Part Thirty Nine

1.9K 224 17
                                    





Jalanan kota Seoul mulai sedikit sepi, sambil menjalankan mobil Daniel melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dadanya sedikit sesak, ia harus cepat sampai di rumah Chaeyeon. Mengantarkan dengan selamat gadis itu. Selama perjalanan tak ada percakapan diantara mereka. Bahkan Chaeyeon tak mau melirik Daniel. Ia tak suka dan marah harus membahas topik kematian. Menurutnya sudah cukup Daniel menghilang darinya.

"Sudah sampai" Daniel melirik Chaeyeon yang masih memalingkan wajahnya.

Gadis itu berdeham, bersiap diri untuk keluar dari mobil. Tak menunggu untuk dibukakan pintu, ia membuka pintu mobil sendiri.

Tangan Daniel meraih pergelangan Chaeyeon untuk mengentikan gadis itu. "Chaeyeon, kita masih harus membahasnya"

"Sudahlah, kita bisa membahasnya besok" kata Chaeyeon masih memalingkan mukanya.

"Ada yang ingin aku beritahukan padamu"

Chaeyeon membalikan wajahnya, menatap Daniel. "Masih ada hari esok, aku ingin pulang!" Ia melepas paksa tangan yang dipegang Daniel kemudian keluar  sambil membanting pintu mobil. Ia masih marah.

Daniel hanya bisa melihat kepergian Chaeyeon begitu saja, ia tak mengejar gadis itu. Dadanya sesak ia mulai batuk-batuk. Ia meraih handphone disaku celananya, menghubungi seseorang.

"Bisa jemput aku"

                         
                                             * * *

Didalam kelas Chaeyeon merasa tak semangat, ia hanya terdiam saja. Dia tak fokus memperhatikan pelajaran hari ini dan kemarin. Pertengkaran dengan Daniel dua hari kemarin masih berpengaruh. Ia masih kesal dengan pria itu. Beberapa kali ia mengecek handphonenya tak ada chat atau panggilan dari Daniel. Mungkin ia mau menghilang lagi, masa bodo! Pikirnya. Walaupun ia tak peduli, tapi tetap saja ada rasa khawatir. Ia juga merasa sedih pria itu tak menghubunginya lagi, bahkan sekarang tak ada supir yang menjemput untuk menggantikannya. Chaeyeon merasa frustasi kemana sebenarnya dia..

"Chaeyeon"

"Oh, Nayoung"

"Kau kenapa? Dari tadi murung terus"

"Tidak apa-apa" Chaeyeon tersenyum.

"Ayo kita pergi"

"Kemana?"

"Kau tak mendengar? Tadi asisten dosen memberitahukan kalau kuliah Prof. Choi seperti biasa diadakan di auditorium rumah sakit lagi"

"Oh, aku tak mendengarnya"

"Yasudah kalau begitu kita pergi kesana, kuliahnya mulai satu jam lagi"

Chaeyeon mengangguk, ia membereskan semua peralatan kuliahnya kemudian pergi ke rumah sakit bersama Nayoung.

"Kamu sakit?" Nayoung bertanya lagi ketika mereka berada di bus.

Chaeyeon menggelengkan kepalanya, "sudah dua hari pacarku tak ada kabar"

"Oh pantas"

"Kau tak menghubunginya duluan?"

"Terakhir bertemu kita sedikit beradu mulut"

"Lelaki memang suka tak peka, mereka suka tak tahu apa yang kita mau, bahkan bisa tahan dua hari tak mengabari. Kamu tak curiga padanya?"

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang