Part Thirty-Three

1.7K 234 13
                                    

Maaf tipo dimana-mana 🙇🏻‍♀️

Chaeyeon meringis sambil memijit-mijit pinggiran kakinya yang terluka, ia memaksakan berlari padahal kakinya masih kesakitan. Sekarang ia duduk di sebuah kafe. Ia tak ingin pulang tapi ia juga tak punya tujuan.

Gadis itu memilih meja di pojok kafe, ia memikirkan semua pertanyaan Mingyu. Mungkin ada benarnya juga pikir Chaeyeon. Bagaimana kalau Daniel memang masih hidup tapi tak mau menemuiku, bagaimana kalau Daniel telah melupakanku. Chaeyeon menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak mungkin. Mingyu memang benar ia sangat menyedihkan sekarang. Berantakan.

Berjam-jam Chaeyeon habiskan waktunya di pojok kafe untuk melamun. Ia juga sadar kalau ia tak bisa seperti ini selamanya. Akhirnya ia beranjak dari kursi kafe berjalan keluar menuju halte bis. Ia berjalan tertatih. Akhirnya ia sampai di halte bus. Ada beberapa pasangan disana menunggu bus.

"Bagaimana kalau kita ke Hongdae?" Chaeyeon mendengar salah satu pasangan mengajak kekasihnya. Ia melirik kearah pasangan itu, sungguh manis. Mereka bergenggaman tangan seakan takut kalau harus berpisah. Ia rindu Daniel.

Bus akhirnya datang, pasangan itu naik ke bus. Tanpa ragu Chaeyeon juga melangkah masuk ke dalam bus.

Di dalam bus Chaeyeon kembali merenung pikirannya melayang kembali entah kemana, hingga perjalananpun tak terasa. Bus itu berhenti di tempat tujuannya. Hongdae. Pasangan tadi juga keluar dari bus.

Chaeyeon berjalan sendirian, nampak aneh memang. Karena kebanyakan yang pergi kesana berkelompok atau berpasangan. Tapi ia tak peduli. Ia berhenti saat ada pertunjukan sulap jalanan. Berhenti saat ada sebuah band yang menyanyikan sebuah lagu. Tapi entah mengapa ia merasa semuanya tak menarik.

Ia kembali menyusuri jalanan itu, mencari makanan jalanan yang ia makan saat terakhir kali ke sana. Tapi sekarang serasa tak seenak waktu itu.

Saat sedang berjalan, Chaeyeon mendengar riuh orang bersorak, sambil bertepuk tangan. Ia berhenti untuk melihat. Seorang laki-laki tengah berlutut didepan perempuan, ia melamar kekasihnya di tengah-tengah keramaian, yang dijawab dengan anggukan perempuan itu. Ia ikut bertepuk tangan, bibirnya tersenyum tapi air mata tiba-tiba mengalir begitu saja. Ia ingat pernah berciuman di jalanan ini.

Ia menutup wajah dengan tangannya, menangis. Ia rindu Daniel. Sepertinya Hongdae tujuan yang salah untuk dikunjungi. Ia semakin ingin bertemu Daniel. Semakin teringat dengan pria itu.

Daniel kamu dimana...

                                              * * *

Chaeyeon akhirnya sampai rumah, ia berjalan melewati ruang tamu.

"Chaeyeon"

"Ah.. appa? Tak jadi pergi ke Hongkong?"

"Ia tak jadi, appa membatalkan semuanya"

"Kenapa?"

"Duduk sini"

Chaeyeon duduk di samping ayahnya. Menyandarkan kepalanya pada pria paruh baya itu.

"Kau sudah makan?" Tanya ayahnya.

"Hmm.." Jawab Chaeyeon.

"Chae.." panggil ayahnya. "Polisi telah menemukan ibumu" ayahnya berkata dengan hati-hati.

Chaeyeon terdiam, ia telah lupa kalau mempunyai ibu. Wanita yang telah ia anggap sebagai ibu tapi malah menyelakakannya. Sekarang ia tak tahu harus senang atau sedih dengan berita itu.

"Kenapa appa baru memberitahuku?" Tanya Chaeyeon masih dalam posisinya.

"Aku takut mengganggu sekolahmu. Appa juga baru tahu tadi siang"

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang