#20 boys talk

1.6K 219 19
                                    

Jam istirahat pasti jadi jam yang menyenangkan bagi banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam istirahat pasti jadi jam yang menyenangkan bagi banyak orang. Saat jam istirahat ketika bekerja, sekolah, atau kuliah, seseorang bisa sebentar saja melupakan kelelahan dan kesibukannya. Jam istirahat pun bisa diisi dengan macam-macam. Ada yang sekadar makan, atau mengobrol dengan teman. Ada pula yang mungkin menjadikan jam istirahat untuk sambil melanjutkan tugasnya agar tidak menumpuk.
Siang itu lah tiga mahasiswa fakultas ilmu konputer ini bertemu untuk menghabiskan waktu istirahatnya bersama. Adalah Daniel, Satya, dan Nata. Ketiganya kebetulan ada di kampus dan mendapat waktu luang yang sama, Daniel dan Satya menunggu kelas selanjutnya, sementara Nata ya nongkrong di kampus untuk mencari wifi dan mengerjakan tugasnya.

Obrolan siang itu dibuka dengan Nata menanyakan kabar dan kegiatan teman-temannya. Ya maklum saja, diantara mereka bertiga hanya Nata yang berbeda jurusan sementara Daniel dan Satya merupakan teman sekelas yang tentunya tiap hari bersama.
"Jadi gimana kabar lo sama si Nara?" Tanya Nata.
"Still good and hopefully be good for a long time too" jawab Daniel sembari melahap siomay pesanannya.
"Katanya lo sempet tengkar kemaren?" Tanya Nata lagi.
"Iya, gak cuma sama Nara, sama gue juga. Masa gue ditonjok ni bocah. Sok jagoan kali dia" sambar Satya menyambung omongan Nata.
"Yaiya maaf sih, khilaf gue Sa" jawab Daniel.
"Iya biasalah masalah pasangan. Tapi udah baikan lagi kok." sambung Daniel lagi menjawab pertanyaan Nata.
"Oh ya bagus deh kalo gitu"

Lalu ketiganya diam, terlarut dalam kegiatan masing-masing. Sampai ketika Daniel selesai makan, ia kembali membuka pembicaraan. Terpikir olehnya untuk menyampaikan sesuatu yang jadi pemikirannya selama ini berharap mendapat saran dari mereka.


"Gue mau serius sama Nara"


Nata yang sedang asik meminum es milo nya kaget dan tersedak setelah mendengar ucapan Daniel siang itu.

"Serius maksud lo gimana? Ini emang pacaran lo gak serius?" Tanya Nata dengan polosnya sambil mengusap bekas es nya yang terjatuh karena tersedak.
"Ya kagak anjir. Serius maksud gue serius ke jenjang berikutnya setelah pacaran" koreksi Daniel.
"Maksud lo, lo mau ngajak Nara nikah gitu?" Tanya Satya memastikan maksud sahabatnya itu.
"Iya" jawab Daniel singkat.
Seketika keduanya bertepuk tangan dan menyoraki Daniel seakan-akan Daniel baru saja memenangkan doorprize acara jalan sehat di kampus.
"Bravo bravo, seorang Daniel Karendra guys" kata Satya sambil menepuk-nepuk pundak Daniel.
"Ih gue serius" jawab Daniel, sedikit risih, gagal usahanya untuk deep talk pada sahabat konyolnya ini.
"Iya ok sorry. Jadi lo udah pikirin ini bener-bener? Nikah itu gak sekadar niat dan keinginan lo doang Nil, lo perlu mental dan kesiapan yang mateng" sambung Satya yang kini telah kembali duduk ke tempatnya.
"Lo udah beneran yakin sama pilihan lo ini?" Sambung Nata lagi.
"Iya, gue udah pikirin mateng-mateng. Gue tau mungkin gue belum sempurna banget buat ngambil langkah ini tapi gue yakin dan percaya kalo gue bisa dan gue serius sama Nara" jelas Daniel.
"Trus gimana? Lo ini baru niat lo sendiri doang apa gimana?" Tanya Nata.
"Gue udah ngomong sama ayah ibu gue. Dan gue udah bilang ke Nara"
"Anjayyy, berarti lo udah ngelamar dia apa gimana?" Tambah Satya sambil senyum ke arah Daniel, benar-benar tidak menyangka tindakan berani temannya ini.
"Belum. Not in a proper way yet. Tapi dia udah tau gue ada maksud buat serius sama dia" jawab Daniel
"Trus dia gimana? Dia bilang apa?" tanya Nata, penasaran.
"Iya dia bilang apa?" Tambah lagi oleh Satya.
"Dia bilang iya dia mau dan siap" jawab Daniel.
"Anjir, sedikit lagi bung" kata Nata sambil bertepuk tangan.
"Wah mantab si Daniel ya diam-diam langsung gas!" Tambah Satya sambil tersenyum bangga pada temannya.
"Jadi selanjutnya gimana?" tanya Nata.
Daniel yang masih diam hanya memainkan sedotan es jeruk nya sambil memikirkan pertanyaan Nata yang selama ini jadi pertanyaannya juga.
"Selanjutnya ini yang gue mau minta saran dari lo lo pada. Gue mau beneran propose Nara  yang bener yang serius" jawab Daniel.
"Wkwkw akhirnya Daniel beneran mau mikir bener-bener ya, nembak Nara aja random gaktau nembaknya beneran apa enggak wkwk" canda Satya.
"Ini kan rencana penting, harus dipikirin dong" jawab Nata dengan menggoda Daniel.
"Udah ah ngegodain mulu lo pada gak ada faedahnya gue nanya kalian" sahut Daniel ketus. Sebenarnya Daniel bukan kesal atau marah sih karena sebenarnya Daniel tau dan bisa menebak jawaban teman-temannya ini.

