"Yangggg, kemanaaa? Temenin" panggil Daniel seraya menjulurkan tangannya untuk meraih Nara dengan suara seraknya. Nara yang sedari tadi sibuk membereskan kamar Daniel lalu menghentikan aktivitasnya tersenyum melihat tingkah manja pacarnya tersebut. Tanpa banyak basa-basi Nara lalu meraih tangan Daniel yang sedari tadi menjulur, mengenggamnya seraya mendekatkan diri ke Daniel.
Daniel kini terbaring lemah di kamarnya. Demam tinggi dan juga flu jadi alasan. Kalau biasanya Nara yang sering sakit lalu ditemani Daniel, kini saatnya Nara yang menemani Daniel. Sudah dua hari ini Nara menginap di rumah Daniel untuk menemani pacarnya tersebut. Maklum, sudah bertunangan, menginap di rumah masing-masing bukan lagi hal aneh bagi keduanya.
"Kenapa? Kan daritadi udah ditemenin disini" jawab Nara sembari mengelus kepala Daniel.
"Temenin tapi kamunya diem, jangan beres-beres terus. Kalo kamu capek gimana, nanti kamu yang sakit" jawab Daniel lagi sembari cemberut.
Nara hanya bisa tertawa melihat sikap manja lelakinya tersebut. Manis. Ketika dirinya sendiri sedang lemah karena sakit pun Daniel masih memikirkan Nara dan tak ingin Nara juga sakit akibat kelelahan.
Sambil terpejam Daniel kembali berkata tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Nara, "pengen cium, tapi nanti kamu ketularan sakit". Nara yang mendengar perkataan Daniel hanya bisa lagi-lagi tersenyum sambil mengelus pipi Daniel. "Iya kalo mau cium makanya kamu cepet sembuh, nanti kalo sakit terus siapa yang cium aku? Masa abim? Mau kamu?" Balas Nara sambil tertawa yang seketika dibalas dengan tatapan tajam Daniel yang dengan cepat membuka matanya.Ketika keduanya pun sedang asik bercanda, ibu datang mencari Nara "mbak makan dulu yuk" kata ibu menengok dari pintu kamar Daniel, mengajak Nara untuk makan ke bawah bersama dengan yang lain.
"Iya bu sebentar" jawab Nara.
"Kamu mau makan disini apa dibawah?" Tanya Nara pada Daniel.
"Dibawah aja yang" jawab Daniel seraya bangun dari tidurnya.
"Kuat kan? Masih pusing gak? Kalo gakuat nanti aku bawain makannya keatas" tanya Nara lagi, terlihat khawatir karena melihat Daniel yang begitu lesu.
"Kuat kok, aku ini demam, bukan cedera kaki Naraaa" jawab Daniel lagi sambil mencolek pipi Nara.
"Yaudah kalo gitu yuk" akhir Nara sambil menggenggam tangan Daniel dan menuntunnya ke ruang makan.Suasana makan terasa hangat dan kekeluargaan. Walaupun Daniel lebih banyak menyimak pembicaraan daripada ikut menyahut seperti yang biasa dilakukannya. Sesekali Nara menyuapi kekasihnya tersebut ketika sudah mulai malas menyendok makanannya. Melihat kelakuan anak dan calon mantunya itu, sang ibu terkadang menggoda keduanya yang terlihat benar-benar manja satu sama lain.
"Yaelah Daniel makan segitu aja minta disuapin Nara mulu. Dulu-dulu kalo sakit gak pernah tuh manja gini" kata ibunya sambil tertawa. Yang dibalas dengan tawaan dari Abim yang sedari tadi melihat geli kelakuan abangnya ini.
"Alah modus lah dia bu, mentang-mentang udah ada calonnya, maunya nempel terus" kata Abim menyambung omongan si ibu.
Godaan tersebut hanya dibalas dengan senyum dari Nara yang juga malu. Sementara Daniel hanya bisa tersipu malu juga mendengar godaan keluarganya. Ya namanya juga sakit, modus sedikit sah saja kan, apalagi modusnya dengan pacar sendiri.Ketika keduanya telah selesai makan, mereka kini kembali di kamar Daniel. Sembari menemani Daniel beristirahat, Nara menonton TV yang sedari tadi menyala. Ketika sedang asik menonton TV, Daniel memanggil Nara pelan.
"Nar..."
"Hmm kenapa? Kok belum tidur?" Jawab Nara menengok Daniel yang sedang terbaring.
"Sini, temenin"
"Daritadi minta ditemenin mulu padahal udah disini akunya dari kemarin loh"
"Sini, disini" jawab Daniel sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Akhirnya Nara mengalah dan ikut berbaring bersama Daniel. Sambil menatap langit-langit kamarnya, Daniel kembali mengenggam tangan Nara.
"Ih kamu kenapa deh hari ini jadi clingy gini" jawab Nara sambil mencubit pelan pipi pacarnya tersebut.
Daniel hanya bisa tertawa pelan, "Nara, kamu inget gak pertama kali kita kenal?" Tanya Daniel sambil mengubah posisi tidurnya kini menghadap Nara.
"Hm inget, waktu rapat perdana panitia ospek univ kan. Kenapa? Kok tiba-tiba nanya gituan. Kamu mau ngetest aku ya?"
"Hahaha enggak kok. Itu udah lama banget ya Nar, setahun apa dua tahun yang lalu. Gak nyangka dari sana kita bisa kayak gini" sambung Daniel sambil tersenyum mengingat kenangan masa lalu nya bersama Nara.
"Iya gak nyangka aja ya, orang yang dulunya aku anggap orang termenyebalkan dan termengganggu sedunia malah jadi pacar aku, malah jadi calon suami aku"
"Ih jadi selama ini impresi kamu ke aku kayak gitu?" Protes Daniel.
"Kamu gak inget kata-kata aku dulu?"
"Yang mana?"
"Yang kalo kamu tuh orang terberisik dan terjail yang pernah aku temuin?"
"Ahhh. Tapi abis itu aku jawab kan? Cukup aku aja yang berisik dan jailin kamu, yang lain gak boleh? Hahaha" jawab Daniel bangga sambil tertawa.
"Dasar receh ya kamu udah kayak jajanan anak SD"
"Tapi kamu suka kannnn" balas Daniel tersenyum menggoda sembari mencolek pinggang Nara.
"Aku tuh gak nyangka yah, kamu berani buat ngajak aku serius, inget gak waktu kamu nembak aku kayak gimana? Gak ada romantis-romantisnya. Gak ada seriusnya. Untung aku mau" kata Nara memecah keheningan ketika keduanya asik mengenang masa lalu mereka. Lucu memang kalo mengingat kembali kejadian lika liku hubungan mereka selama ini.
"aku juga gak nyangka hahaha padahal sebenernya aku itungannya nembak kamu itu yang pas aku cium kamu di mobil. Ya kan? Enakan ciuman di mobil apa di rumah?" jawab Daniel menggoda Nara, Nara yang mengingat kejadian tersebut langsung tersipu malu. Malu sekali sebenarnya mengingat dan mengenang kejadian itu, apalagi Daniel dengan frontalnya mengungkapkan hal tersebut. Ditambah lagi godaan ala Daniel yang bikin Nara jadi kebingungan meresponnya.
"Ih kamu mah emang gatel ya dasar!" Balas Nara menepuk pelan pundak Daniel sambil menutup wajahnya yang kini sudah merona."But thing you should know, if i could turn back the time and be at that moment again right now, i will still be kissing you. I will never ever regret my decision that night..."
"You're so cheesy seriously" potong Nara.
Daniel hanya tersenyum dan kembali melanjutkan omongannya, "thing that i will regret is the feeling that i want to kiss you more and more, the feeling of never get enough of kissing you, that I can't handle it....so can i kiss you?" Sambung Daniel sambil mengelus pelan pipi kekasihnya. Tanpa menunggu jawaban dari Nara, Daniel perlahan bergerak maju, mengecup bibir Nara. Sedikit demi sedikit melumat halus bibir kekasihnya yang tentunya dibalas oleh Nara sebagai jawaban.Tak berselang lama, keduanya harus melepas ciuman tersebut. "I'm sorry that i kiss you that you might get sick because of me" kata Daniel sedikit menyesal karena telah mencium Nara dengan kondisinya yang sedang sakit yang berpotensi menularkannya pada Nara. Namun Nara hanya menggeleng kepalanya dan tersenyum, mengusap pelan kepala dan rambut Daniel, "i will take all the sickness out of you and seeing you be healthy and happy again if that's what it needs to be done".
"I love you, now get some sleep"
akhir Nara lalu beranjak bangun dari kasur.—————
KENAPA AKU BAPER BACA STORY KU SENDIRI?😩😩😩
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié • kang daniel
Fanfiction"Daniel lo tuh bego tapi jangan bego bego amat dong," "...gue gak nyangka aja lo bisa setolol dan sebajingan ini..." - a local fanfiction (indonesia) (c) copyrights all reserved. cheesysugarr. 2017