#17 bestfriend? bestfriend

1.7K 237 7
                                    

"Bu, Daniel pergi dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu, Daniel pergi dulu." kata Daniel sembari mengambil kunci mobilnya.
"Mau kemana Bang?" Tanya Ibu Daniel dari dapur.
"Ke rumah Satya, Bu. Berangkat dulu ya."
"Ok hati hati Bang."
Segera setelah pamit Daniel melajukan mobilnya menuju ke arah rumah Satya. This time he will make it up to him. Hari ini Daniel bertekad untuk meminta maaf dan menjelaskan situasinya terhadap Satya. Sehabis berbaikan dengan Nara, dua hari kemudian Daniel dan Satya masih tampak diam dan menghindar satu sama lain. Gengsi. Tak ada yang mau memulai lebih dulu.

Aduh Daniel jangan bawa-bawa gengsi lagi deh.

Awalnya Daniel enggan memulai, tapi setelah bolak balik diceramahi Nara dan diyakinkan akhirnya Daniel pergi untuk menemui Satya dirumahnya. Daniel cemburu. Cemburu karena hampir saja kewajiban sebagai pacarnya direbut oleh Satya. Tapi itu kan salah Daniel sendiri yang lalai menjaga Nara. Satya malah dengan berbaik hati mau menemani Nara selama Daniel menghilang.

"Tapi gue gengsi lah Nar masa gue yang minta maaf" kata Daniel di telpon ketika dia dan Nara sedang telponan beberapa hari setelah keduanya berbaikan.
"Aduh Niel lo jangan bawa gengsi lo dulu deh. Lo tuh salah. Kalo gini gue ngambek lagi nih ya?"
"Yah jangan dong sayang."
"Yaudah makanya minta maaf. Do it like a gentleman."
Daniel masih diam. Tak tahu keputusan apa yang harus diambilnya.
"Kamu cemburu ya sama Satya???" goda Nara.
"Ih apaan sih"
"Bilang aja cemburu sih. Makanya gengsi kan gak mau ngomong sama Satya. Berasa bener kan situ???" Goda Nara lagi. Kali ini diakhiri dengan tawa kecil karena merasa menang menggoda Daniel.
"Iya aku cemburu. Puas?"
"Hahaha Daniel, Satya itu sahabat kamu. Dia juga jadi sahabat aku. Jangan cemburu dong sayangggg." bujuk Nara.
Daniel senang mendengar kata "sayang" dari Nara dan menggunakan kesempatan ini untuk balik menjahili Nara.
"Apa? Ulang? Aku gak denger."
"Sayanggggg. Daniel sayangggg. Ayok baikan sama Satya ya."
Diam-diam Daniel tersenyum mendengar Nara.
"Iya." Jawab Daniel sok ketus, padahal hatinya sangat senang mendengar suara wanitanya itu.
"Nah gitu dong. Love you gak nih?"
"Love you dong"
"Ih mulai kan alay nya. Udah ah. Aku tutup ya. Awas kalo gak jadi ngomong sama Satya. Tabok nih."
"Iye udah. Galak amat kakak. Iya udah bye. Jangan kangen. Nanti aku kepikiran."
"Ye bener tabok nih ya. Bye"
Setelah telpon itu berakhir, hari ini Daniel memutuskan untuk melupakan dulu gengsi dan cemburunya. Daniel pergi ke rumah Satya berharap Satya ada dan mau menemuinya. Tentu saja tanpa memberitahu Satya terlebih dahulu.

"Assalamualaikum tante."
"Eh Daniel, sini masuk nak. Aduh tumben keliatan." Daniel disambut oleh mama Satya.
"Iya tante abisnya sibuk di kampus. Satya nya ada tante?"
"Ada, mau dipanggilin?"
"Gak usah tante biar Daniel yang ke dalem aja."
"Ok, itu Satya lagi di kamarnya."

Pergilah Daniel ke kamar Satya. Setelah memperbaiki hubungannya dengan Nara, masih ada satu hal yang perlu dia klarifikasi. Satya. Sempat bertengkar akibat masalah yang Daniel timbulkan sendiri membuat keduanya jadi renggang. Daniel kehilangan teman dekatnya and he will take that back.

Di dalam kamarnya Satya terlihat asik bermain laptop, mungkin sedang mengerjakan tugas. Mungkin juga sedang bermain games. Tapi pandangannya tetap dapat menjangkau Daniel yang terlihat masuk ke kamarnya. Satya masih diam. Membiarkan Daniel duduk di kasurnya. Selang berapa menit, Satya mulai bicara tanpa memalingkan pandangannya dari laptop.
"Lo kesini mau diem ngliatin gue doang apa gimana?"
Daniel kaget mendengar suara Satya hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal dan menjawab pertanyaan Satya.
"Eh gue...gue kesini mau ngomong sama lo Sat....masalah...masalah Nara"
Segera setelah mendengar hal tersebut, Satya berbalik dan menghadap Daniel. Dengan tatapan siap mendengarkan Daniel.
"Sat gue mau minta maaf. Gue salah. Sama lo dan sama Nara."
"Terus?" balas Satya masih menatap datar Daniel.
"Ya lo bener, gue jahat sama Nara, gue bego. Pokoknya gue minta maaf. Maaf karena gue emosi dan...lo tau...mukul lo kemaren. Dan gue juga mau terimakasih, makasih karena udah jagain Nara buat gue."
Satya masih diam. Daniel semakin canggung.
"Lo gak perlu minta maaf sama gue. Gue maklumin. Gue ngerti situasi lo dan gue juga salah. Salah ke elo karena gak ngingetin gimana layaknya sahabat dan salah ke Nara karena nutup-nutupin ini. Ya walaupun gue kesel sih lo hampir aja merusak aset berharga hidup gue yakni wajah tampan gue ini. Gue terima deh maaf lo. Dan ya gue harap bego nya lo ini gak kumat lagi nanti nanti. Kurang-kurangin sih bego lu. Dari orok gue temenan masih aja bego lu jadi orang. Capek gue Nil benerin otak gesrek lo terus." Jawab Satya sok tegas tapi diakhiri dengan cengiran khas nya.
Daniel masih canggung but relax at the same time setelah mendengar jawaban Satya.

"Jadi sekarang lo udah baikan kan sama Nara?" tanya Satya lagi ketika keduanya kini telah duduk manis sambil bermain game di kamar Satya.
"Iya udah. Thanks to you too"
"Baik-baik tuh jagain cewek lo."
"Iya elah. Udah tobat gue ini."
"Soalnya kalo gak bener lo jagain, beneran gue gebet si Nara"
Daniel yang mendengar sontak kaget. Cemburu pasti.
"Emang temen anjing lo ya. Awas aja lo. mau gue tonjok lagi lo?" Balas Daniel sambil memukul pelan lengan Satya.
"Hahaha sensi kan lo. Makanya jangan brengsek lagi lo jadi cowok. Gak kok tenang aja. Gue tau gimana sayangnya Nara ke elo. Dan gue setia sama bro codes. Tapi gak tau kalo senin mungkin harga naik."
"yeee si anying." jawab Daniel sambil tertawa.
"Tapi beneran Niel lo baik-baik sama si Nara, kalo bukan gue, banyak cowok diluar sana yang ngincer kalian. Gue gak tau kedepannya lo sama Nara gimana, tapi bener bener lo jadiin ini pelajaran buat hubungan kalian. Lo berdua sahabat gue, gue gak mau salah satu dari kalian tersakiti sedikit pun. Lo inget kata-kata gue nih. Jangan cengar cengir aja lo" kata Satya seraya menepuk pelan kepala Daniel yang dilihatnya hanya diam mesem mesem sendiri.
"Iya elah bawel lo udah kayak mak gue aja"

Hari itu, Daniel menghabiskan waktunya bersama dengan Satya. To make up all his missing time bersama sahabatnya itu.

Once a bestfriend, always a bestfriend







———————








im so sorry for the unfaedah update. I got writer block gitu huhuhu. Semoga next chapter akan better. Dan semoga tidak ada cinta segitiga dalam story ini ya hehe hehe

Btw kalo aku buat q&a buat para cast kalian tertarik gakkk? Nanti kalo aku buatin tau tau gak ada yang nanya kan sedih :( so give me your opinion on the comment section yaaa!

Jangan lupa comment dan vote nya!!! :)

amitié • kang danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang