amitié • kang daniel

#22 the day

(please listen to the music attached while reading this)

Hari ini jadi hari spesial dan membahagiakan buat Nara dan juga Daniel. Hari ini, tepat 10 Desember, keduanya akan resmi mengikat diri satu sama lain dalam ikatan pertunangan. Memang belum acara lamaran atau nikahan, tapi degdegan dan rasa bahagianya cukup untuk membuat keduanya berdebar seakan habis lari maraton 100km.

Hari ini, rumah Daniel dipenuhi dekorasi serba putih. Beberapa sudut rumah dihiasi bunga-bunga cantik. Rumah Daniel cukup ramai hari itu. Ada keluarga Daniel, bahkan papa dan mama Abim yang sedang tugas di luar negeri turut menyempatkan diri untuk datang melihat keponakannya di hari bahagia tersebut. Sekaligus menjenguk Abim. Ada pula sanak saudara Daniel yang tidak tinggal di Jakarta semuanya turut hadir menjadi support dan saksi hari bahagianya itu. Tak berbeda juga dengan Nara, seluruh keluarga datang. Sekalian saling mengenal keluarga besar satu sama lain.
Di hari bahagia itu tak lupa juga sahabat dan geng Daniel dan Nara turut datang. Sebenarnya acaranya tidak besar, tapi kebetulan saja undangan yang datang cukup banyak karena selain acara pertunangan, acara ini juga sebagai ulang tahun Daniel.

Nara tampil cantik sekali hari ini dengan balutan dress warna krem dengan cantik dihiasi dengan aksen manik-manik dan kain brokat. Sederhana tapi tetap manis. Berbeda dengan Daniel yang hari ini tampil formal dengan atasan kemeja dipadukan dengan jeans hitam andalannya.
Nara terlihat memukau. Bahkan Daniel sampai tidak bisa memalingkan pandangannya dari Nara. Segera setelah Nara turun dan bertatap mata dengan Daniel, keduanya saling menyambut kehadiran satu sama lain. Tersenyum menyiratkan kebahagiaan yang dirasakan keduanya. Kebahagiaan yang semakin dirasa semakin ingin meledak ledak dalam hati. Sebahagia itu.

Acara hari ini dimulai dengan penyampaian ucapan dari orangtua masing-masing. Suasana haru dan bahagia menyelimuti kediaman Daniel hari itu.
"Sebenarnya, saya sempat kaget ketika Daniel bilang dia mau serius dengan Nara. Anak ini ngomong serius apa bercanda ya. Kok tiba-tiba ngomong mau nikahin anak orang." kata ayah Daniel saat memberikan ucapan pada anaknya. Seketika gelak tawa terdengar di dalam ruangan mendengar ucapan ayah Daniel.
"Tapi lalu Daniel bilang lagi "ayah, saya serius sama Nara, saya mau dia jadi pendamping saya" begitu katanya. Baru saya menyadari wah anak ini benar serius. Saya tentu saja akan merestui. Saya sudah tahu Nara anaknya bagaimana dan saya senang Daniel menjadikan Nara pilihannya. Daniel ini kalau sudah serius wah jangan ditanya dia akan terus kejar. Daniel ini anaknya pecicilan, kadang saya aja suka heran, tapi kalau dia sudah serius akan sesuatu, saya berani jamin dia gak akan mudah menyerah, dia akan berusaha untuk hal tersebut sekuat dia. Saya tahu mungkin sulit untuk percaya keseriusan Daniel, apalagi hubungannya kan belum lama. Bahkan saya sendiri pun berulang kali bertanya "Nak kamu yakin?". Tapi akhirnya saya yakin, lama tidaknya suatu hubungan tidak jadi indikator siap tidaknya seseorang. Mungkin pun hari ini anak saya telah siap untuk meminang perempuan yang sedang duduk disebelahnya sekarang. Jadi Daniel, kejarlah terus keinginanmu. Sekarang kamu sudah menentukan pilihanmu maka bertanggung jawablah pada pilihan itu sekarang. Kamu itu mau ngambil anak orang lain, otomatis kamu juga harus siap mengambil tanggung jawab gak cuma untuk dirimu sendiri tapi juga untuk pasangan kamu, jadi sayangi dan rawat dia dengan baik. Bijaksana lah kedepannya. Kamu punya tanggung jawab baru sekarang, jagalah kepercayaan itu. Semoga kalian selalu dikelilingi kebahagiaan dan dilancarkan sampai pernikahan. Ayah dan ibu akan selalu mendoakan kalian" akhir ayah Daniel seraya melihat dan tersenyum ke arahnya putra semata wayangnya itu.