Part Sixteen

2.9K 301 15
                                    

Daniel meninggalkan ruangan Tuan Kim. Dengan pikiran yang sangat kacau dan penuh, ia kembali berjalan ke dalam mobil. Sebelum bosnya itu menyuruhnya membunuh Chaeyeon, ia harus mengungkap siapa dalang dibalik semuanya ini. Ia tahu mungkin ia tak akan punya waktu yang lama bersama gadis itu. Pada akhirnya mungkin ia atau Chaeyeon yang akan pergi meninggalkan dunia ini. Kalaupun ia tak mati, ia akan mendekam dalam penjara. Tapi semoga semua itu tak terjadi. Mungkin saja ia dan Chaeyeon mempunyai akhir berbeda.

Daniel menyalakan mobilnya ia pergi menemui Ong. Kalau sedang kalut seperti ini Daniel suka menemui Ong, karena Ong kadang suka memberikan nasehat atau pemikiran yang membuatnya sedikit tenang.

Setelah sampai di rumah Ong, ia menceritakan apa yang terjadi dan mungkin akan terjadi.

"Aku akan membantumu mencari tahu Niel" kata Ong. "Untuk sekarang, buatlah hal-hal yang membuatnya bahagia, yang tak akan ia lupakan"

"Seperti apa?" Tanya Daniel

"Ajak ia berkencan"

Daniel terkekeh dengan jawaban Ong. Ia membaringkan badannya di sofa kemudian mengacak sedikit rambut depannya. "Aku tak mungkin bisa mengajaknya keluar hyung, bagaimana kalau ada orang yang melihatnya." Daniel manatap langit-langit ruangan itu. Nasib mempunyai kekasih tapi tawanannya sendiri, tak bisa dibawa keluar atau sekedar dipamerkan didepan orang lain.

Ong menggidikan bahunya, "hanya sekedar saran."

Daniel terdiam, "untuk tiga hari kedepan aku juga tak bisa pulang, bos memerintahkanku pergi ke Busan."

"Apa yang pak tua itu perintahkan?"

"Ada yang mengganggu kekuasaan kita di sana"

"Ah seperti itu lagi, tapi kali ini aku tak bisa ikut karena urusanku belum selesai di sini"

"Tak apa-apa, aku akan mengerahkan orang kita yang berada di Busan."

* * *

Daniel akhirnya pergi ke Busan, hanya menitipkan pesan saja pada Guanlin untuk memberitahu Chaeyeon. Jadi Daniel dan Chaeyeon tidak sempat bertemu.

"Seperti seorang pebisnis saja" Chaeyeon menggerutu karena ia tak akan bisa bertemu dengan Daniel selama 3 hari, bukan hanya tidak bertemu tapi berkomunikasi juga karena gadis itu tak memegang handphone atau alat komunikasi lainnya. Yang bisa ia lakukan mencuri dengar saja, kala Daniel atau Guanlin sedang berbicara di telepon.

Guanlin seperti biasa selalu menemaninya, tapi Chaeyeon berusaha menjaga jarak. Ia tak mau kejadian beberapa hari yang lalu terulang lagi.

Hari demi hari ia lalui seperti biasanya di dalam kamar, sekarang ia lebih leluasa karena ia tak terbelenggu oleh tali yang mengikatnya. Ia jadi bebas berkeliling ruangan kamar. Kadang sesekali Guanlin mengajaknya berkeliling rumah. Hasrat untuk kabur dari rumah itu sudah menipis. Chaeyeon merasa sudah betah berada di rumah itu. Tapi ya tetap saja perasaan homesick selalu menerpanya.

"Ini sudah hari rabu, berarti hari ini hyung akan pulang" kata Guanlin saat ia menemai Chaeyeon makan siang di kamar. "Kau tak akan bisa leluasa seperti sekarang lagi." Pria polos itu tak tahu apa yang terjadi antara Chaeyeon dan Daniel.

Chaeyeon mengangguk sambil menunjukan ekspresi datarnya, ia tak ingin Guanlin curiga. Berbanding terbalik dengan hatinya. Hatinya sekarang sedang menari, akhirnya sebentar lagi ia akan bertemu Daniel.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang