Part Forty (END)

2.6K 258 112
                                    





Lorong yang sepi, di tambah cahaya matahari yang sudah hilang membuat suasana didepan ruang operasi  nampak menegangkan. Tak ada suara yang terdengar, semua orang yang bejejer didepan ruangan operasi tampak tak bersemangat semuanya berwajah sedih dan muram. Hanya isak tangis perempuan yang terdengar.

Pintu ruang operasi kembali terbuka, menampilkan beberapa suster yang mendorong ranjang pasien. Semua mata tertuju pada ranjang itu.

"Itu Daniel?" Tanya Guanlin yang berjalan mendekati ranjang. Tanpa di jawab pun ia sudah tau siapa yang berada di atas ranjang setelah melihatnya.

Chaeyeon melangkah sedikit demi sedikit mendekati Guanlin. Matanya tertuju pada Daniel yang terbaring lemah, ia kurus, wajahnya pucat dan matanya tertutup tak berdaya. Chaeyeon mengeluarkan air matanya, hatinya sakit melihat Daniel terbaring seperti itu.

"Mau dibawa kemana?" Tanya Guanlin kembali.

"Kami akan membawanya ke ICU, kondisinya masih sangat kritis"

Chaeyeon menghapus air matanya, ia kembali ke sofa untuk mengambil tasnya kemudian berjalan ikut bersama dengan para suster. Yang lainnya juga sama mereka beriringan mengikuti suster.

                                            * * *

Dua hari sudah Chaeyeon menemani Daniel, selama itu juga ia tak pulang ke rumah dan pria itu masih tak sadarkan diri. Tetapi ia sudah di pindah ke kamar inap.

"Chaeyeon" guanlin membangunkan Chaeyeon yang tertidur dengan posisi duduk bersandar pada ranjang sedangkan tangannya memegang tangan Daniel.

Chaeyeon mengerjapkan matanya, ia melakukan peregangan ringan dengan tangannya. "Oh aku ketiduran." Ia menatap Daniel yang masih terbaring lemah dengan banyak selang di tubuhnya.

"Kau pulang saja dulu, istirahat dirumah.. kalau dia sudah sadar aku akan memberitahumu"

"Aku tak ingin pulang"

"Kau sudah dua hari disini, kau pasti butuh istirahat, bagaimana kalau nanti kau sakit"

Chaeyeon merenung sebentar, ia memang tak mengganti pakaiannya selama dua hari. "Baiklah"

Guanlin tersenyum, "supir akan mengantarmu, tenang saja Daniel akan aku tunggu"

Chaeyeon berdiri dari kursi, ragu-ragu ia melangkah menjauh dari Daniel. Ia mengambil tasnya, membereskan barang-barangnya dan berjalan keluar.


Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Ia tak sabar kembali ke rumah sakit. Walaupun berada dirumah hatinya tetap tak tenang. Semalaman ia menghubungi Guanlin menanyakan keaadaan Daniel, tapi jawaban Guanlin sama 'Daniel belum sadarkan diri.'

Chaeyeon membawa beberapa pakaian, rencananya ia akan menginap lagi di rumah sakit. Tak mau ia lewatkan saat-saat bersama dengan Daniel, walaupun sebenarnya Daniel hanya terbaring lemah.

Supir Daniel sudah menjemputnya, Chaeyeon juga mendesak si supir untuk mempercepat laju kendaraannya.

"Sudah disini lagi?" Tanya Jaehwan saat Chaeyeon masuk ke kamar inap.

"Aku tak bisa berada di rumah" Chaeyeon menyimpan tasnya disembarang tempat, ia langsung menuju ranjang pasien. "Bagaimana keadaannya?"

"Masih sama" jawab Jaehwan muram.

Gadis itu kembali duduk di samping ranjang, bersiap menunggu Daniel. Tangannya kembali memegang jari tangan Daniel.

"Aku cari minuman dulu" Jaehwan berbicara.

Chaeyeon mengangguk, diruangan itu hanya ada dia dan Daniel. Mata Caheyeon menatap lekat wajah Daniel yang pucat. Ia tak melepaskan tatapannya. Sampai tiba-tiba mata Daniel mengerjap-ngerjap, jari tangannya sedikit bergerak.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang