Part Nine

3.6K 322 16
                                    

Sudah hampir dua minggu Chaeyeon berada di dalam kamar Daniel. Ia sudah mengenal setia sudut ruangan itu. Sudah familiar dengan wangi dan udaranya. Ia bahkan sudah terbiasa tak menghirup udara luar. Benar-benar ia merasa sudah diasingkan. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda orang yang mencarinya. Terkadang ia merasa sedih. Ia merasa keluarganya sudah tak peduli padanya. Mencoba kabur tapi tak pernah berhasil.

Saat ini ia sedang merenung, badannya terlipat, kepalanya disangga oleh kedua lututnya. Sudah beberapa hari juga Daniel tak menampakan batang hidungnya. Kalau kata Guanlin, ia sedang melakukan tugas penting yang mengharuskannya pergi keluar kota. Harusnya ia senang karena tak terlalu dikekang. Tapi yang ia rasakan malah sedih dan merasa kehilangan. Kamar itu terasa sepi, walaupun Guanlin selalu menemaninya.

Untuk seorang mafia Guanlin terlalu baik, tak pernah ia bersikap kasar pada Chaeyeon. Berbeda dengan Daniel yang berubah-ubah sikapnya, kadang dingin dan kadang kasar tapi lembutnya cuman sedikit.

Malam itu jam dinding menunjukan pukul 8.

"Ini hari apa?" Tanya Chaeyeon pada Guanlin.

"Kamis" jawab Guanlin singkat, ia sedang memilih-milih novel yang ia beli untuk menemani Chaeyeon.

Chaeyeon kembali merenung.

"Sepertinya ini bagus" Guanlin menyodorkan novel dengan judul black auntum.

Chaeyeon mengambilnya, tapi hanya membalik-balikan halamannya saja. Ia sedang tidak dalam mood yang bagus untuk membaca.

Tiba-tiba telepon Guanlin berbunyi, Guanlin mengangkat panggilan telepon itu.

"Hyung, bagaimana? Apakah sudah beres?" Tanya Guanlin pada seseorang ditelepon.

Chaeyeon melebarkan matanya, ia tahu kalau panggilan itu dari Daniel. Ia mencoba menguping pembicaraan mereka.

"Bagus, kau bisa pulang kan?" Tanya Guanlin lagi sambil berdiri membelakangi Chaeyeon.

"Kenapa? Yoon ahjumma sudah rindu padamu." Ucap Guanlin sambil tertawa.

"Jadi kau akan tinggal beberapa hari lagi di rumah Sajang-nim?" Guanlin menganggukan kepalanya.

"Ok" Guanlin menutup teleponnya dan kembali membalikan badannya menghadap Chaeyeon.

"Dari siapa?" Tanya Chaeyeon, pura-pura tidak tahu.

"Daniel hyung, kau bisa bersantai beberapa hari lagi. Karena ia tak akan dulu pulang." Jawab Guanlin.

Chaeyeon menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Ia merasa kecewa dengan jawaban Guanlin. Kembali ia membolak-balikan novel yang dipegangnya.

"Chaeyeon-ssi, kau ingin keluar dari kamar ini?" Tanya Guanlin tiba-tiba.

"Tentu saja" jawab Chaeyeon mantap.

"Hari sabtu besok, sajang-nim akan mengadakan pesta" Guanlin melihat reaksi Chaeyeon sebelum melanjutkan kata-katanya. "Apakah kau mau menemaniku?"

Chaeyeon menatap Guanlin. Jinjja? Gadis itu bertanya dalam hatinya.
Mungkin ia bisa sekalian kabur.

"Bagaimana?" Tanya Guanlin lagi.

Chaeyeon menganggukan kepalanya.

"Ok, aku akan menyiapkan semua keperluanmu kalau begitu." Guanlin tersenyum, ia merasa senang dengan jawaban Chaeyeon walaupun itu cuman anggukan kepala. "Sekarang kau tidurlah" Guanlin keluar dari kamar.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang