"Abang, sibuk gak?" Tanya Ibu pada Daniel yang sedang asik bermain laptop di kamarnya.
"Gak bu. Kenapa?" Jawab Daniel sembari menoleh ke arah ibunya.
"Jalan yuk? Sekalian temenin ibu belanja?"
"Oh ayok bu, Daniel temenin. Daniel ganti baju dulu ya, ibu tunggu dibawah aja bu"Hari ini Daniel diajak ibunya pergi. Sebenarnya Daniel tidak jarang menemani ibunya pergi, baik untuk jalan-jalan atau sekadar menemani sang ibu berbelanja bulanan. Bukan hanya ke supermarket atau mall, bahkan ke pasar pun Daniel temani. Maklum sebagai anak tunggal Daniel jadi sangat dekat dengan ibunya.
Setelah selesai bersiap, dan di dalam mobil tiba-tiba ibu bertanya, "Nil, ajak Nara yuk?".
"Ah? Kayaknya Nara kuliah deh bu hari ini. Coba Daniel telpon dulu ya""Halo" jawab Nara di ujung telpon.
"Halo yang, lagi dimana?" Tanya Daniel.
"Di rumah nih, kenapa?"
"Loh gak kuliah?"
"Kelasnya kosong"
"Ohhh sibuk gak?"
"Yaelah basa basi amat mas, kagak. Kagak sibuk. Kenapa?"
"Jalan yuk? Sama ibu"
"Ye nyari temen wkwk"
"Kagak ih apaan sih lo. Ibu yang ngajak"
"Yaudah iya"
"Ok, 15 menit lagi gue sampe. Lo gak usah dandan cantik-cantik yang, tiap hari udah cantik"
"Masih sempet aja gombal ya. Yaudah bye gue siap siap dulu"
Setelah menutup telpon Daniel tersenyum mendengar percakapannya dengan Nara. Tanpa disadari ibunya sudah memperhatikannya sedari tadi.
"Kok senyum senyum bang?" Goda ibu Daniel melihat anaknya yang sumringah setelah menelpon pacarnya tersebut.
"Ah gak ah bu apaan deh"
"Ih gapapa lho Bang kalo seneng abis nelpon pacar. Namanya mau ketemu kan ya?"
"Aduh ibu ah suka gini kan godain Daniel. Lagian ibu kok tumben mau pergi sama Nara?"
"Siapa bilang tumben? Abang aja yang gaktau ibu sering lho pergi sama Nara tanpa abang hihihi"
"Loh jadi aku yang selama ini ditinggal? Wah parah ibu mah"
"Hahahaha yaudah ayok berangkat nanti tambah lama nunggunya si Nara kasian"Setelah menempuh perjalanan selama 15menit, akhirnya Daniel sampai di depan rumah Nara. Nara yang sudah siap menunggu di teras rumahnya langsung bangun menghampiri mobil Daniel yang terparkir di depan. Sebelum masuk ke dalam mobil, Daniel sempat keluar lalu menyapa Nara dan merapikan rambut Nara sedikit lalu membukakan pintu mobilnya untuk Nara.
"Assalamualaikum bu" sapa Nara pada ibu Daniel sambil mencium tangannya.
"Walaikumsalam, ibu gak ganggu Nara kan ngajak pergi?" Jawab Ibu sambil tersenyum melihat Nara yang duduk di belakang.
"Ah enggak lah bu, Nara lagi gabut juga kok gak ada kelas. Jangan-jangan Nara lagi yang gangguin quality time nya ibu sama Daniel"
"Kan ibu yang ngajak. Harusnya mah Daniel nya yang gak usah diajak sih biar kita yang quality time hahaha" jawab ibunya sambil tertawa, dibarengi dengan cemberut khas dari Daniel.
"Ah ibu mah. Yang anak ini Daniel apa Nara deh" balas Daniel sok ngambek.
Walaupun demikian, percakapan mereka hanya diakhiri dengan tawaan semata.Setelah sampai di supermarket, mereka bertiga mulai berkeliling mencari bahan makanan dan kebutuhan bulanan. Sambil sesekali mengobrol.
"Bu, aku mau kesana bentar ya? Biasa cari peralatan kegantengan dulu hehe" kata Daniel
"Dasar, yaudah gih sana. Ibu disini keliling- keliling sama Nara ya"
Lalu Daniel perlahan pergi untuk mencari kebutuhannya sendiri. Tinggallah berdua Nara dengan ibu masih berkeliling melihat sayuran dan buah. Sesekali bertukar resep tentang sayur dan buah yang akan dibeli. Tapi obrolan ringan tersebut berubah ketika ibu mulai membuka topik tentang Nara dan Daniel.
"Nara, jadi gimana kamu sama Daniel?" Tanya Ibu tiba tiba membuat Nara sedikit terkejut.
"Ah...ya baik-baik aja bu"
"Katanya kalian sempat bertengkar kemarin?" Sambung Ibu.
"Ya biasa bu, namanya orang pacaran, bertengkar sesekali kan wajar hehe" jawab Nara singkat, tak mau lagi mengingat kejadian menyedihkan hubungannya bersama Daniel itu.
"Iya sih, tapi ibu bersyukur kalian bisa selesaiin baik-baik. Nanti kalo udah nikah kan masalahnya lebih berat lagi" kata Ibu.
Nara tak tahu harus menjawab apa jadi hanya bisa tersenyum sambil mengontrol ekspresi dan detak jantungnya yang berdebar. Ini ibu kok udah ngomong nikah-nikah ajasih, pikir Nara.
"Nara kalo nikah sama Daniel mau gak?" tanya Ibu lagi dengan spontan dan blak-blakan. Pertanyaannya pun membuat Nara kembali terkejut.
"Hahaha ibu pertanyaannya tiba-tiba banget. Ini ibu ngelamar Nara apa gimana? Hahaha" jawab Nara masih diiringi candaan.
"Iya soalnya Daniel bilang dia mau serius sama kamu, jadi ibu kepo sama pendapat kamu"
"Ya gimana ya bu. Aku sih mau bu, asal Daniel beneran serius bu"
"Kalo nikah muda gimana?" Tanya Ibu lagi.
Astaga benar-benar hari ini ibu Daniel bikin Nara degdegan lebih parah dibandingkan perasaan pertama kali dicium Daniel.
"Ya kalo emang Daniel nya siap. Aku juga siap bu"
"Bagus kalo gitu. Ibu seneng banget kamu sama Daniel. Ibu berasa punya anak perempuan. Gak melulu sama Daniel hahaha. Daniel itu anaknya pecicilan banget, kata Abim sih dia yang naksir banyak, tapi gak pernah ada yang nempel, gak pernah ada yang jadi pacar, baru kamu ini pacar dia, cewek yang diajak ke rumah dikenalin ke ibu sama ayah. Biasanya yang diajak ke rumah cuma si Satya. Sampe bisa Ibu pikir Daniel sama Satya pacaran hahaha saking gak pernahnya ngomongin cewek ke Ibu. Ibu tuh udah gak sabar, Daniel kan umurnya udah gede, abis tamat kuliah juga udah ada usahanya yang EO itu, juga lanjutin bisnis ayahnya. Ibu pengen cepet ngemong cucu Nar. Kalo bisa kamu sama Daniel punya anak yang banyak biar rame."
"Hahaha ibu mah bikin Nara kepedean. Doain aja bu aku sama Daniel langgeng terus" jawab Nara santun sembari tersenyum ke ibu.
YAALLAH BU ENTENG BANGET NGOMONGNYA INI HATI NARA UDAH MARATON 40 PUTARAN BU.
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié • kang daniel
Fanfiction"Daniel lo tuh bego tapi jangan bego bego amat dong," "...gue gak nyangka aja lo bisa setolol dan sebajingan ini..." - a local fanfiction (indonesia) (c) copyrights all reserved. cheesysugarr. 2017