Part twelve

3.5K 282 7
                                    

Cahaya matahari masuk menembus jendela dan gordeng yang sedikit terbuka, membuat Chaeyeon mengerjapkan matanya.

Ia terdiam sambil mengumpulkan kesadarannya kemudian ia menggeliatkan tubuhnya. Ia menatap pergelangan tangannya yang agak berbeda pagi ini. Tak ada tali yang melingkar di pergelangan tangannya.

Sampai ia menyadari dan menyibakan selimut yang menutupi tubuhnya. Ternyata ia tak menggunakan sehelai benangpun di tubuhnya. "Ya tuhan, aku tak menggunakan apapun." Pekiknya.

Chaeyeon jadi teringat apa yang ia lakukan tadi malam, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia merasa malu. Pandangannya meneliti setiap sudut kamar itu, mencari sosok yang telah membuatnya merasa berbunga-bunga.

"Mungkin ia di kamar mandi" gumam Chaeyeon, karena tak melihat sosok Daniel di dalam kamar itu. Chaeyeon melilitkan selimut ke tubuhnya, kemudian ia mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai. Ia berjalan mendekati kamar mandi, untuk memastikan kalau ada orang di dalamnya. Tapi ia tak mendengar apapun. Ia berjalan ke arah pintu walk in closet milik Daniel yang sedikit terbuka, tapi tak ada tanda-tanda pria itu di sana.

"Kemana dia?" Tanya Chaeyeon pada diri sendiri. Ia berpikir sejenak, kemana Daniel pergi. Sampai langkah kaki membawanya ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, ia menggunakan pakaian yang diberikan oleh Guanlin. Celana jeans biru dan tshirt berwarna pink. Ia menatap cermin, kembali ia mengingat kejadian tadi malam sambil tersenyum.

Tok..

Tok..

Tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi. Apa itu Daniel? Pikir Chaeyeon, ia merasa belum siap untuk bertemu pria itu pagi ini. Ia tak tahu bagaiaman harus bersikap.

"Chaeyeon-ssi?" Suara Guanlin memanggil Chaeyeon.

Chaeyeon menghela nafasnya lega, "Ternyata itu Guanlin" gumamnya. Ia keluar dari kamar mandi.

Guanlin berdiri di depan kamar mandi.

"Kau terluka?" Tanya Guanlin.

Chaeyeon menggelengkan kepalanya ragu, ia bingung dengan pertanyaan Guanlin.

"Terus itu darah apa?" Tanya pria tinggi itu sambil menunjuk ke atas kasur.

Ya tuhan, pekik gadis itu dalam hati. Muka Chaeyeon seketika merah, ia tak tahu harus menjawab apa. Sampai ia menemukan ide untuk menjawabnya.

"Sepertinya aku datang bulan" Chaeyeon berbohong.

"Maksudnya?" Guanlin menggerenyitkan keningnya.

"Semua gadis akan mengalaminya tiap bulan" Chaeyeon mencoba menjelaskan pada Guanlin.

"Ahh, iya iya  aku mengerti" Guanlin mengangukan kepalanya.

Apa dia percaya, tanya Chaeyeon dalam hati.

"Aku harus mencari Yoon ahjumma, mungkin ia punya sesuatu untuk... itu"

Chaeyeon menganggukan kepalanya dengan pasti. Syukurlah ia percaya, katanya dalam hati.

"Aku akan kembali lagi" pria polos itu pergi dari kamar.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang