mendadak. Ini kali pertama gue melihat sisi Rara yang lucu dan menggemaskan. Hilang sudah citra galak dan juteknya dia di mata gue. Segalak-galaknya Rara, sejutek-juteknya Rara, gue yakin dia pasti masih memiliki sifat normal sebagai perempuan.

Move; Good Bye [KJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang