Part ten

3.6K 321 21
                                    

"Apakah orang itu juga akan datang ke pesta? Akhh..Aku sudah gila" Chaeyeon berteriak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa aku terus memikirkan orang itu."

Tok.. tok..

"Chaeyeon-ssi? Kau tak apa-apa?" Guanlin bertanya pada Chaeyeon dari luar kamar mandi.

"Oh, aku tak apa-apa" Jawab Chaeyeon dari dalam kamar mandi, ia sekarang sedang mencoba gaun yang dibelikan oleh Guanlin untuk pergi ke pesta. Tapi saat menatap cermin, yang dilihatnya semua bayangan Daniel.

Chaeyeon menarik nafas panjang. "Fokus Jung Chaeyeon" katanya pada diri sendiri. Ia kembali menatap cermin sambil memutarkan badannya. "Gaun yang indah, tapi bagian dadanya sedikit terbuka." Chaeyeon sedikit tak nyaman. Ia menggunakan dress model kemben berbahan satin dengan rok tile diatas lutut berwarna putih dipadukan dengan stilleto putih. Tak lama ia keluar dari kamar mandi dan mendapati Guanlin menunggu di depan pintu. Pria itu sangat tampan dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna sama, ia menggunakan kalung. Rambutnya ditata menggunakan pomade. Ia tampak berbeda.

"Cantik" puji Guanlin.

Chaeyeon tersenyum canggung, ia merasa aneh memakai gaun di kamar tempat ia dikurung.

"Kalau menggunakan makeup kau akan tampak sempurna" Kata Guanlin.

Chaeyeon terdiam, tapi kemudian angkat bicara. "Tapi disini sepertinya tak ada alat makeup."

Guanlin melihat jam tangan, kemudian ia tersenyum. "Masih ada 3 jam lagi sampai pesta dimulai, kita bisa pergi ke salon."

Chaeyeon menganggukan kepalanya. Ia berjalan mengikuti Guanlin keluar dari kamar.

Tiba-tiba Guanlin menghentikan langkahnya. Ia membalikan badannya. "Aku harap kau tidak mencoba untuk kabur." Katanya.

Chaeyeon membisu, karena rencana kabur ada dalam pikirannya. Guanlin kembali melanjutkan langkahnya, ia menggengam tangan Chaeyeon. Mereka berjalan ke basement rumahnya, di sana ada 5 mobil dengan jenis berbeda. Pria itu menyuruh Chaeyeon masuk ke dalam SUV warna hitam.

"Bolehkan kau membuka sunroofnya" pinta Chaeyeon setelah mobil yang mereka tumpangi keluar dari rumah.

"Kau tak akan mencoba berteriak kan?"

Chaeyeon menggelengkan kepalanya. Guanlin mengabulkan permintaan gadis itu.

"Ya tuhan aku bisa menghirup udara luar" ucap Chaeyeon. Ia mencoba mendongkakan kepalanya, ingin melihat langit sore.

Melihat hal itu Guanlin tersenyum, ia merasa lucu melihat tingkah gadis di sampingnya.

Sesampainya di salon Chaeyeon langsung didandani, rambutnya ditata serta ditambah aksesoris.

"Selesai" sang stylist memberitahu Guanlin yang sedang memainkan handphonenya. Pria itu membulatkan matanya, ia terpesona dengan kecantikan Chaeyeon. Ia berdiri mendekati Chaeyeon dan menatapnya dari ujung rambut sampai kaki. "Pakailah ini" Guanlin memberikan kalung berlian. "Ini adalah pinjaman, jadi jangan sampai hilang. Oh, dan juga ini" kemudian ia memberikan sebuah clutch berwarna putih.


* * *

Jam menunjukan pukul 8 malam, Guanlin dan Chaeyeon memasuki sebuah ruangan yang sudah di dekorasi menggunakan warna coklat. Suara musik jazz menyempurnakan suasana malam itu. Banyak orang-orang yang saling menyapa dan berkelompok untuk saling berbincang-bincang. Bahkan beberapa pria disana menatap penuh kagum pada kecantikan Chaeyeon. Tapi gadis itu tak menghiraukannya, ia mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang beberapa hari ini tak ia lihat.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang