Part Thirty Two

1.6K 222 3
                                    

Rambut coklat, mata tajam dan yang membuat Chaeyeon yakin itu Daniel yaitu tai lalat di sudut mata kanannya. Ia benar-benar sangat yakin itu Daniel. Hatinya benar-benar tak karuan sekarang, gelisah, senang, sedih, bingung. Semuanya bercampur. Air mata terus-terusan terurai tak bisa di bendung. Jantungnya memacu tak beraturan.

Chaeyeon terus berdoa, berharap kalau itu memang Kang Daniel. Berharap kalau Daniel memang tak meninggal.

Mingyu menjalankan motor sangat tak beraturan, ugal-ugalan. Menyalip mobil-mobil di kiri kanannya untuk bisa mengimbangi kecepatan mobil sedan yang ditunjukan Chaeyeon.

Sesekali Mingyu melihat spion untuk menatap wajah Chaeyeon yang sedang panik dan penuh dengan air mata. Hati kecilnya tak mau mengejar sedan itu, tapi ia tak bisa egois.

"Itu mobilnya" Chaeyeon memberitahu Mingyu. Memang benar kalau sedan itu sekarang berada tepat didepan mereka.

Mingyu menambah kecepatan motornya. Akhirnya ia mengimbangi sedan itu kemudian melambaikan tangannya. Menyuruh sedan itu untuk kepinggir dan berhenti.

Sedan hitam itu akhirnya berhenti. Sang supir keluar dari mobil langsung menghampiri Mingyu dan Chaeyeon yang berada di motor.

"Ada perlu apa? Kenapa menyuruhku berhenti?!" Tanya supir itu dengan nada kesal.

Chaeyeon tak menghiraukan pertanyaan sang supir, ia langsung turun dari motor dan berjalan tertatih mendekati mobil. Begitupun dengan Mingyu.

Sekarang Chaeyeon berada di depan kaca mobil belakang. Dengan hati-hati ia mengetuk kaca itu. Ia melihat laki-laki itu masih disana. Jantungnya berpacu dengan cepat sekali. Hatinya menceos.

"Hei ada perlu apa kau dengan bosku?!" Tanya supir tadi yang sekarang sudah berada di sampingnya.

Lagi-lagi Chaeyeon tak menghiraukannya. Ia kembali mengetuk kaca itu. "Kau kah itu?"

"Daa.. niell" panggil Chaeyeon, air mata kembali merebak keluar.

Mingyu tak bisa berkutik apa-apa, yang ia lakukan hanya menyaksikan semuanya.

"Hei nona" sang supir kembali bersuara.

Chaeyeon tetap tak menghiraukan supir itu.

"Daniell.. bukalah" pinta Chaeyeon. "Kang Daniell!"

Akhirnya kaca sedan itu turun terbuka, menampilan  seorang laki-laki muda.

Mata Chaeyeon terbelalak, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tak mungkin." Yang ia lihat sekarang memang seorang laki-laki tapi bukan dengan rambut coklat, ia berambut hitam, matanya tajam tapi hangat. Dan juga tak memiliki tai lalat di ujung mata kanannya. Iya, itu bukan Daniel.

Nafas Chaeyeon berpacu kencang, ia tak mau percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Sedikit demi sedikit ia melangkah mundur. "Aku yakin sekali tadi melihatnya"  Chaeyeon merasa frustrasi, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan cantiknya.

"Ada yang bisa aku bantu nona?" kata laki-laki dalam sedan itu.

"Aku yakin melihatnya" Chaeyeon kembali melangkah mundur.

"Chaeyeon" Mingyu menenangkan gadis itu.

Pria di mobil sedan itu menatap Chaeyeon dan Mingyu bergantian.

"Aku sudah gila, ia bukan Daniel" tiba-tiba Chaeyeon terkekeh. "Aku salah lihat Mingyu" katanya lagi sambil tertawa.

"Maksudnya apa?" Kata pria di dalam sedan.

"Maaf, teman saya salah lihat orang" Kata Mingyu pada pria itu.

"Oh baiklah" ucap pria itu, "ayo kita pergi" sekarang ia berbicara dengan supirnya.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang