Part Thirty

2.1K 240 36
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu telah berlalu, Chaeyeon kembali kerumahnya berkumpul bersama ayahnya. Tapi, tidak dengan nyonya Jung dan Eunha.

Walaupun Tuan Jung tetap mengijinkan Eunha tinggal dirumahnya tapi Eunha lebih memilih tinggal sendiri. Tuan Jung membelikan sebuah apartemen untuk Eunha tempati. Sedangkan ibunya, setelah kejadian itu tak pernah menampakan batang hidungnya lagi. Ia lebih memilih kabur dan bersembunyi.

Tuan Jung tetep memerintahkan polisi untuk mencari nyonya Jung, bukan ingin mereka rujuk tetapi tuan Jung ingin istrinya itu menerima hukuman dari kepolisian atas dalang penculikan.

Hampir sebulan lamanya setelah kejadian itu. Walaupun kehidupan Chaeyeon kembali seperti sebelumnya, tapi ia merasa ada yang beda. Ia merasa sepi. Sekarang Chaeyeon terlihat lebih murung, sering mengunci diri di kamarnya, yang ia lakukan hanya menangis. Menangisi kepergian Daniel.

Berita terakhir tentang kejadian ledakan gedung itu, ditemukan dua mayat yang sudah hangus terbakar, sehingga sulit untuk teridentifikasi. Itu menjadi pukulan yang sangat menyakitkan untuk Chaeyeon. Ia berkali-kali bertanya pada kepolisian tentang Daniel, tapi polisi memberikan jawaban yang mengecewakan. Polisi memberikan informasi kalau dalam daftar korban tak ada nama Kang Daniel. "Mungkin saja salah satu yang hangus terbakar itu nona, kita tunggu saja hasilnya" kata polisi pada Chaeyeon.

       
                                             * * *

Suatu malam, Chaeyeon sedang melamun depan cerminnya. Seperti sebulan belakangan ini ia tak ada gairah untuk melakukan apapun, yangdi lakukannya hanya melamun dan menangis.

Tok.. tok... tok...

"Nona Chaeyeon" panggil asisten rumahnya. "Ada teman nona di luar, dia ingin menemui nona"

Tak ada jawaban apapun dari Chaeyeon. Ia tak ingin tau siapa teman yang telah datang kerumahnya.

"Nona?" Panggil asistennya lagi.

"Bilang saja kalau aku sudah tidur" jawab Chaeyeon.

"Baiklah aku akan bilang pada anak laki-laki itu"

Chaeyeon kembali menatap cermin, tiba-tiba ia baru menyadari kalau asisten rumahnya tadi bilang laki-laki. Segera ia berlari keluar dari kamarnya, dengan cepat ia berjalan ke arah ruang tamu.

"Ahjumma sebentar, aku akan menemuinya" kata Chaeyeon. Asistennya mengangguk lalu kembali kebelakang. Chaeyeon dengan perlahan berjalan keluar rumah, jantungnya memacu dengan cepat. Ya Tuhan, semoga ini Daniel, harapnya dalam hati.

Seorang laki-laki muda sedang berdiri menghadap pekarangan rumahnya. Dari perawakannya Chaeyeon tahu siapa laki-laki ini.

"Mingyu" Sapa Chaeyeon, ia kecewa.

Mingyu berbalik menghadap Chaeyeon sambil menampilkan senyum manisnya. "Apa kabarmu?"

"Oh, aku baik" jawab Chaeyeon sedikit tersenyum.

"Maaf kalau aku telah mengganggumu"

Tak ada jawaban dari Chaeyeon, ia mendudukan tubuhnya di kursi. Mingyu juga ikut duduk di kursi sebelah Chaeyeon.

"Aku ikut prihatin dengan apa yang telah kau alami" ucap Mingyu.

Tak ada jawaban lagi dari Chaeyeon, yang ia lakukan hanya melamun sambil menatap kosong kearah pekarangan rumahnya. Beberapa detik berlalu tak ada lagi percakapan antara keduanya. Mingyu bingung harus berbicara apa lagi.

Stockholm syndrome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang