Part fifteen

3.3K 276 11
                                    

Daniel membenamkan wajahnya pada tengkuk Chaeyeon. Wangi khas gadis itu menggoda indera penciumanannya. Ia menyapukan hidungnya di sekitaran tengkuk gadis itu. Juga bibirnya ikut menyentuh tiap inci tengkuknya.

Chaeyeon yang masih menangis, sesaat berhenti karena merasa tersengat aliran listrik di sekujur tubuhnya. Ia menutup matanya merasakan sentuhan yang dibuat oleh Daniel. Ya tuhan aku menginginkannya, pikir Chaeyeon.

Tangan Daniel memegang pundak Chaeyeon dengan lembut dan mendorongnya, manik mata pria itu menatap tajam kedua mata Chaeyeon. Ia melihat mata sembab gadis didepannya itu, kedua tangannya terulur memegang wajah gadis itu kemudian menghapus air mata yang menggenang dengan jempol tangannya.

Daniel meneliti wajah Chaeyeon, memastikan air matanya sudah tak tersisa di wajah cantik gadis itu. Ia mencondongkan badannya dan mencium lembut bibir gadis itu. Rasa kesal yang sedari pagi Daniel rasakan menguap, berganti dengan rasa bahagia yang bergejolak kala Chaeyeon membalas ciuman lembutnya. Ia mendorong tubuh Chaeyeon keatas ranjang tanpa melepaskan jalinan bibir mereka. Desahan demi desahan Chaeyeon keluarkan saat Daniel mengigit bibir bawahnya. Gadis itu melingkarkan tangannya pada tubuh kekar pria di atasnya itu. Mereka berciuman dengan tempo yang lama, dan saling mencurahkan perasaan masing-masing.

Karena rasa lelah yang menyerangnya, Daniel menyudahi ciuman itu. Ia menggulingkan tubuhnya ke samping Chaeyeon. Deru nafasnya masih memacu. Ia menatap langit-langit kamarnya.

Chaeyeon terdiam, karena Daniel melepaskan tautannya dengan tiba-tiba. Ia merasa sedikit kecewa. Dia memalingkan wajahnya pada Daniel dan melihat pria itu menutup matanya.

"Aku sangat lelah, biarkan aku tidur sebentar" Daniel memang tak tidur, tadi malam banyak kejadian-kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Chaeyeon mendudukan badannya, ia masih menatap Daniel. Ia bahagia, pria itu kembali lagi dengan sikap yang berbeda. Bukan sikap dingin atau kasar, yang biasanya ia tunjukan, tapi sikap lembut yang ia tunjukan sekarang.

Daniel membuka matanya, ia membalas tatapan gadis itu. "Kemarilah, temani aku tidur."

Chaeyeon terdiam, ia merasa malu karena belum terbiasa dengan sikap Daniel yang seperti ini. Tapi tubuhnya sedikit demi sedikit bergerak mendekati tubuh Daniel. Daniel memeluk tubuh gadis itu. Tangannya yang kekar jadi bantalan kepala Chaeyeon. Mereka saling berpelukan dalam keheningan.

"Aku tak suka melihatmu dipeluk oleh lelaki lain." Daniel tiba-tiba mengeluarkan suaranya.

"Kapan kau melihatku dipeluk oleh lelaki lain?"

"Tadi malam, aku melihat adikku memelukmu"

Chaeyeon melepaskan pelukan Daniel, dan menatap pria itu. "Tadi malam kau kembali lagi?"

Daniel tak menjawabnya, ia hanya membalas tatapan Chaeyeon dengan lembut.

"Aku ketiduran, jadi aku tak sadar kalau aku tidur bersama Guanlin" Chaeyeon mengigit bibir bawahnya, ia takut kalau Daniel akan kembali bersikap dingin.

"Aku tahu" Daniel kembali membawa Chaeyeon dalam dekapannya. "Kenapa kau menangis?"

Sepersekin detik Chaeyeon terdiam, ia malu kalau harus mengakui penyebab ia menangis. "Kau meninggalkanku." Katanya pelan. Ia merasa tak tenang, menunggu reaksi Daniel karena ucapannya.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang