#9 karendradisti [2]

2.1K 288 3
                                    

Setiap orang di dunia ini pasti berharap punya tubuh yang sehat selalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap orang di dunia ini pasti berharap punya tubuh yang sehat selalu. Tapi ada kalanya tubuh juga bisa kalah terhadap beban akibat kegiatan kita sehari-hari. Kecapekan, makan sembarangan, atau karena cuaca yang berubah-ubah bisa jadi penyebab seseorang jatuh sakit. Nara yang selalu aktif dan lincah akhirnya pun juga harus mengalah pada dirinya sendiri ketika flu menyerang. Badannya sedikit demam, pilek dan batuk melanda. Karena kondisinya itu, Nara terpaksa harus ijin dari segala kegiatannya dan rutinitas kampusnya. Berdiam diri dirumah pun jadi hal yang membosankan bagi Nara, karena Nara tidak menikmati kondisinya saat ini.

Sore itu, bel rumah Nara berbunyi. Nara sedang sendiri dirumah, orang tua nya sedang pergi ke rumah neneknya karena ada acara keluarga yang Nara tidak bisa ikut karena sakit. Sebenarnya masih ada Mbak Tin, asisten rumah tangga nya dirumah menemani Nara, tapi tetap saja, Mbak Tin kan sibuk dengan urusan pekerjaan rumah. Bel rumah terus berbunyi, tapi Nara malas sekali untuk sekadar berjalan ke pintu dan melihat siapa yang datang sore-sore begini ke rumahnya. Mbak Tin tak kunjung datang membukakan pintu, jadi terpaksa lah Nara menggerakkan tubuhnya.

Setelah membuka pintu, Nara kaget, disana, di depan pintu rumahnya sedang berdiri Daniel, membawa tas plastik yang entah isinya apa.
"Loh? Daniel ngapain?" Tanya Nara pada lelaku favoritnya yang tanpa peringatan apa-apa datang mengunjungi Nara. Ya, sudah sebulan sejak kejadian menyatakan perasaan mereka masing-masing, keduanya menjalani hubungan yang lebih spesial dibandingkan sebelumnya.
"Jenguk kamu lah. Kenapa gak bilang lagi sakit? Aku cari di kampus gak ada" jawab Daniel sedih, seraya memberikan bungkusan yang telah dibawanya ke Nara, "nih bubur, kamu belum makan kan?".
"Ya ngapain sakit bikin pengumuman. Hehe iya belum, gak mood, hehe makasih ya"
"Haha hehe mulu, ini akunya gak dikasi masuk apa gimana?"
"Eh iya lupa sini sini masuk, tapi mama papa lagi gak ada, pada pulang ke rumah nenek"
"Oh gitu yaudah. Makan gih itu dulu"
"Kamu tau aku sakit darimana?"
"Tadi aku ke himpunan, ketemu mas Deril katanya kamu lagi sakit jadi gak ikut kegiatan himpunan"
"Ohhh...kok kamu kenal mas Deril?"
"Iyalah, aku gitu, siapa sih yang gak kenal aku"
"Yeee iya deh maaf yang anak hitz mah beda ya"

Setelah selesai makan, keduanya hanya bersantai duduk di ruang santai sambil menonton TV. Dengan nyaman Nara setengah bersender dan tidur di dalam pelukan Daniel. Secara otomatis pun Daniel segera mengarahkan tangannya mengusap-ngusap kepala Nara dan memainkan rambutnya.

"Nil, kamu gak takut ketularan sakitnya aku?" Cliche memang. Tapi namanya sedang jatuh cinta, segala hal cliche pun akan dilakukan.
"Yaudah nanti tinggal minum obat kan kalo sakit" jawab Daniel sambil menoleh ke arah Nara.
"Tapi aku gak mau kamu sakit"
"Yaudah makanya kamu nya yang cepet sembuh. Kalo kamu sakit nanti yang aku gangguin siapa?"
"Ih kamu mah biar dapet aja jailin aku ya"
Daniel tertawa mendengar omongan Nara. Sejak kapan Nara yang dia kenal ini jadi manja dan sok romantis begini, padahal biasanya juga hobi sekali memarahi Daniel. Tapi ini yang membuat Daniel menyukai Nara, kepribadiannya yang unik ini membuat Daniel selalu ingin dekat dengan Nara, selalu ingin tahu tentang Nara.
"Kamu kok jadi manja gini sih? Biasanya juga bentak-bentakin aku?" kata Daniel menyuarakan pikirannya.
"Jadi sekarang mau dibentak-bentakin lagi nih?" jawab Nara langsung mengganti ekspresi wajahnya pura-pura marah.
"Yeee jangan dong, i like this clingy side of you" balas Daniel langsung memeluk Nara dan mengecup ujung hidung Nara.
"Ih gatel banget sih lo" bela Nara, walaupun dia juga sudah tersipu akan gesture yang diberikan Daniel.
"Ihhh merah tuh pipi lo, gak usah sok gak suka deh lo yeee" tawa Daniel jahil sambil menunjuk pipi Nara yang sudah merona.

"Yang makasih ya" kata Nara. Oh Nara dan Daniel sudah menggunakan panggilan sayang untuk satu sama lain, mungkin ketika oranglain melihat, Daniel dan Nara ini memang sudah tampak sekali seperti sepasang kekasih. Gesture serta panggilan sayangnya.
"Makasih kenapa?" tanya Daniel, bingung dengan pernyataan tiba-tiba Nara. Ah wanitanya ini memang suka sekali menyatakan perasaannya secara tiba-tiba.
"Ya makasih udah dateng. Udah nemenin aku, udah ngabisin waktu bareng sama aku, udah rela juga kalo kalo nanti ketularan sakit"
Daniel yang mendengar ucapan Nara hanya tersenyum lalu menarik Nara lebih dalam kepelukannya lalu lagi-lagi mengecup Nara di puncak kepala wanita kesayangannya itu. Mungkin itu salah satu gesture Daniel yang paling disukai Nara, Daniel benar-benar menunjukkan rasa sayangnya di setiap kesempatan bersama Nara, walaupun hanya sebatas gesture kecil.

Sore itu pun dihabiskan Nara dengan ngobrol dan bercanda dengan Daniel. Lupa juga Nara tentang sakitnya. Thanks to him for being a nice distraction. Mungkin bukan obat ataupun bubur yang dibawa Daniel yang jadi penyembuh Nara, tapi cukup dengan Daniel datang dan menghabiskan sore itu bersamanya membuat Nara senang dan sembuh. Daniel really is her cure.

amitié • kang danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang