Hari minggu jadi hari yang paling difavoritkan mungkin untuk seluruh manusia di muka bumi. Hari minggu menjadi satu hari penuh santai dan waktu untuk keluarga dan teman. Hari minggu bisa jadi waktu tanpa deadline walaupun ya mungkin malamnya harus kembali disibukkan untuk kegiatan esoknya, tapi biarlah hari minggu ini jadi waktu kosong untuk menikmati tenangnya hari tanpa perlu bangun pagi, bekerja sampai bosan di kantor, lalu pulang sore hari saat sudah lelah dan malamnya pun kadang harus menyelesaikan pekerjaan yang tertunda lagi.
Bagi Daniel, hari minggu adalah harinya keluarga, harinya untuk bersantai dan menenangkan diri. Hari minggu Daniel mungkin terlihat biasa seperti orang pada umumnya, kadang diisi dengan jogging pagi yang seringannya tidak pagi-pagi amat, hanya sekadar berolahraga ringan. Atau mungkin ikut mengantar ibu ke pasar dan membantu memasak. Hari minggu ini Daniel isi dengan berolahraga ringan disekitaran kompleks nya. Nara masih terlelap, terlihat lelah dan mungkin butuh istirahat lebih lama. Jadi Daniel membiarkan wanitanya itu untuk tidur lebih lama. Walaupun Daniel tahu, jarang sekali Nara bangun siang.
Setelah selesai berolahraga, sampai dirumah terdengar bunyi berisik dari dapur. Daniel pikir pasti ibunya dan Nara sedang memasak. Tapi ketika dilihatnya di dapur yang didapatinya hanya ibu dan Abim yang berusaha memotong bawang dengan menggunakan kacamata hitam.
"Loh bu, Nara belum bangun?" tanya Daniel akhirnya setelah mencoba melihat seisi dapur tapi tak menemukan Nara.
"Belum, tumben sih. Coba kamu lihat ke kamarnya. Ibu gak enak juga mau bangunin soalnya kayak kelihatan lelap banget tidurnya" jawab ibu, tidak memperhatikan Daniel.
"Kak Nara juga daritadi belum keluar kamar bang" sahut Abim yang masih asik memotong bawang dan mengenakan kacamara hitam di matanya. Entah maksudnya apa.
"Eh bocah lu ngapain pake kacamata hitam, pea" sambar Daniel tanpa memperhatikan jawaban Abim sebelumnya.
"Ya ini trik gue bang. Motong bawang supaya zat dan aroma bawang ini gak menganggu mata gue yang indah ini. Ini buat menghindari mata gue mengeluarkan air mata" jawab Abim sok pintar, padahal sih gak nyambung.
"Stress" jawab Daniel lalu pergi untuk menengok Nara di kamarnya."Sayang, bangun yuk?" panggil Daniel sambil menghampiri Nara, sementara yang dihampiri hanya bisa bergerak sedikit dan menjawab lemas, "aku gak enak badan, mas".
Segera Daniel mengecek suhu badan Nara. Nara demam. Pantas saja dia tidur terus sejak tadi.
"Aduh kamu demam nih. Kemaren begadang lagi?" tanya Daniel curiga. Nara dan kebiasaannya begadang benar-benar membuat Daniel khawatir.
"Iya. Kan masih banyak yang perlu diurus" jawab Nara lemas.
"Nara udah aku bilang kan kamu tuh jangan apa-apa ngerjain sendiri. Bilang sama aku. Kan ada aku yang bisa bantuin kamu. Kamu tuh kebiasaan gini deh ya. Sekarang kamu sakit yang khawatir siapa, aku juga Nara" kata Daniel sedikit kesal. Masih saja Nara memaksakan dirinya.
"Kok kamu jadi marahin aku sih, lagi sakit juga. Aku gini kan juga buat kita" Balas Nara lalu memalingkan tubuhnya memunggungi Daniel. Daniel bisa apa kalo tidak menghela napas panjang saja melihat kelakuan calon istrinya ini.
"Yaudah kamu istirahat, nanti aku bawain makan"
"Gak usah" balas Nara ketus lalu memalingkan tubuhnya.Lalu Daniel hanya pergi membersihkan diri dan menyiapkan makan untuk Nara.
"Nara makan dulu" kata Daniel menghampiri Nara yang terbaring di kamarnya. Nara sebenarnya enggan, gengsi lah. Tapi raut Daniel menunjukkan kekhawatiran yang menyebabkan Nara kasian juga akhirnya mengikuti perkataan Daniel.
"Nara, aku gak mau bertengkar sama kamu. Apalagi masalah nikahan kita, tapi sekarang coba liat diri kamu. Kamu kecapekan sampe sakit begini. Ujung-ujungnya yang rugi ya kamu juga sayang. Kerjaan ketunda, kamu sakit. Aku juga khawatir. Ayoklah Nara, kamu mungkin gak mau bikin aku capek, kamu mungkin merasa punya tanggung jawab buat ngurus nikahan ini sendiri, you thought its for the sake of me kan. But its not sayang. Aku gak suka liat kamu sibuk sendiri. Ada aku disini yang bisa bantu kamu, ada ibu, ada ayah, ada mama papa juga. Ada abim, ada tyo juga yang bisa dimintain tolong. Janganlah siksa diri kamu kayak gini Nara. Nikahan ini buat kita, aku sama kamu. Kerjanya, persiapannya juga harus aku sama kamu, jangan kamu sendiri" kata Daniel lalu menghela napasnya sembari mengelus pelan kepala kekasihnya itu. Daniel ingin meluapkan semuanya sekarang. Daniel tidak tega harus melihat Nara sampai jatuh sakit begini karena memikirkan acara yang harusnya dibebankan pada dua orang. Bukan dia sendiri. Daniel tahu Nara keras kepala, Daniel tahu Nara seorang wanita yang independen yang sebisa mungkin untuk tidak merepotkan orang lain. Tapi bukan ini yang Daniel mau, bukan Nara yang sampai sibuk sehingga melupakan kesehatannya sendiri."Udah ya sayang, kita urus ini bareng-bareng. Aku tau kamu mungkin sulit buat ngelepas urusan ini ke oranglain. Tapi kita bisa diskusiin bareng, kita bisa urus bareng. Jangan kamu sendiri. Dan aku bukan oranglain Nara, aku ini calon suami kamu. Kamu gak percaya sama calon suami mu ini??? Kita udah tinggal bareng selama setahun ini kamu masih gak percaya?" sambung Daniel.
Nara yang awalnya hanya diam sesekali menunduk dan mengaduk lemas bubur nya akhirnya menatap Daniel. Melihat mata penuh kekhawatiran dan kesedihan itu.Ada rasa bersalah juga di benak Nara, bagaimanapun juga Nara tidak akan bisa selamanya membenarkan egonya sendiri walaupun selalu berkelit bahwa itu semua untuk kebaikan Daniel juga. Karena pada akhirnya ketika Nara jatuh dan terluka pun orang pertama yang akan khawatir dan sedih adalah Daniel. Dan Nara benci melihat Daniel sedih apalagi hal itu karena dirinya. Nara menghela napas panjang meresapi semua omongan Daniel sebelum dapat membalas perkataan Daniel. Kali ini Nara mengalah, Nara harus mengalah. Daniel benar, Nara egois dan tidak menghargai Daniel. Daniel pasti kecewa, tapi dia menahannya.
"Maafin aku ya sayang. Aku emang salah. Aku pengen semuanya perfect. Tapi aku salah, perfect gak akan terwujud kalo cuma aku aja yang pikirin. Maaf bikin kamu khawatir atau bahkan ragu sama aku. Aku percaya kamu, sangat percaya. Dan itu buat aku gak mau kamu ikutan pusing ngurusin hal ini, kamu ada kerjaan. Kamu butuh lebih fokus ngurusin kerjaan kamu, jadi aku pikir aku bisa bantu kamu dengan gak merepotkan kamu dalam hal persiapan ini. Maafin aku ya" balas Nara. Masih lemas dan merasa bersalah setelah mendengar segala curhatan Daniel.
Daniel yang terdiam menatap dalam mata Nara hanya tersenyum lalu mengelus pelan pipi dan tangan Nara. Mengisyaratkan kalau semuanya baik-baik saja dan semuanya bisa diperbaiki."Ini gak merepotkan sama sekali Nara, aku malah senang untuk ikut terlibat. Hey, lihat aku..." kata Daniel menakup pelan wajah Nara untuk memfokuskan pandangannya ke Daniel sebelum melanjutkan lagi perkataannya.
"Ini pernikahan kita. Aku dan kamu. Jangan pernah bebanin hal kayak gini ke pundak kamu sendiri. This moment is as important for me as it is for you. Percuma nih kamu punya calon suami bahu selebar samudera kalo gak bisa memikul beban ini bareng kamu" akhir Daniel dengan candaan yang memicu tawa kecil di bibir Nara.
"Makasih Daniel" jawab Nara membalas genggaman tangan Daniel erat."Okay sekarang kamu makan, terus istirahat. Kamu mau disuapin apa enggak?"
"Gak usah aku bisa sendiri kok" jawab Nara tersenyum akan tawaran Daniel.
"Ok. Jangan lupa minum obat nih. Kamu udah mandi belum?"
"Belum hehe" jawab Nara pelan sambil menunjukkan tawa garingnya.
"Yaudah mandi ya. Untung cakep, gak mandi pun aku masih suka"
"Yee kamu mah"
"Hehehe kamu kuat gak mandi sendiri? Apa mau aku mandiin?"
Nara sempat kaget tapi langsung dibalasnya dengan bentakan keras dan bersiap melempar bantal ke arah Daniel.
"DANIEL!" bentak Nara sementara Daniel nya sudah cekikikan menjauh sebelum dilempari bantal."Makasih Daniel, makasih atas semua kasih sayang yang udah kamu kasih ke aku selama ini" kata Nara pelan pada dirinya sendiri.
——————
tenang guys,
Daniel masih punya batas suci he he hethanks buat dukungan kalian.
aku berencana buat story baru setelah ini tamat dan aku mau buat sedikit project. buat yang mau tau updates nya apa bisa kepoin twitter aku @cheesysugar yap hehe #shamelesspromotionjangan lupa like dan comment ya!💕
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié • kang daniel
Fanfiction"Daniel lo tuh bego tapi jangan bego bego amat dong," "...gue gak nyangka aja lo bisa setolol dan sebajingan ini..." - a local fanfiction (indonesia) (c) copyrights all reserved. cheesysugarr. 2017