"Gue dukung dah lu sama Nara, Nil. Kalo lo emang yakin dan beneran serius, gue akan siap support dan percaya juga sama lo." sambung Nata.
"Tapi inget, beneran serius, kalo udah ngomong gini harus bener-bener jalaninnya" sambung Satya lagi.
"Lo kan udah ngomong sama ayah ibu lo, trus mereka gimana?" Tanya Satya
"Panjang ceritanya. Yang jelas mereka setuju dan mau ikut keinginan gue" kata Daniel.
"Yaudah kalo gitu lo tinggal urus ke Nara sama orang tua dia" sambung Nata.

"Tapi ini lo mau nikah beneran sama Nara?" tanya Nata mengkonfirmasi.
"Rencana gue sih gue tunangan dulu, abis lulus kuliah baru nikah" jawab Daniel.
"Ayah ibu lo gimana?" Sambung Satya
"Mereka maunya malah langsung nikah aja. ya kali" jawab Daniel lalu tertawa mengingat obrolannya dengan orang tuanya itu.
"Wkwk ortu lo udah gak sabar tuh punya cucu" sambung Satya.
"Atau lo buat cucu nya aja dulu sekarang, nikahnya nanti" saran Nata.
"WAH ANJIR NATA HELPFUL SEKALI YA" jawab Satya sambil menoyor kepala Nata tetapi ikut tertawa. Entah apa yang dipikirkan Nata memberikan saran seperti ini. Daniel hanya ikut tertawa melihat kelakuan sahabatnya ini.
"Mau gue sih begitu tapi takut dosa Nat" balas Daniel sambil nyengir.
"Eh buset ini anak malah diladenin lagi, udah udah back to topic" jawab Satya menggeleng kepalanya keheranan.
"Trus kapan?" Jawab Nata.
"Belum tau, mau gue diskusiin nanti sama Nara dan keluarga kita. Kan gue juga belum ngomong ke ortunya Nara." Jawab Daniel sambil membuka-buka buku kuliahnya dengan malas.

"Nil saran gue nih ya, lo bener-bener lah mantepin hati sama pilihan lo. Gak bosen-bosen gue bilang, nikah itu gak gampang. Jalan kedepannya panjang. Kalo lo emang bener serius dah lo kejar dah tu. Gue disini bisa bantu doain dan support lo sama pilihan lo." Kata Satya.
"Iya Nil, gue emang gaktau lah lika liku orang pacaran kayak gimana, atau gimana rasanya pas lo udah mantep mau lanjut ke jenjang berikutnya. Tapi lo kan sahabat gue nih, Nara juga jadi temen deket gue, baik-baik dah lo berdua. Kalo emang kalian beneran mau serius, gue doain semuanya lancar. Gue seneng lo mau terbuka dan ngomong ke kita walaupun mungkin ekspektasi respon kita gak sesuai sama yang lo mau..." Sambung Nata sambil tertawa kecil.
"Tapi inget, kita, gue, Satya dan juga anak-anak lain ada buat lo. Support dan siap bantuin lo atas segala pilihan lo. Ini nih gue jarang-jarang nih ngomong sweet gini. Seneng gak lo?" Akhir Nata yang hanya mendapat cengiran dari Daniel.
"Thanks guys, kalo diskusi gue udah kelar, i'll make sure you guys are the first to know" jawab Daniel sambil menepuk pelan Satya dan Nata.

amitié • kang danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang